Saroh Jarmin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KEGIATAN MENGAJI ODOJ SEBAGAI BENTUK PEMBIASAAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH
Ilustrasi: https://aqiyea.wordpress.com/2018/01/30/odoj-in-ma-life/

KEGIATAN MENGAJI ODOJ SEBAGAI BENTUK PEMBIASAAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

A. Latar Belakang

Salah satu Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan dari Merdeka Belajar adalah terwujudnya para pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Tujuan ini tidak serta-merta terwujud begitu saja. Dalam implementasinya, tentu saja membutuhkan proses yang tidak sebentar dan upaya kolaborasi dari banyak pihak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah sebagai lembaga yang menjadi ujung tombaknya adalah dengan menyusun beberapa program pembiasaan yang mengarahkan para murid berperilaku dan beraktivitas sesuai dengan ajaran agamanya. Misalnya, para murid diajak untuk melaksanakan ibadah bersama-sama melalui kegiatan pembiasaan, seperti berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, salat berjamaah, membaca kitab suci, dan sebagainya. Upaya pembiasaan ini tidak hanya sebagai langkah mendidik para murid beribadah sesuai dengan agamanya, tetapi juga sebagai fondasi yang akan membentuk budaya sekolah dalam mewujudkan para murid yang berkarakter.

Kegiatan pembiasaan yang mengarahkan para murid untuk beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia pasti sudah banyak dilakukan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh SMA Negeri 1 Cipanas Kabupaten Lebak, Banten. Berada di daerah yang religius dan dikenal dengan julukan kota santri, para murid SMA Negeri 1 Cipanas sangat kental dengan kebiasaan membaca kitab suci Alquran atau mengaji. Melihat kondisi tersebut, sekolah merancang sebuah budaya positif berupa kegiatan pembiasaan sepuluh menit mengaji sebelum kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan setiap pagi. Setiap hari para murid secara bergiliran membaca ayat-ayat suci Alquran sampai mereka mengkhatamkannya atau menyelesaikannya satu kitab penuh yang terdiri atas 30 juz. Setelah semua kelas khatam, sekolah akan membuat perayaan sebagai ucapan syukur dengan membuat tumpeng yang akan dimakan bersama-sama. Namun, kegiatan tersebut terpaksa dihentikan karena adanya kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi ini. Sebagai gantinya, semua kelas bersepakat untuk melaksanakan program mengaji ODOJ (One Day One Juz) yang dilakukan di rumah masing-masing sebanyak satu juz per hari dan dipantau bersama-sama melalui grup WhatsApp. Selain kelas, para anggota ekstrakurikuler dan para pengurus OSIS pun membuat grup ODOJ sebagai bentuk komitmen bersama untuk membiasakan membaca kitab suci Alquran setiap hari. Apalagi pada masa pandemi seperti sekarang ini yang mengharuskan para murid lebih banyak belajar di rumah. Secara tidak langsung, mereka juga diarahkan untuk pandai dalam manajemen waktu dan dapat menyisihkan sedikit waktu untuk membaca kitab suci.

B. Deskripsi Implementasi Program ODOJ

Kegiatan mengaji ODOJ ini memang bukan hal yang luar biasa. Program ini sudah dijalankan oleh banyak komunitas, terutama mereka yang concern dalam bidang pendidikan agama. Meski demikian, di sekolah-sekolah umum, kegiatan mengaji ODOJ masih jarang dilakukan sebagai program unggulan yang dirancang menjadi kegiatan pembiasaan yang dapat membentuk budaya positif di sekolah. Di SMAN 1 Cipanas, kegiatan mengaji ODOJ ini selaras dengan visi sekolah, yaitu “Religius, Mandiri, dan Berwawasan Lingkungan”. Dengan kegiatan mengaji ODOJ, para murid diharapkan memiliki karakter yang religius.

Dalam implementasinya, kegiatan mengaji ODOJ dilaksanakan oleh setiap murid di bawah pengawasan wali kelas atau pembina ekstrakurikuler. Setiap murid dianjurkan untuk membaca Alquran sebanyak satu juz setiap hari. Mereka akan melaporkan hasil kegiatan tersebut di grup WhatsApp ODOJ masing-masing. Tenggat laporan dalam satu hari, mulai pagi hari sampai malam hari sekira pukul 21.00 WIB. Ada beberapa jenis laporan, yaitu:

1) Jika dapat menyelesaikan satu juz, laporannya dalam bentuk emoji ka’bah atau dengan tulisan khalas (bahasa Arab, artinya sudah atau selesai);

2) Jika tidak dapat menyelesaikan satu juz, laporannya dalam bentuk emoji sepeda, artinya masih menjadi pejuang yang berusaha keras untuk menyelesaikan satu juz;

3) Jika tidak sedang tidak bisa mengaji atau berhalangan khusus murid perempuan, laporannya dalam bentuk emoji pelantang suara atau dengan tulisan tasmi (bahasa Arab, artinya mendengarkan). Laporan ini menganjurkan agar para murid yang sedang berhalangan tetap bisa mengaji dengan mendengarkan orang lain mengaji baik secara langsung maupun melalui media elektronik;

4) Jika tidak ada laporan, admin grup akan secara otomatis memberikan emoji tanda silang pada rekapitulasi laporan; dan

5) Khusus pada malam atau hari Jumat, para murid dan guru dianjurkan membaca surat tambahan, yaitu surat Alkahfi. Bentuk laporannya bisa ditulis dengan khalas dan Alkahfi atau dengan emoji mahkota.

Kegiatan mengaji ODOJ ini tidak hanya dilakukan oleh para murid, tetapi juga oleh para guru. Dalam melakukan laporan, guru punya kewajiban yang sama. Pada malam hari setelah tenggat menyampaikan laporan habis, admin grup akan membuat rekapitulasi laporan. Di situ akan terlihat variasi emoji laporan yang diberikan oleh para murid dan guru. Selanjutnya, guru dan murid bisa saling memberikan motivasi satu sama lain agar terus semangat dalam membaca kitab suci sesuai target.

C. Tolok Ukur Keberhasilan

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan implementasi program ODOJ. Di antaranya sebagai berikut.

1) Para murid dan guru menjadi terbiasa membaca Alquran setiap hari dalam situasi apa pun. Kegiatan mengaji ODOJ ini dilakukan tanpa mengenal hari libur sekolah. Artinya, mengaji ODOJ tidak libur sekalipun sekolah sedang libur.

2) Para murid dan guru secara konsisten menyampaikan laporan di grup WhatsApp setiap hari.

3) Admin grup setiap hari menyusun rekapitulasi laporan.

4) Para murid dan guru saling mengingatkan dan memberikan motivasi untuk terus semangat dalam membaca Alquran.

5) Para murid mampu membuat manajemen waktu dan memiliki jadwal tersendiri untuk membaca Alquran. Ada yang setelah salat subuh, setelah salah duhur, setelah salat asar, setelah salat magrib, atau setelah salat isya. Ada juga yang membagi membaca satu juz dalam beberapa waktu.

6) Para murid menjadi lebih religius dan lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.

7) Para murid terbiasa bersikap jujur, bertanggung jawab, dan saling menyemangati.

D. Evaluasi Kegiatan

Kegiatan mengaji ODOJ dapat terlaksana sesuai rencana. Semua kelas dan ekstrakurikuler masing-masing memiliki grup ODOJ dan semua terpantau oleh wali kelas dan pembinanya. Meskipun demikian, kegiatan mengaji ODOJ juga tidak terlepas dari kendala baik yang dialami murid maupun guru. Beberapa kendala tersebut di antaranya, yaitu (1) murid yang selesai mengaji tetapi tidak bisa laporan karena tidak memiliki kuota internet, sehingga ia mendapat tanda silang pada rekapitulasi laporannya, (2) admin yang tidak sempat membuat rekapitulasi karena kesibukannya atau karena tidak memiliki kuota internet, sehingga ada hari yang terlewatkan untuk dibuat rekapitulasi laporannya, (3) ketidaktelitian admin dalam membuat rekapitulasi sehingga keliru membubuhkan emoji sesuai laporan, dan (4) tidak semua pelapor menyebutkan capaian mengajinya, misalnya ia mengaji sampai juz berapa hari ini. Hal ini menjadi tidak diketahui siapa yang sudah khatam dan siapa yang masih harus lanjut.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut, ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan kegiatan mengaji ODOJ, yaitu sebagai berikut.

1) Ada cara laporan lain selain di grup WhatsApp, misalnya dengan laporan via SMS atau secara langsung kepada admin grup.

2) Lebih banyak lagi murid yang dijadikana admin grup sehingga bisa bergantian dalam membuat rekapitulasi laporan.

3) Admin grup yang akan menyusun rekapitulasi laporan terlebih dahulu mendata para pelapor ODOJ secara manual dan memastikan bahwa emoji yang dibubuhkan sesuai dengan laporan yang disampaikan.

4) Membuat kesepakatan ulang dalam menyampaikan laporan agar tidak hanya dengan emoji, tetapi juga dengan capaian juznya. Hal ini juga untuk mengetahui kapan jadwal perayaan khatam bersama dapat dilaksanakan.

E. Penutup

Sebuah budaya positif lahir dari pembiasaan yang dilakukan bersama-sama secara konsisten. Budaya positif juga harus terbentuk dalam suatu disiplin positif yang bertujuan untuk membekali murid dengan keterampilan sosial dan mendukung pertumbuhan karakter yang baik seperti rasa hormat, kepedulian terhadap orang lain, tanggung jawab, kontribusi, dan kerja sama.

Berdasarkan hal tersebut, kegiatan mengaji ODOJ sangat tepat dijadikan sebagai pembiasaan untuk membentuk budaya positif sekolah karena di dalamnya para murid dituntun untuk menjadi pribadi yang berkarakter dengan sikap religius, jujur, bertanggung jawab, dan mampu bekerja sama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren

05 Jul
Balas

Terima kasih, Bun.

14 Jul

Program keren ini...

05 Jul
Balas

Terima kasih, Pak. Semoga kami selalu konsisten menjalankan program ini.

14 Jul

Informatif dan menarik serta mendalam ulasannya ibu guru. Salam literasi

05 Jul
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi.

14 Jul



search

New Post