Santi Nurmalahayati

Guru Bimbingan Konseling di SMAN 15 Surabaya. Penulis buku berjudul Guru (Harus) Ke Luar Negeri! dan Jejak Emas di Olimpiade Guru Nasional. Pernah terpilih seba...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGIKUTI SELEKSI PERTUKARAN GURU INDONESIA-KOREA (3)

MENGIKUTI SELEKSI PERTUKARAN GURU INDONESIA-KOREA (3)

Pengumuman Hasil Seleksi

Meskipun proses seleksi yang dilalui hanya 2 hari, namun tidak mudah bagi saya untuk move on dari perasaan tidak nyaman setelah melalui proses seleksi pertukaran guru ini. Entahlah, rasanya seperti dagelan saja. Ketika masih bersama teman-teman, kami masih bisa berbagi ketidaknyamanan ini. Setelah berpisah dari teman-teman, perasaan tidak nyaman ini bermetamorfosis menjadi bad mood dan malas bergerak. Padahal, saya masih punya beberapa tugas yang harus diselesaikan untuk persiapan OGN di Mataram empat hari setelah kembali dari Jakarta. Setiap kali membuka laptop, rasanya tak bersemangat. Tugas membuat program tahunan bukan hal yang mudah bagi saya. Saking frustasinya, saya sampai meminta tolong kepada teman-teman di grup pengurus MGBK. Siapa tahu bisa dapat inspirasi. Sayangnya tidak. Untungnya, rekan saya sesama finalis OGN BK dari Jawa Timur, Bu Erma, yang mendapat bantuan penuh dari keempat anaknya, mengingatkan saya bahwa kesempatan di Final OGN ini harus saya syukuri. Mengingat salah satu peserta dari Kalimantan ada yang tidak bisa bergabung karena rumahnya terkepung banjir, sementara saya memiliki banyak kemudahan fasilitas dan akses. Akhirnya, obat dari rasa kecewa adalah kesibukan. Setelah 3 hari mager, mau tidak mau saya fokus kembali mengerjakan berbagai tugas OGN. Ujian mental dari para dewan juri di seleksi pertukaran guru juga menjadi bekal yang sangat berharga di OGN. Karena sudah mengalami situasi yang tidak nyaman, saya lebih siap menghadapi situasi apapun. Ternyata, aura di OGN sangat positif, yang akhirnya membawa saya keluar sebagai pemenang.

Selepas euforia kemenangan OGN, saya akhirnya menerima pengumuman hasil seleksi pertukaran guru pada tanggal 15 Mei 2018. Tiga minggu setelah proses seleksi berakhir. Hasilnya, dari 10 peserta yang terpilih, hanya 1 yang berasal dari Surabaya. Tentu saja bukan saya, hehehe. Dari 7 kota, masing-masing diwakili 1 hingga 2 orang. Jadi, peserta seleksi dari Yogyakarta, Bekasi, dan Banyuwangi yang hanya 1 orang mewakili daerahnya otomatis langsung terpilih. Proses seleksi kemarin mungkin hanya untuk mengonfirmasi saja. Pak Riski, guru SDN Sidotopo 1 Surabaya adalah yang terhebat, karena berhasil menyisihkan pesaing terbanyak, yakni 15 orang peserta seleksi asal Surabaya. Kalau menurut saya, penampilan teman-teman Surabaya saat seleksi kemarin banyak sekali yang bagus. Sepertinya dewan juri tidak main-main ketika mengatakan bahwa nama yang sudah dipanggil namun tidak ada di ruangan akan dicoret dari daftar. Namun, sejak awal kami sudah diingatkan bahwa garis tangan juga lah yang menentukan. Rencana Allah pasti lebih baik. Pengambil keputusan pasti memiliki pertimbangan tertentu untuk menentukan siapa yang terpilih. Bagi ibu-ibu yang masih memiliki anak kecil, meninggalkan keluarga selama 3 bulan mungkin dianggap hal yang memberatkan. Tiba-tiba saya jadi teringat perasaan bersalah dan menyesal ketika harus meninggalkan si kecil yang saat itu belum genap berusia 6 bulan untuk mengikuti pelatihan selama 1 bulan. Apalagi saya harus menghentikan ASI Eksklusif di tengah jalan, dan ketika pulang pelatihan, si kecil sudah tidak mau lagi mengonsumsi ASI. Perasaan bersalah ini mengendap selama bertahun-tahun. Jadi, keputusan ini pun harus saya syukuri. Saya yakin Allah punya rencana yang lebih baik untuk saya. Kalau tahun depan ada kesempatan mengikuti seleksi seperti ini lagi, saya tetap ingin mencoba peruntungan lagi. Kalaupun tidak terpilih, setidaknya sudah difasilitasi untuk pulang kampung gratis. Hehehe..

Peserta yang terpilih dari DKI Jakarta, Bogor, dan Tangsel masing-masing diwakili 2 orang. Dari 10 orang yang terpilih, 4 orang mewakili jenjang SD, dan masing-masing 2 orang mewakili jenjang SMP, SMA, dan SMK. Mungkin komposisi ini memang sudah ditentukan sejak awal. Bagaimanapun, selamat untuk teman-teman yang terpilih. Semoga perjalanan ini membawa berkah dan manfaat, tidak hanya bagi guru yang terpilih, namun juga bagi sekolah, bagi pendidikan Indonesia, dan bagi pemahaman antar budaya di dunia.

Eleanor Roosevelt pernah berkata : “The purpose of life is to live it, to taste experience to the utmost, to reach out eagerly and without fear for newer and richer experience”. Tujuan dari kehidupan adalah untuk hidup, untuk merasakan pengalaman sepenuhnya, untuk mencapai dengan penuh semangat, dan tanpa takut untuk pengalaman yang lebih baru dan lebih kaya, kurang lebih demikian artinya. Bagi saya, pengalaman mengikuti seleksi pertukaran guru ini sungguh berharga, karena telah memberi banyak pelajaran dalam hidup. Saya perlu mengapresiasi diri saya karena telah berani mengambil resiko, berani keluar dari zona nyaman, berani menghadapi rasa takut, dan berani menghadapi kegagalan. Dengan amunisi ini, saya siap memulai petualangan baru, perjuangan baru, demi pengalaman baru yang lebih kaya.

Jakarta-Surabaya. April-Mei 2018.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pengalaman yang sungguh luar biasa, semoga tahun depan sukses

17 May
Balas

hebat dan inspiratif

27 Nov
Balas



search

New Post