Santi Nurmalahayati

Guru Bimbingan Konseling di SMAN 15 Surabaya. Penulis buku berjudul Guru (Harus) Ke Luar Negeri! dan Jejak Emas di Olimpiade Guru Nasional. Pernah terpilih seba...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENAKLUKKAN 700 KATA

Dering telepon dari nomor asing pada awal Juni 2017 membuat saya tersenyum. Sebuah tawaran untuk mengikuti pelatihan literasi di Hotel Utami pada tanggal 11 s.d. 14 Juni 2017 langsung saya “iya” kan tanpa pikir panjang. Meskipun diwajibkan menulis sebuah buku dalam waktu satu bulan. Seminggu sebelumnya, pak Sigit Wibowo, Kepala Bidang Program P4TK Penjas BK sudah menyampaikan informasi tentang kegiatan ini. Saya berminat sekali, karena menulis buku sampai saat ini masih menjadi momok buat saya. Ratusan ide tulisan sudah sering berseliweran di kepala saya, namun eksekusi tak pernah jadi. Berbagai pengalaman yang harus dibagi menjadi “hutang” tulisan yang belum terbayarkan hingga saat ini. Saya meyakini bahwa “pemaksaan” adalah sebuah solusi. Kesempatan ini saya anggap sebuah tantangan, yang saya harap dapat memecah kebuntuan.

Dua hari kemudian, dering telepon kembali mengusik saya. Sebenarnya sangat saya nanti. Sebuah tawaran memfasilitasi penyegaran instruktur nasional BK pada tanggal 6 s.d.12 Juni 2017, juga di Hotel Utami Sidoarjo. Jadwalnya bentrok. Haruskah ditolak? Pusing pala Barbie. Saya bawa dalam doa saja. Semoga ini rejeki saya. Kontak sana kontak sini akhirnya ketemu solusi. Jadwalnya masih bisa kompromi. Tugas fasilitasi akan berakhir sebelum bimtek literasi. Toh, tempatnya sama-sama di Utami. Gak repot wira-wiri. Beres? Belum.

Ditengah jadwal fasilitasi yang padat merayap, undangan bimtek literasi sampai di tangan saya. Lihat daftar peserta. Waw.. hanya ada 50 undangan, 10 diantaranya guru BK SMA dari region Timur Indonesia. Beruntung sekali saya, dari puluhan ribu guru BK, saya termasuk 10 orang yang diundang. Rasanya nano-nano. Baca lagi undangannya, wah..ada prasyarat membuat tulisan 700 kata. Tepok jidat. “Pemaksaan” pertama harus saya hadapi. Kesempatan ini terlalu berharga untuk dilewatkan. Mau tak mau, saya harus memaksa diri untuk mulai menulis. 700 kata mulai menghantui saya. Bisa nggak ya..?

Mulailah cari ide tulisan. Saya harus menjadikannya buku dalam waktu 1 bulan. Artinya, temanya harus saya kuasai, dan memungkinkan pengembangan dari berbagai sumber. Setiap waktu istirahat selama memfasilitasi tak bisa saya nikmati dengan jenak. Kepikiran terus PR membuat tulisan. Dipikir-pikir buang-buang energi saja. Memang tak boleh hanya dipikir, bolehnya dimulai. Akhirnya terpikir membuat buku tentang jalur masuk perguruan tinggi. Biar bisa menjadi pegangan untuk siswa, orangtua, guru, dan masyarakat. Meskipun infonya sudah berseliweran di internet, tapi tetap saja paling banyak ditanyakan. Karena yang banyak ditanyakan itu yang tidak ditemukan di panduan resmi. Pengalaman selama 7 tahun mungkin bisa bermakna buat lebih banyak orang. Alhamdulillah idenya sudah ketemu.

Tulis sedikit-sedikit, ketik, hapus, ketik, cek jumlah kata. Ternyata, satu paragraf bisa sampai 100 kata. Berarti 700 tidak terlalu banyak ya.. tulis lagi, hapus, cek jumlah kata terus. Diajak jalan-jalan, saya tolak karena mau ngerjakan PR. Teman sekamar pada bobok nyenyak, saya buka laptop. Sambil menunggu buka puasa, buka lagi PR nya. Gak selesai-selesai. Finally.. setelah 3 hari, sampai juga 700 kata. Tepat menjelang pembukaan bimtek. Lega.. meskipun masih gak PD dengan hasilnya.

Pembukaan Bimtek Literasi pun dimulai. Eng ing eng.. materi pertama yang disampaikan Kepala PPPPTK Penjas BK Dr. Mansur Fauzi mulai membuat ide saya melanglang buana lagi. Tema Penguatan Pendidikan Karakter, Kompetensi, dan Literasi membuat saya teringat murid-murid saya. Ingin juga menulis kisah perjuangan murid-murid saya. Mereka baru saja jadi juara paduan suara di Italia. Ingin juga menulis tentang aktivitas pengurus OSIS di sekolah saya. Mereka mampu menyelenggarakan event-event yang luar biasa. Padahal mereka masih anak SMA. Sekolah full day yang tugasnya bejibun. Tapi mereka bisa. Bikin acara selevel Event Organizer. Mereka semua sudah mengimplementasikan pendidikan karakter. Mereka memiliki keterampilan-literasi digital, finansial, complex problem solving. Hanya saja mereka mempelajarinya melalui organisasi dan ekstrakurikuler. Keren kan..? Ingin sekali membagikan ini ke dunia. Melalui tulisan tentunya.

Hari kedua bimtek, bertemu fasilitator keren dari Media Guru. Pak Muhammad Ihsan dan Mas Eko Prasetyo memprovokasi semangat menulis saya. Menulis tak lagi se-horor yang saya bayangkan. Karya-karya guru yang sudah jadi semakin menginspirasi. Ide-ide liar semakin menggelitik. Ingin juga menulis pengalaman sebulan teacher training di Korea di tahun 2014. Mumpung memorinya belum kadaluwarsa. Jadi ingin menulis lagi, setelah menaklukkan 700 kata pertama. Sudah tak sabar membuat 700 kata, 7000 kata, bahkan jutaan kata lagi, agar setiap momen terikat menjadi makna.

Penulis adalah peserta Bimtek Literasi P4TK Penjas BK Bogor.

Ruang Fajar, Hotel Utami Sidoarjo, 12 Juni 2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat bu. Pasti bisa

12 Jun
Balas

Terimakasih Pak..

12 Jun
Balas

Semangat mbak @santi nurmalahayati ....

12 Jun
Balas

Terimakasih Mbak Devi..

13 Jun



search

New Post