Santi Nurmalahayati

Guru Bimbingan Konseling di SMAN 15 Surabaya. Penulis buku berjudul Guru (Harus) Ke Luar Negeri! dan Jejak Emas di Olimpiade Guru Nasional. Pernah terpilih seba...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS, RESOLUSI 2021

MENULIS, RESOLUSI 2021

Mumpung masih awal tahun baru, semangat saya masih membuncah. Waktu yang tepat untuk membuat ketetapan hati, pernyataan tertulis, sebuah tekad untuk diwujudkan, yang biasa juga disebut resolusi. Menulis, menjadi salah satu resolusi saya tahun ini. Tak sekedar menulis. Saya ingin konsisten menulis di tahun 2021. Setidaknya, satu tulisan per hari. Saya juga ingin "naik kelas" dalam menulis. Tak sekedar curhat untuk kepuasan diri belaka. Tapi sebuah karya yang terus dicari dan dibaca lagi karena manfaatnya.

Tak terasa, hampir 4 tahun saya mengenal gurusiana. Tempat saya belajar menulis pertama kali. Dua kali kelas sagusabu, kelas editor, ToT Sasisabu, dua kali Temu Guru Penulis, hingga kelas jurnalistik di Mediaguru pernah saya ikuti. Awal tahun 2021, saya lengkapi dengan Creative Writing Class. Tak bosan-bosannya saya membekali diri dengan ilmu tentang menulis. Tapi jujur saja, rasanya karya yang saya hasilkan belum sebanyak teman-teman penulis baru yang begitu konsisten membagikan tulisan di gurusiana.

Masalahnya memang itu. Konsistensi. Keajegan. Istiqomah. Bukan Bu Isti editor Mediaguru lho ya. Begitu banyak ide di kepala. Begitu banyak catatan kecil. Tapi tak tuntas menjadi tulisan. Dalam urusan kepenulisan, bagi saya, tahun 2019-2020 bisa dibilang tak produktif.

Tahun ini, ingin sekali melahirkan buku lagi. Seperti tekad saya ketika belajar menulis di tahun 2017, yakni melahirkan 1 buku per tahun. Untungnya, tahun 2020 ini masih ada 2 buku karya bersama. Melengkapi 2 buku tunggal produksi tahun 2017-2018. Satu memoar bersama peraih Satyalancana Pendidikan jenjang Dikmen tahun 2019. Satu lagi praktik baik program aksi pencegahan narkoba yang dicetak oleh Direktorat GTK Dikmen Kemendikbud. Setidaknya, menerbitkan satu buku per tahun masih bisa direalisasikan.

Sebenarnya, saya tahu sekali penyebab inkonsistensi saya dalam menulis. Bukan kesibukan. Bukan pula tak ada ide. Lebih pada blokade mental. Bagi saya, menulis masih menjadi hal sulit. Untuk sebuah artikel, saya bisa menghabiskan 3-4 jam. Kalau saya fokus menulis, maka akan ada pekerjaan lain yang terbengkalai. Kadangkala, saya juga terjebak virus impurna. Saya ingin tulisan saya terlihat sempurna. Bak anak SD yang ingin terlihat gagah dengan seragam putih abu-abu. Padahal, saya tahu, untuk bisa menulis dengan lebih cepat dan lebih bagus, saya hanya perlu menulis dan membaca lebih banyak lagi.

Dalam urusan tulis menulis ini, saya masih berusaha menghadirkan perasaan yang utuh. Menghadirkan rasa menyenangkan menyobek plastik pembungkus buku. Kegembiraan kala mencium harum kertas baru, dari memandang cover cantik dengan nama saya diatasnya. Kebahagiaan yang membuncah di dada kala mendengar ibu saya menceritakan karya terbaru saya dengan penuh kebanggaan. Rasa yang lahir dari penemuan makna akan alasan saya menulis.

Diawali dengan ambisi, ujar Mas Eko mengutip Lane Green tadi pagi. Agar pikiran dan perasaan saya nantinya mampu menggerakkan tangan dan hati. Untuk tak berhenti menulis. Untuk menciptakan sebuah karya lagi.

Saat ini, saya baru menciptakannya dalam pikiran. Bahwa buku ke-3 dan ke-4 saya akan terbit di tahun 2021. Salah satunya berisi layanan bimbingan dan konseling yang saya lakukan selama pandemi. Hasil belajar tak henti-henti dalam kelas-kelas virtual sepanjang tahun 2020. Selama ini sudah dituangkan dalam slide-slide Power Point. Sebagian juga sudah dibagikan melalui tatap maya.

Kalau sudah pernah dibagikan, untuk apa ditulis? Kalau sudah ada rekam jejak digital yang bisa diakses siapa saja, untuk apa dibukukan lagi? Karena apa?

Karena sensasinya berbeda. Tantangannya tak sama. Buku bisa disentuh. Dipajang. Diwariskan. Bisa menjadi tabungan karya. Dan yang terpenting, akan membawa kontribusi positif bagi yang membacanya. Akan memberi dampak yang menggerakkan, bagi yang sungguh-sungguh mempelajarinya. Akan menjadi kebaikan yang terus mengalir selama masih membawa manfaat. Akan indah sekali bukan?

Nah.. Sekarang waktu yang tepat untuk mewujudkannya. Kesempatan terbaik untuk memulainya. Jadi, kapan lagi?Jangan pakai nanti. Gak pakai tapi. Yuk nulis lagi.

Surabaya, 020121

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ayuk bu, kita saling menyemangati.

02 Jan
Balas

Siap. Terima kasih

03 Jan

Yuk saling menyemangati. Saya pun punya kasus yang hampir sama.

03 Jan
Balas

Oke, yuk nulis lagi. Berkarya lagi.

02 Jan
Balas

Salam Literasi ....

08 Jan
Balas

Mantab ulasannya bu. Salam sukses selalu

02 Jan
Balas

Sama-sama Bu..

03 Jan



search

New Post