#TantanganGurusiana ( Hati Ke Lima )

Ternyata disiplin itu nggak mudah ya, harus punya komitmen yang kuat untuk menjalankannya. Seperti tantangan menulis di gurusiana ini. Sebenarnya nggak ada yang mewajibkan harus menulis. Yang mau silahkan, yang tidak juga tak mengapa, tak ada yang menghukum.

Tapi ntah mengapa, aku sangat tertarik mengikuti tantangan ini. Bukan karena untuk menunjukkan siapa diri ini. Karena diri ini memang belum ada apa-apanya. Setiap tulisan yang terangkaipun belum semenarik teman-teman yang sudah terbiasa menulis. Sebagai seorang Feeling, aku menulis dari apa yang kurasakan. Ketika bahagia aku menuliskan kebahagiaanku, dan aku berani ngepost di umum. Tapi, ketika dalam sedih, aku hanya menulis dan mengkonsumsinya sendiri. Aku tak ingin menyebarkan virus negatif pada orang lain.

Bagiku menulis itu, selain menyehatkan jiwa, juga merupakan sedekah. Jadi, menulislah sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Karena setiap nasehat yang ada dalam tulisan kita hakikatnya bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri kita sendiri.

Sudah dua kali aku mengulang kembali ke hari pertama, tapi apakah aku lantas menyerah? Tidak, aku tak boleh menyerah, karena seorang pemenang adalah seorang yang ketika jatuh dia bangkit lagi untuk terus menikmati setiap proses yang ada. Hingga dia dapat menaklukkan dirinya sendiri, dan menyadari bahwa dirinya mampu melewati setiap tantangan yang dilaluinya dengan syukur dan sabar.

Menulislah karena cinta, menulislah karena Allah, maka kebaikan demi kebaikan akan kita rasakan dalam diri ini. Tak ada satu kebaikanpun yang akan luput dari penglihatan Allah. Begitu juga dengan keburukan, untuk itu mari kita sebarkan kebaikan untuk menulis seauatu yang bermanfaat bagi diri dan orang yang membacanya. Selamat menulis teman semua.