JALAN PANJANG MENUJU UQ
Hati saya bergemuruh. Mendapati nama saya tercantum disana. Hasil seleksi yang saya tunggu beberapa lama. Prosesnya memang sangat cepat. Kurang dari 10 hari sejak saya pertama kali dihubungi. Tak heran, pengumuman ini menghadirkan banyak spekulasi.
Ketika dihubungi pertama kalinya di tanggal 17 Januari, saya tak menggubrisnya. Selain nomornya tidak saya kenal, saat itu saya sedang bertugas mengawal acara di Surabaya Campus Expo 2019. Keesokan harinya, Okta, teman seperjuangan, mengingatkan saya. Barangkali saya mendapatkan telpon yang sama. Ternyata memang benar. Setelah terhubung, berita baiknya sontak membuat saya tersenyum. Sedikit terhibur, setelah kasus berat yang baru saja saya hadapi.
Saya diminta mengirimkan berkas. Untuk seleksi program 1000 guru ke luar negeri. Untuk guru BK, rencananya akan belajar di Monash University. Ah.. rasanya girang sekali. Australia merupakan negara yang ingin saya tuju untuk melanjutkan studi. Saya harus mengirimkan bukti kemampuan bahasa Inggris, bukti prestasi, bukti pernah menjadi instruktur/narasumber nasional, ijazah terakhir, paspor, dan bukti keaktifan berorganisasi. Alhamdulillah, semuanya sudah tersedia. Rencana mendaftar beasiswa LPDP tahun sebelumnya membuat saya sudah siap dengan berkas-berkas ini. Saya batal mendaftar LPDP karena skor IELTS saya belum mencapai 6,5. Kurangnya hanya sedikit, dan masih bisa saya gunakan untuk mendaftar Australia Award Scholarship yang baru akan dibuka awal Februari 2019.
Saya tak pernah tahu kapan kesempatan akan datang. Yang bisa saya lakukan hanyalah mempersiapkan diri. Setelah meraih medali emas di OGN, kepercayaan diri untuk mengejar impian kembali membuncah. Hadiahnya juga membuat saya leluasa untuk mengikuti tes IELTS dan persiapan bahasa yang tidak murah untuk ukuran kantong saya. Sebelumnya, saya tak berani melangkah sejauh ini.
Saya mengikuti persiapan IELTS di IDP, yang juga konsultan pendidikan Australia. Sambil belajar bahasa, saya dibantu untuk mendaftar di perguruan tinggi di Australia. Saya sudah melakukan riset sejak lama. Australia menjadi pilihan karena berbahasa Inggris, dan menyediakan kemudahan untuk membawa keluarga. Pilihan program studi yang saya inginkan juga saya temukan disini.
Saya ingin sekali mempelajari tentang student wellbeing yang tersedia di University of Melbourne. Fika, sahabat SMA yang telah menyelesaikan masternya disana mengiming-imingi saya. Pengalamannya membawa 2 anak sambil menyelesaikan studi juga turut menginspirasi saya. Tapi, mbak Eva, sahabat di Surabaya mengingatkan saya. Sebaiknya ambil keahlian yang linear dengan studi bimbingan konseling. Sejujurnya, saya tidak terlalu tertarik mengambil keahlian konseling. Saya lebih tertarik untuk menjadi ahli bimbingan dan konseling karier.
Selama 3 tahun terakhir, saya mendapat kesempatan belajar dalam workshop yang diadakan oleh Education New Zealand. Tahun pertama dan ketiga menghadirkan konselor karier dari salah satu perguruan tinggi di New Zealand. Di bulan Mei 2018, saya berkesempatan berbincang dengan salah satunya, Yvone Gaut, konselor karier asal University of Ottago. Pertanyaan saya adalah, dimana dia mengambil gelar master bimbingan dan konseling karier? Ternyata, di University of Southern Queensland, Australia. Di New Zealand, belum ada jenjang master di bidang ini.
Saya pun melanjutkan riset saya. Ternyata, universitas ini tidak menjadi pilihan untuk beasiswa LPDP afirmasi PNS. Pilihan bergeser ke University of Queensland. Ternyata, ada pilihan program master of educational studies dengan kekhususan pada bidang guidance, counselling, and career. Programnya juga by coursework, bukan by research. Nah, ini dia. Ketemu juga yang saya cari. Konsultan pendidikan di IDP, Mbak Lia, mengamini pilihan saya. University of Queensland yang biasa disebut UQ (baca: Yu Kyu) adalah salah satu dari 8 perguruan tinggi terbaik di benua Australia. Masa studi di jurusan ini selama 18 bulan, dengan semester terakhir berupa praktek konseling. Kota Brisbane juga banyak dipilih oleh calon mahasiswa dari Indonesia karena cuacanya yang relatif bersahabat. Di negara bagian Queensland, tidak akan ditemui cuaca ekstrim di musim dingin. Kondisi ini sangat baik jika saya membawa anak-anak. Penyesuaiannya tidak akan terlalu sulit. Sayangnya, disana tak ada salju..😊
IDP juga beberapa kali mengundang saya dalam pertemuan dengan campus representative dari Australia. Saya berkesempatan berbincang santai dengan perwakilan University of New South Wales dan Konjen Australia untuk Surabaya dalam sebuah jamuan makan siang. Kesempatan itu saya manfaatkan untuk membiasakan diri menghadapi native Australian speaker yang logatnya sedikit berbeda. Sebagai modal untuk tes speaking IELTS juga. Jujur saja, saya masih banyak gak pahamnya. Yah, namanya juga belajar.
Berkas pendaftaran saya ke UQ sudah dikirimkan oleh IDP. Sambil menunggu hasil IELTS, saya bisa mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) conditional. Jika hasil IELTS saya mencapai 6,5 baru saya bisa mendapatkan LoA unconditional yang bisa dilampirkan saat pendaftaran LPDP. Sayangnya, karena IELTS saya tak sampai 6,5, nyali saya ciut kembali. Saya harus menunggu untuk mencoba peruntungan lagi di AAS 2019. Agar motivasi senantiasa terjaga, saya mengikuti akun sosial media mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di UQ. Gambaran pohon jacaranda yang berwarna ungu di musim semi menjadi afirmasi diri. Luasnya hamparan rumput dengan bangunan tua di latar belakangnya menjadi bahan penyemangat diri. Kali ini, saya tak boleh lalai melewatkan batas pendaftaran lagi.
Saat menunggu pendaftaran AAS dibuka inilah, kesempatan mengikuti pelatihan di Australia terbuka. Setelah mengirimkan berkas, beberapa waktu kemudian saya dihubungi untuk melakukan tahapan wawancara dalam bahasa Inggris dan menulis esai yang juga berbahasa Inggris.
Prosesnya hanya beberapa jam. Berhubung saya sudah beberapa kali mengisi formulir pengajuan beasiswa, pertanyaan yang harus saya jawab tidaklah terlalu asing. Saya segera menyelesaikannya sebelum pulang ke rumah. Hanya ada 5 orang guru BK SMA dari seluruh Indonesia yang akan terpilih. Selain Okta, saya bahkan tidak tahu siapa saja yang mengikuti seleksi tertutup ini. Bismillah. Kalau sudah rezeki, takkan mungkin tertukar.
Sebuah pesan di WhatsApp dari Mbak Dona, staf P4TK Penjas BK di akhir Januari lalu menjawab kecemasan saya. Surat pengumuman hasil seleksi program pelatihan guru ke Australia. Alhamdulillah, nama saya tercantum di sana. Beberapa nama sudah saya kenal dalam berbagai kegiatan sebelumnya. Ada nama Okta juga didalamnya. Sahabat lama yang juga teman sekamar saat final OGN di Mataram.
Ketika membaca lagi dengan seksama, saya menemukan informasi yang lebih menggembirakan. Ternyata, pelatihan bagi guru BK bukan di Monash University seperti yang disampaikan di awal. Tempat pelatihan bagi guru BK dan Penjas adalah di The University of Queensland! Kampus yang saya impikan untuk melanjutkan studi. Ini yang membuat saya girang bukan kepalang. Bayang-bayang kampus UQ yang sering saya lihat di foto dan video akan segera saya rasakan secara langsung. Rencana pelepasan oleh Presiden RI juga membuat hati ini membuncah.
Segala puji dan syukur kepada Allah, yang menunjukkan jalan untuk meraih impian lewat jalan yang tidak diduga. Saya sungguh beruntung, ketika kesempatan datang, diiringi oleh kesiapan. Meskipun hanya 3 minggu tak akan saya sia-siakan. Pada saat yang sama, aplikasi pendaftaran beasiswa AAS juga harus saya selesaikan. Mudah-mudahan diberikan kelancaran dan kemudahan. Saya percaya, kehendak Allah lah yang menentukan. Hanya ikhtiar dan doa yang bisa saya panjatkan. UQ, i will come to you..
Surabaya, di minggu pagi yang dingin, 030219.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dshsyat
Terimakasih mas Eko..
Barakallah Bu Santi Muda, cantik, cerdas menginspirasi. Bangga mengenal Ibu.. Salam literasi!
Aih.. justru Bu Wiwik idola saya.. terimakasih..
Superb. Sukses sll ibu.
Terimakasih Ibu..
Subhanallah, luar biasa, muda, berbakat, menginspirasi, semoga sukses meraih impian, dan menularkan virus kesuksesan pada teman-teman yang lain, aamiin
Aamiin.. terimakasih Ibu..
Selamat bu Santi, sukses dan sehat selalu Pohon Jacaranda ungu yg menawan
Terimakasih Ibu..
Selamat, Bu Santi. Semoga sukses dan terus menginspirasi. Semoga impian-impian Ibu jadi kenyataan.
Terimakasih Ibu..
Barokallah Bu Santi, selamat menikmati buah kerja keras selama ini, dan sukses selalu
Terimakasih Pak..
Congrats Bunda...luar biasa...barakallah
Terimakasih Ibu..
Mantul... Congrats yaa bu
Terimakasih Ibu..
Slmt bu Santi. Hebat. Top Markotop. Mumpung masih muda teruslah meraih impian. Smg sehat n selamat pulang memvawa ilmu yg siap u dibagikan.
Terimakasih Bunda..
Selamat ya.. Turut senang.. Nunggu oleh oleh fawwaz ae deh biar nular.. Hehe..
Sip..
Mimpi pun jadi nyata, Hebat Bu Santi .. Sukses dan Sehat selalu :)
Aamiin.. terimakasih Bu..
Selamat Bu Santi, jalan menuju impian terbuka lebar. Sampai detik ini saya belum dihubungi oleh P4TK. Mungkin belum rejekinya, saya harus bersabar menunggu saat itu tiba. Rejeki tidak mungkin tertukar atau salah alamat..
Betul sekali mbak, semoga juga ada program untuk seni budaya. Atau sekalian ikut pertukaran guru saja Mbak, karena ada pertukaran budayanya.
Keren jeng... turut senang... semoga tercapai semua yg di cinta dan cita kan
Aamiin..
Great..... cingratulation for you....
Aamiin.. terimakasih
kereeennnn....selamat bun
Terimakasih Ibu..
Semoga saya bisa mengikuti jejak bu Santi. Selamat ya...Jangan lupa oleh-oleh ilmunya buat kami guru BK.
Insya Allah. Aamiin.. terimakasih Bu..
Aq takjub membaca alur tulisan mu sis, berasa banget moment semestakung
Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa jalannya akan seperti ini. Tapi keyakinan akan impian memang mampu menghimpun energi yang begitu besar.