Sejak rumah sebelah yang berlantai dua dihuni oleh tetangga baru, Gagah lebih bersemangat. Jika biasanya dia hanya melakukan rutinitas yang itu-itu saja, seperti sarapan, makan siang, rebahan, makan malam, dan main-main di dalam atau di teras rumah, kali ini Gagah mendaftarkan akitivitas baru pada daftar rutinitasnya, yaitu berjemur. Tak tanggung-tanggung, tempat berjemurnya adalah di atas atap rumah.

Sambil berjemur, Gagah bisa leluasa memperhatikan Esmeralda yang berada di balkon rumah tetangganya. Ia sangat lincah, menurutnya. Tak ada rasa bosan melihatnya. Apalagi jika tanpa sengaja tatapannya beradu. Jantungnya berdebar melihatnya tersenyum malu. Dan Gagah baru akan turun jika sudah terdengar suara nyaring yang memanggil mengajak sarapan Esmeralda yang disambut dengan lari-lari centil si putih mungil itu. Lama-kelamaan, Esmeralda seperti memberi harapan kepada Gagah yang membuatnya terbuai. Aktivitas di atap rumah pun semakin intens. Tidak lagi hanya berjemur. Mereka tampak lebih sering menghabiskan waktu berdua.

Sampai suatu hari Gagah tampak mengeong manja di paha Rizky, majikannya. Ingin sekali ia bercerita betapa sulitnya menaklukkan Esmeralda. Walaupun setiap hari bertemu, tetapi Esmeralda tak juga menyambut keinginannya. Padahal ia sangat manis. Tapi mengapa ia malah menjelma merpati yang jinak tapi sulit didekati, keluhnya. Memangnya ada jinak-jinak kucing? Gagah terus mengeong. Elusan hangat tangan Rizky tak mampu menghiburnya.

Lebak, 2803021