Terlambat membuat hatiku tersayat
Mentari menyinari pagi hari ini. Rasanya semangatku berhasil melenyapkan seluruh letihku di hari kemarin. Seperti biasa, rutinitasku bangun sebelum azan shubuh berkumandang. Sambil menunggu azan, aku mengambil air wudhu terlebih dahulu lalu melaksanakan Qiyamul lail dan sholat sunnah fajar takkan ku lupa. Tak menunggu lama, azan shubuh pun tiba, ku laksanakan sholat shubuh dengan penuh khidmat.
Tepat pada jam 06.55, aku berangkat ke sekolah tempat belajar dan berbagi ilmu. setelah mengajar, aku pun ingat memiliki tugas presentasi hari ini. Rasa hatiku tenang mendapati makalah kelompok telah selesai ku buat. Segala kebutuhan presentasi hari ini telah ku selesaikan. Lalu, aku pun tak sadar kemarin membuat janji dengan rekan ku, yaitu janji ia akan memeriksa dan mengoreksi makalah yang telah ku buat. Kebetulan beliau adalah guru Bahasa Indonesia. Janji itu pun ditagih olehnya. Rasa dilema pun muncul dalam hati. Namun, aku tak ingin mengecewakan dan berhutang janji padanya.
Padahal jam ini adalah jam dimana kuliah berlangsung. Aku masih menunggu koreksi makalah darinya. Jam menunjukkan pukul 16.47 makalah pun telah selesai dikoreksi. beliau menerangkan mana yang kurang tepat. Baik dari sisi EYD sampai ke teknik pengetikan. Setelah itu, aku bergegas pulang dan berniat mengeprint, fotocopy dan menjilid terlebih dahulu makalah yang telah selesai. Ya Allah, aku tak sadar. Ternyata azan Maghrib berkumandang dan makalah belum selesai dijilid. Pikiranku tak karuan. Bagaimana jika aku telat presentasi. Bagaimana nasib teman-temanku. Pasti hasilnya pun mengecewakan. Terburu-buru, sampai emosi ku memuncak. Aku tak tahu siapa yang harus terlebih dahulu disalahkan.
Sesampainya di kampus, ternyata dugaanku benar. Dosen telah masuk beberapa menit yang lalu, presentasi kelompok pun telah dimulai. tak enak hati, aku telah mengecewakan teman-teman sekelompokku. Diriku malu, padahal jika aku tepat waktu, pasti hasilnya tak seburuk itu. ku menyesal dengan apa yang telah ku perbuat. Kritikan dari dosen pun aku terima dengan lapang dada. aku tertampar, aku tersadar, Aku harus belajar tentang menghargai waktu. Karena terlambat, membuat hatiku tersayat. Karena kata terlambat, bisa membuat semuanya menjadi fatal.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pengalaman yang dijadikan pembelajaran agar tak terulang. Sukses selalu dan barakallah fiik
pasti bunda.. in syaa allah bisa mnjadi lebih baik. terimakasih telah berkunjung bunda. Tabarakallah fikum