“Pa, jangan ganggu Mama ya! Mama mau tidur siang dulu. Biar nanti malam bisa bangun,” aku mengangguk, mengiyakan permintaan istriku. Hampir seminggu ini, aku melihat Lastri jadi lebih rajin bangun malam. Aku bersyukur dengan perubahan Lastri yang sepertinya lebih rajin beribadah. Di hati, aku berharap bisa mengikuti kebiasaan barunya ini.

“Pa, semalam kamu tidurnya pulas sekali, sampai tidak tahu kalau aku sangat bahagia,” kata Lastri. Aku tersenyum dan menyampaikan rasa bahagia yang sama karena memiliki istri yang baik dan salehah. Kukatakan juga jika kebiasaannya bangun malam itu telah membuatnya memiliki hati yang lebih lapang dan selalu merasakan kebahagiaan. Lastri tampak mengerutkan kening dan mengibaskan tangannya seolah menyangkal apa yang kukatakan.

“Ma, ini belanjaan siapa? Banyak sekali. Dari tadi pagi sampai sore begini Papa lihat kurir terus berdatangan ke rumah kita,” tanyaku penuh selidik. Dengan santai, Lastri menjelaskan bahwa semua belanjaan itu miliknya yang ia beli di online shop. Lastri juga mengungkapkan rasa senangnya karena merasa tidak sia-sia bangun malam demi berburu diskon. Aku hanya melongo dibuatnya.

Lebak, 29042021