Kuliah Umum PembaTIK Level 4 Kebijakan Pendidikan Terkait Guru dan Tenaga Kependidikan
Kuliah Umum Pembatik Level 4 yang ketiga pada hari Selasa, 15 September 2020, pukul : 13.00 – 14.00
Moderator : Dhoni Kusmanhadji (Anchor TVRI)Narasumber Pakar : Dr. Iwan Syahril, Ph. D (Dirjen GTK)Tema : Kebijakan Pendidikan Terkait Guru dan Tenaga Kependidikan
Logo Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang bertuliskan Tut Wuri Handayani, ini adalah bagian slogan/semboyan yang digaungkan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yang lengkapnya adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani yang artinya pendidik itu harus menjadi teladan, membangkitkan semangat atau menjadi motivator, dan memberikan dorongan sehingga muridnya bisa menjadi mandiri, berdaya dan merdeka. Jadi filosofi merdeka belajar telah ada jauh sebelumnya di filosofi pendidikan Ki Hajar ini. Ketika belajar tentang pendidikan Ki Hajar dipengaruhi oleh dua tokoh besar yaitu Friedrich Frobel, pendiri taman kanak-kanak dari Jerman dan Maria Montessori, ahli pendidikan dari Italia, selain itu juga tulisan-tulisannya dipengaruhi oleh Rabindranath Tagore, peraih nobel bidang sastra pertama di luar Eropa dari India. Semuanya mewarnai cara Ki Hajar melihat pendidikan dan ada timbal baliknya yaitu dengan mengunjungi Ki Hajar ke Indonesia tepatnya ke Taman Siswa Yogyakarta. Untuk melakukan perjalanan keliling dunia pada waktu itu bukan hal yang mudah, itu hal yang luar biasa sulit dan lamanya, ini sangat niat sekali yang berarti respek kepada Ki Hajar luar biasa sekali dan Tagore mengunjungi Taman Siswa pada tahun 1927 dan kemudian mendirikan ruangan seni khusus setelah kembali ke India karena terilhami dari apa yang terlihat di Taman Siswa dan Maria Montessori yang memiliki metode dengan filosofi sebuah pendidikan yang merdeka, juga pernah mengunjungi Ki Hajar pada tahun 1942. Suatu apresiasi yang luar biasa mendapat respek sampai mengunjungi Ki Hajar ke Indonesia, sehingga Ki Hajar menjadi tokoh dunia yang reputasinya melebihi reputasi tokoh nasional.
Guru dalam perspektif merdeka belajar :
1. Memandang anak dengan rasa hormat
Berdasarkan Perspektif Ekologis : Nature + Nurture bahwa pendidikan itu hanya bisa menuntun, namun faedahnya bagi hidup tumbuhnya anak sangat besar. Pendidik itu ibarat petani, seorang petani yang menanam padi hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi, dan lain sebagainya. Meskipun pertumbuhan tanaman padi dapat diperbaiki, tetapi ia tidak dapat kodrat iradatnya padi. Misalnya ia tidak akan dapat menjadikan tanaman padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung, Selain itu ia juga tak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti halnya cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya. Tetapi dapat menghasilkan tanaman padi yang lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipelihara. Artinya kalau itu bibit padi maka tumbuhkanlah menjadi padi yang terbaik, kalau itu bibitnya kopi tumbuhkanlah sebagai kopi yang terbaik. Jangan bibit kopi diharapkan untuk menjadi padi. Itulah seni dalam mengajar karena guru akan dihadapkan dengan peserta didik yang unik yang tidak bisa kita pesan sebelumnya seperti yang kita inginkan bibitnya oleh karena itu guru harus terus belajar.
Anak lahir menurut Ki Hajar diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh tapi semua tulisan itu samar. Pendidikan berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala tulisan yang samar dan berisi baik agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan agar jangan menjadi tebal bahkan jika bisa dibuat lebih samar. Penidikan hanya sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Hidup tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya anak-anak. Azaz ke-7 Taman Siswa tentang mendidik sang anak yaitu : “Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba kepada sang anak”. Hamba disini maksudnya benar-benar fokus terhadap siswa.
2. Mendidik secara holistik
Pendidikan holistik : Budi Pekerti (Pikiran + Rasa + Kemauan)Tidak ada pendidikan budi pekerti yang sama sehingga kita dapat membedakan orang yang satu dengan lainnya. Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa. Pendidikan itu harus bisa menajamkan pikiran, menghaluskan perasaan dan menguatkan kemauan. Ketika hal itu dilakukan secara seimbang dari mulai kebersihan budi, cipta, rasa dan raga itu tumbuh kembang secara baik pada akhirnya bidang/ ilmu apapun akan membawa kepada kebijaksanaan. Pendidikan yang baik yang holistik akan menghasilkan manusia-manusia, SDM dan masyarakat yang penuh dengan kebijaksanaan.
3. Mendidik secara relevan/kontekstual
Filosofi Ki Hajar : Kodrat Keadaana. Kodrat Alam (sifat, bentuk), tempat dimana masyarakat itu beradaSifat pokok tiap-tiap kebudayaan adalah universal (perikemanusiaan)Bentuk kebudayaan berbeda-beda sesuai kodrat alamContohnya masyarakat yang tinggal di pegunungan akan berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai karena kondisi alamnyab. Kodrat Zaman (Isi, Irama)Isi kebudayaan timbul karena pengaruh zaman yang ditempati masyarakatIrama kebudayaan adalah cara menggunakan segala unsur kebudayaanContohnya kita sekarang berada di zaman revolusi indistri 4.0 yang tentunya berbeda dengan era di zaman 90-an dengan tahun-tahun sebelumnya bahkan nanti di tahun- tahun mendatang. Oleh karena itu seluruh pendidik, sekolah, sistem pendidikan, dan para pengambil kebijakan harus terus melakukan refleksi apakah sudah sesuai tidak dengan konteks relevansi dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. TIK sangat berperan disini karena zamannya sekarang revolusi industri 4.0 ini percepatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi adalah sebagai pendorong utama jadinya banyak sekali perubahan-perubahan di berbagai sektor di masyarakat.
Pesan dari Presiden Joko Widodo yaitu :
1. Kita akan memberikan prioritas pembangunan kita pada pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Visi dari merdeka belajar itu adalah fokus kepada murid, kita lihat tumbuh kembangnya secara holistik sesuai dengan pesan Ki Hajar dan unit inovasi utama adalah di sekolah selain itu peran pemerintah adalah sebagai pemberdaya dan memberikan otonomi supaya ekosistem pendidikan lebih terbuka dan banyak inovasi yang dihasilkan.
2. Kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi lembaga maupun dalam mengelola pemerintahan. SDM yang kita butuhkan untuk pembangunan nasional dan yang ingin dihasilkan dari sekolah-sekolah adalah yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai berikut :
1. Beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia
2. Mandiri
3. Bernalar kritis
4. Berkebhinekaan global
5. Bergotong royong
6. Kreatif
Pembelajaran yang bisa kita ambil dari Covid-19 adalah :
1. Sikap mental nyaman dengan ketidaknyamanan yaitu mendukung percepatan terwujudnya budaya inovasi
2. Beragam konteks tantangan yang dihadapi memaksa pendidik untuk berpikir ulang pendekatan dalam pembelajaran sehingga mendukung percepatan terwujudnya pembelajaran yang berpusat kepada murid (personalisasi, diferensiasi, teach at the right level)
3. Menurunnya kecemasan terhadap teknologi sehingga perlunya percepatan pembangunan platform pendidikan nasional berbasis teknologi
Penulis : Santi, S.Pd
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa ulasannya bu. Sangat menginspirasi sekali. Salam sukses selalu.
Terima Kasih Bu Nelfia, salam literasi salam sukses juga buat ibu :) :)