Sanria elmi

Nama yang diberikan oleh ortu Sanria Elmi Tempat tugas sebelumnya:SMP N 3 Lubuk Batu Jaya kab. Indragiri Hulu-Riau Tempat tugas saat ini: SMP Negeri 2 Lubuk B...

Selengkapnya
Navigasi Web
RAHASIA HATI Episode 58
postermywall

RAHASIA HATI Episode 58

04/01/2021

RAHASIA HATI

Episode 58

Oleh: Sanria Elmi

Malam yang selalu cerah meski bintang dan rembulan tidak terlihat di langit kota suci Makkah Al Muromah memberikan saksi kebahagiaan bagi dua insan yang memilih untuk mengungkapkan satu rasa dalam satu cinta karena-Nya. Arfan bersiap melamar gadis pujaan hatinya yang masih menjadi teka-teki siapa sesungguhnya dia. Namun sedikit gambaran sudah diberikan Arfan saat aku memilihkan kado lamarannya tetapi aku tidak berani menebak kebenarannya. Aku turut bahagia atas kebahagiaan teman baruku yang juga berjasa mempertemukanku dengan Mas Warso.

Sepertinya kota suci tidak hanya sebagai kota yang memberikan berjuta ampunan penghapus debu dosa tetapi juga kota suci yang memberikan berjuta arti untuk pertemuan dua hati yang tak pernah disangka dan diduga. Aku dan jamaah rombonganku sebagai keluarga tuan rumah sudah hadir dalam acara lamaran Arfan yang juga dihadiri dari rombongan lain yang sama sekali tidak kukenali.

Malam penuh kejutan, seperti halnya diriku saat Mas Warso melamarku di tempat yang sama ternyata gadis manis, sahabatku juga mengalami hal yang sama. Saat kami berjumpa, dia memelukku dengan haru.

“Ra, maaf ya aku baru tahu kalau kamu sama Mas Warso sudah bertunangan di sini. Aku bahagia mendengarnya Ra, aku jadi iri,” ujar Tiara yang baru sehari berada di kota Makkah.

“Aku juga minta maaf Tiara, aku sama sekali tidak menduga atas kejutan yang telah dirancang Mas Warso.”

“Ra, aku turut bahagia mungkin ini adalah hikmah dari kekecewaan yang sama-sama kita alami dengan orang yang sama. Andainya waktu itu aku menikah dengan Mas Warso tentunya aku sudah menjadi seorang sahabat yang menyakiti hati sahabatku sendiri.”

“Tiara, semua yang terjadi sudah jadi kehendaknya. Apakah saat ini aku sebagai sahabat yang telah merebut kebahagiaan sahabatku?”

“Ra, kamu kok ngomong begitu?”

“Aku minta maaf ya Tiara.”

“Rani, kamu itu sahabatku yang baik. Satu hal yang membuatku heran sama kamu, kenapa kamu selalu tertutup dan penuh rahasia? Masalah hati Ra, kenapa kamu tetap menyimpannya jika memang hatimu berkata bahwa kamu juga cinta dan berharap?”

“Tiara, bukan tertutup, memang semua rasa yang kumiliki pada Mas Warso hanya kusimpan sebagai rahasia hatiku karena saat itu rasa yang kumiliki jatuh di tempat yang salah dan waktu yang tidak tepat.”

“Kenapa?”

“Panjang ceritanya Tiara, kalau kuceritakan saat ini mungkin tidak cukup bagiku untuk menceritakannya.”

“Apa Mas Warso sudah tahu semuanya?”

“Sebagian sudah, kalau dia tidak tahu bagaiman mungkin dia melamarku karena yang diketahuinya saat itu aku sudah menikah.”

“Riber juga ya Ra liku cinta kalian. Tapi Allah memang punya cara terindah menunjukkan kasih-Nya dalam menguji kesungguhan cinta yang hakiki.”

“Kamu bisa saja Tiara, sejak kapan kamu mulai menyukai kata-kata puitis? Bukannya kamu lebih suka dengan kata-kata lugas?”

“Aku juga tidak tahu Ra, semenjak aku tidak jadi berkenalan dengan Mas Warso, aku sedikit lebih mellow. Aku merasa jadi wanita yang tidak laku terlebih lagi saat kudengar Mas Warso lebih memilih teman kantornya sebagai istri.”

“Seperti katamu, semua ada hikmahnya. Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Sama sepertiku.”

“Benar sekali Ra. Aku merasa jauh di bawah kamu Ra. Kamu sudah menemukan separuh hatimu yang telah dicuri, sementara aku masih mengawang. Ya, rencananya memang ada yang mau melamarku setelah dia pulang umroh, tapi aku minta dibatalkan karena aku juga mau melaksanakan umroh.”

“Siapa seseorang itu?” tanyaku penasaran.

“Sampai detik ini, aku tidak pernah berjumpa, padahal sama kamu dan Mas Warso justru kita sering bertemu walau sudah di penghujung.”

“Kamu hadir di sini sama rombongan?”

“Ya Ra, tadi aku diminta untuk hadir dalam acara hajatan teman. Tapi aku tidak tahu hajatan apa?”

“O, ternyata sama sepertiku,” batinku.

“Kamu ngapain ikut ngumpul? Dapat undangan juga?”

“Ya Tiara, aku diundang untuk menyaksikan lamaran teman aku, tapi aku tidak tahu siapa yang akan dilamarnya.”

Pembicaraan kami terhenti karena acara kali ini dibuka ustad Ramadhan dimulai. Aku ikutan nerves dengan acara kejutan yang akan dilakukan Arfan. Aku tidak melihat sahabatku selain Tiara, tetapi tidak ada yang istimewa di antara sekian jamaah, semuanya mengenakan mukena yang sama.

“Siapa yang akan dilamar Arfan?” batinku.

Tiara merangkulku dan menangis saat dia melihat Arfan menyampaikan maksudnya di hadapan jamaah. Arfan belum menyebutkan gadis yang dimaksudnya. Sementara Tiara terlihat benar-benar shock.

“Tiara, ada apa?” tanyaku berbisik.

“Ra, aku nggak nyangka, ternyata dia bakal melamar seseorang padahal dia sudah janji sama aku kalau akan melamarku sepulangnya dari umroh nanti. Apakah karena aku mengulur waktu sehingga dia tersinggung. Aku nggak sanggup melihatnya Ra.” Ujarnya bersimbah air mata.

“Ya Allah, jadi benar kalau ternyata Arfan akan melamar sahabatku Tiara. Tetapi Tiara tidak tahu dan dia shock karena merasa Arfan bakal melamar gadis lain,” batinku.

“Sebuah permintaan dari saya kepada Buk Maharani dan Pak Warsono sebagai perwakilan sahabat sekaligus keluarga untuk dapat membantu saya nanti saat melamar seseorang itu,” ujar Arfan sembari menatapku dengan senyum tanpa mengindahkan Tiara.

“Sungguh luar biasa aktingnya Arfan,” batinku.

“Tiara, kamu bersabar ya. Jika kalian berjodoh meski seribu gadis yang dilamar Arfan dia pasti akan kembali kepadamu,” bujukku mendiamkan Tiara yang masih terluka dan bersimbah air mata.

“Ya Ra, aku akan belajar untuk kuat seperti kamu,” bisiknya.

Aku berdiri lalu duduk di depan berdampingan jamaah wanita dari travel Tiara.

Arfan mendekatiku sembari berbisik, “Ra, kamu apa Warso yang ngasih sambutan?”

“Fan, sebaiknya jangan kami tapi minta sama ustad Ramdhan saja nanti saat seserahan dan pasang cincin baru aku sama Mas Warso yang mendapingi,” balasku berbisik.

“Baiklah, kamu yakinkan Tiara tidak tahu dengan kejutanku ini?” tanyanya masih berbisik.

“Kamu itu sudah bikin sahabat aku shock, kamu nggak lihat gimana ekspresinya menutupi rasa luka dan kecewa?”

“Kan kejutan, aku punya cara tersendiri. Menurutmu aktingku bagus nggak?”

“Ya kamu hebat, cepetan ngomongin siapa yang mau dilamar sebelum sesuatu benar-benar terjadi. Aku nggak jamin Tiara sanggup bertahan menyaksikan kepedihan yang sedang dipikirkannya!”

“Siap ratu cinta!” seloroh Arfan.

“Ada aja kamu, aku itu ratu hayal bukan ratu cinta.”

“Sama saja dua-duanya, aku harus belajar banyak dari romantisme cinta kalian.”

“Udah cepatan, kasihan Tiara tahu.”

Akhirnya pengumuman yang mendebarkan itu disampaikan oleh Ustd Ramdhan.

“Mohon Bu Maharani untuk menjemput gadis yang akan dilamar oleh Pak Arfan!”

“Siapa?” tanyaku ragu pada Arfan.

“Nanya lagi, ya sahabat kamu yang di sini siapa?”

“Tiara,” jawabku.

“Ya, sudah sekarang jemput dia, kamu nggak kasihan sama dia?”

“Ya, kamu sih pakai rahasia segala.”

Aku berdiri menuju tempat jamaah wanita rombongan Tiara. Aku nggak kalah iseng. Seolah-olah aku sedang mencari seseorang itu tapi bukan Tiara. Aku memutar semetara Tiara benar-benar sudah hampir tidak terkendali, dia ingin meninggalkan acara itu karena sudah tidak tahan.

“Tiara, kamu mau ke mana?” tanyaku dari belakangnya.

“Kamu jahat Ra, ternyata kamu tahu siapa yang akan dilamar Bang Arfan,” geramnya.

“Maafkan aku Tiara, sekarang hapus air mata kamu. Masak jagoan teater kampus bisa terkecoh sih?” ujarku.

“Apa maksud kamu Ra?”

“Nih tisyu, aku bantu menghapus sebagian air matamu, tapi sisanya suruh dia ya?” ujarku melirik ke arah Arfan.

“Ra, jangan permainkan aku, aku udah nggak kuat menyaksikan semua ini.”

“Duh! Sahabatku yang cantik, sabar kenapa sih, air mata duka dan ras terluka yang telah mengalir di pipimu akan berganti menjadi air mata bahagia,” ujarku.

Kupeluk Tiara dan membawanya berdiri lalu berjalan ke depan duduk di tempatku semula.

“Maafkan aku ya Tiara, selamat ya. Kamu juga merasakan bahagiamya dilamar di tanah suci yang disaksikan ribuan malaikat dengan doa mustajabnya,” ujarku setelah duduk di depan.

Kutinggalkan Tiara lalu mengambil kado spesial yang sudah disapkan Arfan lalu bersama Mas Warso mendampingi Arfan mendekati Tiara.

“Tiara, apakah kamu menerima lamaranku?” tanya Arfan.

Tiara tidak mampu menatap Arfan.

“Harus dijawab, kalau nggak ntar berganti orang lho,” selorohku memegang pundak Tiara.

“Bang, kamu kenapa buat seperti ini sih?” jawab Tiara.

“Maafkan Abang ya, Abang ingin momen ini tak terlupakan untuk selamanya. Maafkan Abang ya,” ujar Arfan.

“Ya Bang, tapi aku malu. Aku sudah salah paham tadi, aku benar-benara shock mendengarkannya. Selama di Madinah aku nggak pernah ketemu Abang, aku nggak tahu kalau Abang satu travel sama Rani.”

“Abang lihat kamu kok, tapi maafin Abang ya. Apa lamaran Abang diterima?”

Tiara mengangguk dengan rasa haru yang tak terlukiskan.

“Alhamdulillah, Bu Tiara Ristiana sudah menerima lamaran Pak Arfan semoga secepatnya terwujud dalam akad tanpa hambatan yang berarti,” ujar Ustad Ramadhan membacakan catatan dari Arfan.

Untuk pemasangan cincin aku dan Mas Warso sebagai saksi sekaligus memberikan kado buat Tiara dari Arfan. Semua berjalan lancar dan pertemuan diakhir dengan doa dari pihak pimpinan jamaah travel Mandiri.

Tiara memelukku dengan tangis bahagia saat acara telah usai.

“Ra, makasih ya. Aku bahagia banget, tapi aku jadi malu sama kalian. Aku sudah salah menilai,” ujarnya.

“Sama-sama Tiara, aku juga bahagia melihat sahabatku berbahagia.

bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post