Gurusiana sebagai sarana menulis terbesar bagi para guru. Dengan adanya gurusiana para gurusianer bisa menulis layaknya di blog pribadi. Dengan berbagai jenis tulisan. Yang bisa dibagikan, disimpan dan di edit ulang. Dan yang paling saya suka adalah adanya tim penilai. Yakni sesama gurisianer yang selalu siap memberi komentar bahkan sebuah tulisan untuk gurusianer lain.

Sejauh ini saya merasakan kehangatan rasa persaudaraan untuk saling menguatkan. Sejak pertama kali masuk ke gurusiana di tahun lalu. Saya merasa nyaman dan diterima disini. Dengan satu niat hati yang saya tulis "Ajari saya menulis. Please".

Admin girusiana segera berkomentar. Yang tentu saja membuat saya merasa sangat diterima. Selang beberapa bulan. Saya berkenalan dengan pak guru Ahmad Syaihu. Setelah sedikit obrolan. Beliaupun menulis satu artikel tentang saya dengan keseharian yang saya tulis dibeberapa tulisan. Dalam bulan itu juga saya berjumpa dengan saudara satu suku yakni ibu Rayhana Rasyid. Beliau keturunan Banjarmasin dan menetap di kota Medan. Tadinya saya berpikir kalau kami seumuran. Ternyata saya keliru beliau sudah punya 3 cucu sedangkan saya punya 3 anak.

Semakin hari saudara di gurusiana kian bertambah berbagai nama bermunculan. Bahkan ada satu saudara gurusianer yang telah berpulang yakni almarhum pak Wiyono (Al fatihah untuk beliau). Baik itu sebagai follower maupun komentator pada setiap tulisan saya.

Dan kemarin kembali saya mendapat apresiasi melalui satu tulisan oleh pak Mulya yang diberi judul "Sarahyudi On Fire". Yang saya baca disela-sela acara lomba fashion show anak yang bertemakan casual benang bintik. Saya hanya mampu menuliskan sadikit komentar dengan mata yang terasa hangat. Sempat terpikir untuk membuat satu tulisan sebagai balasan tapi waktu dan tempat tidak memungkinkan bagi saya penulis awam dengan ide yang belepotan.

Dan hari ini saya berusaha menulis satu tulisan sebagai ungkapan kebahagiaan karena telah mendapat banyak saudara dan ilmu di gurusiana. Walau ilmu itu belum bisa terwujud dalam satu tulisan yang sarat makna. Hanya seatas cita dan cinta.

Untuk pak Mulya khususnya saya mengucapkan terimakasih telah memberi tajuk On Fire pada saya. Tetapi sesungguhnya yang On Fire sebenarnya adalah pak Mulya seperti dituliskan pak Ago dan pak Taufik. Juga semua gurusianer sedang On Fire untuk menjadikan literasi sebagai peradaban negeri.

Terimakasih untuk semua saudara di gurusiana yang tak bisa saya sebut satu persatu. Saya sangat mengharap kritik dan saran agar saya benar-benar bisa menulis artikel yang sarat makna.

Yuk menulis. Menulis. Dan menulis

Salam literasi dari pelosok negeri.

15 10 2018