22/12/2020

#HARIIBU

MUTIARA LAUTAN KASIH

Oleh: Sanria Elmi

Ibu, tidak ada seorang pun yang tidak memiliki ibu. Dia adalah wanita tangguh yang memiliki berjuta kekuatan di balik kelemahannya. Di dalam kitab suci dinyatakan bahwa derajatnya tiga kali dibandingkan ayah. Sungguh satu hal yang tidak bisa dinafikkan, satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri yang kedudukannya tak tergantikan oleh apapun.

Peran ibu yang tidak akan pernah tergantikan, mengandung selama sembilan bulan sepuluh hari bahkan terkadang lebih. Beban yang begitu berat, sakit di atas yang sakit, derita di atas derita. Akan tetapi, dia tidak berkeluh-kesah, tidak pernah minta digantikan untuk membawa beban berat itu karena kasih dan rasa sayang yang dimilikinya terhadap calon buah hati yang akan hadir untuk melengkapi kebahagiaan dalam rumah tangga.

Hari yang dinanti, masa yang ditunggu seiring waktu yang berlalu tanpa pernah memperhitungkan jerih-lelah dan derita yang ditanggungnya. Hari persalinan, hari yang tak pernah membuatnya takut untuh mempertaruhkan jiwa dan raganya. Hanya demi buah hati yang didambakan. Kekuatan dan jihad dalam doa dan harapannya menjadi tameng perjuangan demi melihat benih cinta kasih terlahir ke dunia.

Belum berakhir, selama Sembilan bulan sepuluh hari belumlah cukup. Dia menyusui hingga dua tahun lamanya, tak pernah mempedulikan akan bentuk tubuhnya yang akan berubah, tidak memikirkan keidealannya sebagai seorang wanita karena yang ada dalam pikirannya hanya ingin membesarkan mutiara hidupnya dalam belaian sayang sebening embun, seluas samudera lautan kasih yang tak tergantikan.

Kasihnya ibu yang selalu membawa damai, yang selalu memberikan kesejukan. Kasih yang luas, kasih ibu sepanjang jalan. Tak peduli seberat dan sepahit apapun rintangan dan cobaan dalam membimbing, menjadikan yang terbaik untuk anaknya yang disayang. Sekalipun dia tak pernah mengharapkan balasan atas segala yang dilakukannya.

Di saat rasa galau, merasa lemah, dia selalu ada memberikan rengkuhan kasih dalam belaian sayangnya yang membuat damai dalam pelukannya. Ketika berjauhan, untaian doanya yang mustajab selalu mengalir terhubung langsung dengan Sang Maha Kasih untuk kebahagiaan buah cintanya. Sekalipun bahunya tak sekokoh benteng dan setangguh karang, tetapi ia selalu siap untuk menjadikannya sebagai sandaran pendamai hati.

Ibu, tak kan pernah habis sederatan aksara dalam ribuan diksi menyulam untaian kata untuk mengungkapkan tentangnya. Air matanya adalah doa, nafasnya adalah cinta, kasihnya adalah mutiara yang tak ternilai harganya.

Sungguh, di hari ibu ini kutak mampu menguraikan lebih dalam lagi akan segala yang melekat pada kata ‘ibu’. Aku merasakannya, aku mengalaminya, aku seorang ibu.

Ibu, maafkan anakmu yang terkadang lalai, lupa, khilaf hingga membuat hatimu terluka.

Pintu maaf seorang ibu tidak pernah terkunci, selalu ada kata maaf, sampai dunia ini berakhir.

Ibu yang penuh cinta, engkaulah mutiara lautan kasih. Mutiara yang tak terbilang, harta yang tak ternilai, kasih yang tak pernah kering sekalipun kemarau panjang menghadang.

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2020.