Hasan

Name: Hasan Tetal: Probolinggo, 27 September 1976 Alamat rumah: Desa Sumberkatimoho kec. Krejengan. Kab. Probolinggo Propinsi Ja...

Selengkapnya
Navigasi Web
Di Ujung Penantian Seorang Sahabat

Di Ujung Penantian Seorang Sahabat

Di Ujung Penantian seorang sahabat

Di pagi yang cerah, embun pagi masih berhamburan di dedaunan yang menghijau, tak luput pula padi yang menguning banyak titik embun menepel di daunnya. Di Sepanjang parit pun ditumbuhi pepohonan liar. Rumput-rumput pun merasakan embun pagi yang masih merapat erat. Bagaikan Berlian lagi bertengger di atas rumput yang membisu, tanpa gerak sedikit pun. Kemerincing aliran air parit dari hulu ke hilir dengan beningnya. Di saat itu pula, burung-burung mulai kicauan, saling bersaut-sautan menandakan sebentar lagi akan muncul sang raja cahaya akan menampakkan wajah panas yang bisa menembus seluruh cakrawala alam semesta. Detik-perdetik, menit-permenit mulai beranjak tampak kekunigan keemasan. Burung-burung kuntul berkeloni berterbangan melintasi awan. Sehingga cahaya mentari terhalang. Dengan mengepakkan sayapnya secara serentak. Bagaikan rombongan carnaval sedang membunti barisan seorang raja sedang berburu ke hutan rimba. Pada saat itu pula, tampak wajah sebuah pedukuhan. Dimana pedukuhan itu indah. Dilihat dari jauh. tampak kehijjauan. Penuh keakraban, kesejukkan, keharmonisan, dan asri bahkan bestari. Desa itu, kecil dan mungil. Dikelilingan pepohan segon, pohon jati, pohon teh, cengkeh, dan kopi. Kulihat. Langkah demi langkah kaki menapakkan di desa itu. Perasaan5 dingin, sejuk, Dan nyaman. Menusuk ke kulit sampai tembus melalui pori-pori bajuku. Rasa gemetar. Di ujuk desa. Ku berhenti untuk melepas lelah. Sejenak capek. Ternyata Ada sebuah kubuk. Setelah tiba di situ. Kutolah toleh tak Satupun orang yang tampakkan hidungnya. Eeeee... Tiba-tiba muncul seorang kakek tua dari serambinya. Sambil membuka daun pintunya. Dia menatapku. Tanpa berkedip. Melotot. Akupun sambut dengan senyum ramah. Dia malah senyum balik ke aku. Dia melangkah ke luar pintunya. Dia menjulurkan tangannya kepada ku. Kusambut pula. Dia mengajak Ku masuk ke rumahnya. Kata dia, "Ayo...Nak, mask." Dia amat ramah. Dia mempersilahkan aku duduk. Katanya,"Ayo duduk". Akhirnya, akupun duduk. Di kursinya. Ku santai. Dia tak henti menatapku. Barulah dia memulai percakapan itu. Dia bertanya." sampean siapa? Hendak mau kemana? Apa tujuan saudara ke desa ini? Lima menit berlalu. Muncullah seorang wanita separuh baya. Ternyata istrinya. Dia menyapa bapak itu. Suaminya. Kata IBU, "Bapak siapa dia itu?" Jawab suaminya. "Saya tidak kenal, kelihatannya orang baru. Tapi kelihatannya orang baik. entar kutanyakan. Oh... Pak. sebelum masuk. Suaminya berkata. " Tolong buatkan minuman. Istri menyambutnya. "Baik.sambil membalikkan wajah menuju ke ruang tengah. Sembari pun bergegas membuat minuman. Lima menit kemudian. Muncul lagi wanita. Sambil membawa dua gelas teh dan Lima potong roti. Di atas piring. Dalam batin ku, baik amat keluarga ini. Akhirnya, keduanya menyuruh ku untuk dan memakan rotinya. Lantas. Kuminum seteguk cangkir teh itu. Lanjut, kuambil sepotong rotinya. Tatkala itu, bapak itu lanjut bertanya ke aku. Saudara namanya siapa? Mau kemana, dan mau menemui siapa? Lantas kujawab dengan santun. Namaku Kevin. Saya datang ke desa ini. Untuk menjumpai sahabat saya. Katanya dia tinggal di desa ini. Balik bapak itu tanya Kembali. Siapa nama temanmu. Hans. Nama Lengkapnya adalah Hans Ferdiansyah. Oooo begitu. Aku juga Balik bertanya. Bapak kenal dia. Saut bapak, "kenal." Aku senang mendengarnya. Saudara, kok kenal dia. begini ceritanya bapak. Dulu, saya pernah mondok disebuah pesantren. Ketika itu, aku kenal dia. Dia juga mondok di suatu pesantren. Jadi. Kami berdua mondok di pesantren yang sama. Sehingga, kami saling kenal Dan saling bercanda. Oooo begitu rupanya. Baiklah sebentar lagi. Akan kuantar kamu ke dia. Makasih pak. Usai bincang-bincang. Bapak pamit. Bu. "Saya akan antar Kevin dulu. Aku mau bantu dia. Dia mau pergi ke rumah Hans. Jawab ibu. Iya Pak. Hati-hati dia jalan. Lanjut ibu. Mereka ke luar rumah. Ibu menutup pintunya. Mereka menuju ke rumah. Dalam perjalan bapak Dan Kevin sambil ngomong-ngomong. Kevin tanya ke bapak. Oooo iya, pak. Mulai tadi, saya cukup lama berbincang, namun saya belum kenal nama Bapak. Ucap Kevin. Pinging tau namaku. Iya pak. Baiklah. Nama Bapak Rahman hidayat. Tapi orang-orang memanggilku Rahman saja. Kata Bapak Kepada Kevin. Kevin mengangguk-ngangguk saja. Sambil menoleh ke bapak. Seperempat perjalanan, pas dia tengah-tengah perjalanan. Bapak Rahman bertemu dengan aeorang pria. Malah dia, yang menyapa dulu. Pak Rahman... Pak Rahman... Hendak kemana sampean. Pak Rahman menoleh ke kiri. Lalu menjawabnya. Mau pergi ke rumah Hans. Pria itu mendesah. Akhirnya berhenti di jalan. Kevin tanya ke pak Rahman. Siapa dia Pak? Jawab Bapak. Dia itu bernama Bapak Sulton. Oooo...dia bernama Pak Sulton. Akhirnya, mereka berbicang. Katanya Bapak sulton. Menyampaikan ke Saya Dan Bapak Rahman. tadi Saya melihat. Keluar. Katanya pak Sulton. Oooo... Hans, lagi nak Kevin, bagaimana ini? kata, Pak Rahman. Sambut Kevin, tak apa-apa, saya tunggu Hans, di serambi rumah aja, pak. Ooo begitu, Nak. Baiklah jika begitu. Saya bantu memanggilkan orang-orang yang yang di dalam rumah itu, sambut Kevin, semoga aja ada orangnya di dalam. Pak Rahman, memgucap Salam, Assalamualaikum... Assalamualaikum... Assalamualaikum... Ternyata Ada jawaban Dari dalam rumah teraebut, waalaikusalam... Lalu, keluarlah seorang wanita. Ada APA Bapak, APA ada yg bisa saya Bantu, begini Neng, ini ada temannya Nak Hans, dia teman di pondoknya. Dia mau ketemu Hans, kira-kira Hans ya ada. Maaf Bapak, Mas Hans. Lagi keluar, pergi kemana neng, apa lama pulangnya. Katanga tidak lama, pamit tadi. Baik aku tunggu di sini saja. Tatkala penantian ini berlalu, angin semilir berhembus menyapu wajahku, akhirnya, aku tersireb oleh buayan angin.... lanjut...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post