Sesal (Hari ke-4)
Sesal
Yanto duduk termenung melihat air sungai kian meninggi. Dari teras rumahnya terlihat pepohonan hanyut ke hilir. Sekarang bersama istri dan tiga anaknya, mereka terjebak di rumah. Jembatan yang menghubungkan daratan dengan delta kecil tempat mereka tinggal telah putus tadi siang. Pepohonan yang yang hanyut menyeret jembatan itu dan merusaknya. Sekarang mereka sekeluarga tidak dapat pergi ke daratan. Perahu miliknya telah hanyut terbawa air sungai yang meluap.
Yanto tidak mengira hujan akan membuat banjir sebesar ini. Timbul penyesalan dihatinya, apa yang telah diperbuatnya selama ini. Yantolah orang yang mendukung dibukanya perkebunan sawit di hulu sungai desa mereka. Karena diberi uang dan dijanjikan sebagai mandor di perkebunan tersebut. Banyak warga desa yang tidak setuju dengan pembukaan lahan.Mereka takut penebangan hutan di hulu akan mengakibatkan banjir. Namun mereka diancam oleh Yanto, berandalan ternama di desa. Berapa warga desa yang berkeberatan didatanginya dan ditakut-takuti olehnya.
Air makin meninggi memasuki teras rumah. Hujan pun belum berhenti. Hari kian gelap malam siap bertandang. Istrinya mulai menyalakan lentera, tampak rasa cemas di wajahnya. Air mulai masuk ke rumah. Yanto mengambil lampu senter dan meminta istri dan anaknya naik ke atap rumah.Setelah mengamankan barang-barang berharga dia menyusul ke atas. Dari atap dia melihat pepohonan hanyut tersapu air sungai menuju rumah mereka.
Pentigraf
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar