Santi Nurmalahayati

Guru Bimbingan Konseling di SMAN 15 Surabaya. Penulis buku berjudul Guru (Harus) Ke Luar Negeri! dan Jejak Emas di Olimpiade Guru Nasional. Pernah terpilih seba...

Selengkapnya
Navigasi Web
MUDAH-MUDAHAN KITA BISA KE LUAR NEGERI BARENG YA..
Bersama Okta di satu sudut kampus The University of Queensland

MUDAH-MUDAHAN KITA BISA KE LUAR NEGERI BARENG YA..

"Jeng, keren banget loe dah pernah ke luar negeri", sahut Okta ketika saya memberinya buku pertama saya yang berjudul Guru (Harus) Ke Luar Negeri!. Buku ini berisi tentang catatan perjalanan saat saya mengikuti sebuah pelatihan guru selama satu bulan di Busan, Korea Selatan.

"Mudah-mudahan habis ini kita bisa keluar negeri bareng ya..", sahutnya lagi sambil membuka-buka buku.

Celoteh ringan Okta langsung meramaikan kamar. Obrolan kami terus mengalir tentang berbagai hal. Kami memang cukup sering bertukar cerita via telpon, meski tak pernah bertemu. Setiap kali ngobrol dengannya, bahasa dan logat khas anak gaul Jakarta akan otomatis keluar dari mulut kami.

Pertemuan di bulan Mei 2018 itu adalah yang pertama bagi kami setelah lulus S-1. Sudah lebih dari sepuluh tahun. Tapi kami sudah saling mengenal dan beraktivitas bersama sejak tahun pertama jadi mahasiswa.

Pertemuan kami tak kebetulan. Dua bulan sebelumnya, Okta membagikan sebuah pengumuman tentang seleksi Olimpiade Guru Nasional. Di tahun 2018, mata pelajaran Bimbingan Konseling menjadi salah satu yang dilombakan. "Teman-teman ikutan ini yuk.. Mudah-mudahan rejeki kita, bisa reuni di Jakarta.." pesannya di grup alumni BK UNJ.

Bagi saya dan Okta yang berdomisili di luar Jakarta, perjalanan dinas ke Jakarta selalu dinantikan. Hitung-hitung, bisa bernostalgia di ibukota. Tempat kami menimba ilmu selama bertahun-tahun. Syukur-syukur kalau bisa sekalian reuni tipis-tipis dengan teman lama. Sayangnya, kami belum pernah dipertemukan dalam kegiatan-kegiatan yang sama. Rayon kami berbeda. Saya biasanya bergabung dengan wilayah Indonesia Timur. Okta di Indonesia Barat.

Qadarullah, saya dan Okta sama-sama lolos sebagai finalis OGN di tingkat nasional. Pertemuan yang kami nanti-nantikan akhirnya terjadi. Tidak di Jakarta, namun di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ia tak banyak berubah dari yang saya ingat. Tetap tinggi dan besar, dengan suara cempreng khasnya. Hanya saja, penampilannya jauh lebih modis. Tak lagi sekedar rok dan kaos panjang kebesaran seperti yang biasa dikenakannya semasa kuliah.

Saya tak terlalu menggubris celotehnya tentang ke luar negeri bareng. Saya Aamiinkan saja, semoga malaikat mencatatnya. Kami sama-sama tahu, bahwa salah satu hadiah bagi peraih medali emas OGN adalah perjalanan ke luar negeri. Kami sama-sama tinggal berjuang selangkah lagi untuk meraihnya. Tapi kami juga menyadari, bahwa tak mungkin ada dua orang peraih medali emas OGN.

Selama 5 hari di Mataram, kami menghabiskan banyak waktu bersama. Kami banyak berdiskusi dan saling mendukung. Okta berperan sangat penting dalam kemenangan saya di OGN. Ya, akhirnya saya yang keluar sebagai peraih medali emas. Meski tak diumumkan, khayalan tentang ke luar negeri sepertinya bisa menjadi kenyataan. Saya tetap berharap dan berdoa, bahwa kami akan dipertemukan lagi dalam sebuah kegiatan. Mudah-mudahan di luar negeri.

Kita tak pernah tahu skenario Allah. Tapi saya percaya, bahwa setiap ucapan yang keluar dari mulut adalah sebuah doa. Setiap harapan yang terlontar di udara akan didukung oleh semesta. Siapa yang menyangka, bahwa celotehan ringan yang tampak seperti khayalan akhirnya menunjukkan titik terang.

Tahun sudah berganti. Sudah masuk Januari. Bulan dimana kami cukup intensif berbincang. Biasanya untuk saling berbagi tips dan informasi tentang Campus Expo dan jalur SNMPTN. Pagi itu, Okta menghubungi saya. "Jeng, loe dah dihubungi Mbak Dona belum?" "Mbak Dona siapa?" "Dari PPPPTK Penjas BK. Kalau gue dihubungi, loe pasti juga dihubungi deh. Untuk seleksi program guru ke luar negeri". Informasi dari Okta saya cerna. Oh, jadi inikah realisasi program guru ke luar negeri yang di awal Januari menjadi isu santer di kalangan guru? "Sepertinya kemarin ada nomor tidak dikenal yang masuk. Tapi gw abaikan karena lagi repot dengan acara Surabaya Campus Expo. Nomornya berapa?" Okta menyebutkan nomor kontak Mbak Dona. Ternyata cocok dengan catatan misscalled di HP saya kemarin. Saya coba hubungi nomornya. Tak lama kemudian, nomor yang sama balik menghubungi saya. Melalui telepon, Mbak Dona melakukan screening awal. "Apakah ibu masih berstatus guru? belum menjadi Kepala Sekolah atau Pengawas? Apakah ibu pernah menjadi instruktur atau narasumber nasional? Apakah ibu punya prestasi minimal di tingkat provinsi? Apakah ibu aktif sebagai pengurus MGBK? Apakah ibu punya bukti kemampuan bahasa Inggris? Apakah ibu sudah S-2?" Selain pertanyaan terakhir, semua saya jawab dengan "YA".

Saya diminta mengirimkan beberapa file melalui whatsapp. Untuk membuktikan berbagai persyaratan yang disebutkan. Kebetulan, saya memang sedang bersiap mendaftar beasiswa LPDP. Hasil IELTS dan TOEFL ITP melengkapi memenuhi persyaratan. Saya dan Okta banyak berkomunikasi tentang berbagai persyaratan dan proses seleksi ini. Tak lama kemudian, saya dihubungi oleh Bu Ara, widyaiswara dari P4TK Penjas BK untuk seleksi wawancara dalam bahasa Inggris. Saya juga diminta menulis essay berbahasa Inggris. Harus dikumpulkan pada hari itu juga.

Selain Okta, saya tidak tahu siapa lagi yang mengikuti seleksi ini. Untuk bertanya atau menyampaikan kepada rekan guru BK yang lain pun rasanya sungkan. Karena informasi yang saya ketahui juga sangat terbatas. Proses seleksi berlangsung begitu cepat. Momennya bersamaan dengan masa tersibuk bagi guru BK kelas XII.

Saya dan Okta sudah beberapa kali mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PPPPTK Penjas BK. Meski di region yang berbeda. Okta cukup terkenal di kalangan widyaiswara. Selain berpengalaman sebagai IN, Ketua MGBK, ia juga peraih nilai UKG tertinggi se-Pulau Sumatera. Darinya, saya belajar banyak tentang pengelolaan komunitas. Jejaringnya juga luas, hasil berguru di Labschool Jakarta selama bertahun-tahun.

Pertemuan kembali dengannya adalah hal yang saya nantikan. Dan lagi-lagi, Allah Maha Baik. Sebuah surat keputusan hasil seleksi menyebutkan nama kami berdua didalamnya. Sebagai perwakilan guru BK yang akan mengikuti short course di Australia. Total 5 orang guru BK SMA, 3 SMK, dan 7 orang guru BK SMP yang terpilih. Kami ber-15 bersama-sama mengikuti program Guidance and Counselling for Teachers di The University of Queensland, Australia, pada tanggal 3-23 Maret 2019.

Saya dan Okta datang bersama-sama ke PPPPTK Penjas BK di Parung. Saya menjemputnya di wilayah Ciputat. Kami sekamar lagi selama Predeparture. Saya bukan orang yang mudah membangun pertemanan. Sedangkan Okta sebaliknya. Karena bersama dengannya, otomatis saya jadi memiliki lebih banyak teman. Hehe, saya memang banyak mengambil keuntungan darinya. Entah, keuntungan apa yang dia dapatkan ketika bersama saya..😅

Masa-masa predeparture di Parung kami lalui bersama. Ngobrol dengan Okta seakan tak pernah ada habisnya. Sebenarnya, kami memiliki selera dan kepribadian yang jauh berbeda. Namun enaknya, kami berdua tak perlu bertopeng karena sudah mengenal satu sama lain sejak remaja. Kami tak selalu cocok, tapi kami saling melengkapi.

Senin, 3 Maret 2019. Setelah perjalalanan panjang dari Parung, berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, transit di Changi Airport Singapura. Akhirnya, kami sama-sama menginjakkan kaki di luar negeri. Kota Brisbane di negara bagian Queensland, Australia, menyimpan catatan dalam sejarah pertemanan kami. "Jeng.. akhirnya kita jadi ke luar negeri bareng.." "Alhamdulillah ya Neng.."

Siapa yang menyangka, khayalan di bulan Mei 2018 terealisasi di bulan Maret 2019. Tak pernah terbayangkan bahwa Presiden RI akan mencetuskan program 1000 Guru Ke Luar Negeri. Dan PPPPTK Penjas BK menjadi salah satu penyelenggaranya. Hasrat menuntut ilmu hingga ke seberang benua akhirnya difasilitasi negara. Kami tak perlu menyisihkan tunjangan, apalagi merogoh kocek dalam-dalam. Yes, Allah memang sesuai prasangka hamba-Nya. Segala hal mungkin di tangan-Nya. Siapa nyana, khayalan dua guru BK SMA yang disatukan dalam kecintaan akan ilmu, dan dihubungkan oleh dedikasi, akhirnya benar-benar terwujud. Sebuah ruang kelas di School of Education, The University of Queensland menjadi saksi perjuangan kami menuntut ilmu. Lantai 37 Apartemen I-Stay Rivercity di Albert Street menjadi ruang diskusi dan menyamakan persepsi. Dua sudut yang akan selalu terekam dalam memori. Dan meninggalkan jejak dalam hati.

Semoga, ilmu yang kami dapatkan selama berguru di The University of Queensland dapat memberikan kontribusi. Tak hanya bagi diri sendiri, namun juga untuk anak didik dan kolega kami. Dan perlahan tapi pasti, dapat berdampak untuk negeri ini.Terimakasih sudah memfasilitasi kami, PPPPTK Penjas BK.

Cempaka Putih, 08032020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ikut bangga membacanya.Salam KenalSalam Literasi

08 Mar
Balas

sama-sama Bu.. terimakasih sudah membacanya..

08 Mar

Semoga aku juga bisa ke luar negeri seperti dirimu ya bu Santi, ha ha ha hahaaaa

08 Mar
Balas

Aamiin.. Pasti Pak Mangatur bisa. Apalagi dari Batam tinggal nyebrang sudah luar negeri

08 Mar

Luar biasa....guru hebat yang didambakan ...cerdas dan inovatif

08 Mar
Balas

Alhamdulillah..jika sudah rezeki dari NYA..tetaplah akan fiterimanya. setelah ikhtiar dan doa..selamat ys bu..menginspirasi..salam hormat..

08 Mar
Balas

Keren,,prestasi anak negri

08 Mar
Balas

Selamat Bu, semoga aku juga bisa. Salut dengan ibu. Salam literasi.

09 Mar
Balas

Senangnya....selamat ibu. Semoga virus baiknya menular

08 Mar
Balas



search

New Post