Kipas Angin
Udin menerima bonus dari Koh Ahong dengan perasaan riang yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pasalnya bonus itu sangat ditunggu-tunggunya. Selama sebulan terakhir ini, ia rela bekerja lebih lama di toko kelontongan Koh Ahong. Datang lebih pagi, pulang menjelang magrib. Tenaganya ia kerahkan penuh menjadi tukang panggul bagi para pelanggan Koh Ahong. “Terima kasih, Koh,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Koh Ahong mengiyakan dengan logat khasnya. Tak lupa Koh Ahong juga mengucapkan terima kasih dan jika Udin menunjukkan kinerjanya yang semakin giat dan rajin, ia berjanji untuk memberinya bonus lagi bulan depan. Mata Udin bersinar dan dadanya bergemuruh penuh semangat.
Dalam perjalanan pulang, berkali-kali Udin meraba saku celananya untuk memastikan uang bonus dari Koh Ahong masih tersimpan dengan baik di sana. Uang itu akan ia bawa ke toko elektronik. Ia akan membeli kipas angin yang selama ini sangat diidam-idamkan oleh istri dan ketiga anaknya. Ia berharap kipas angin itu akan membuat rumah sempitnya tetap nyaman di tengah cuaca panas yang menderanya.
Sesampainya di rumah, Udin langsung memberikan kipas angin itu kepada Sutinah, istrinya. Namun, sambutan Sutinah sungguh di luar dugaannya. Wajah Sutinah layu. “Tadi sore ada petugas PLN yang mencabut listrik di rumah kita, Kang. Tunggakan kita sudah lima bulan,” ujar Sutinah datar.
Lebak, 12062021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Yaa.. bang Udin lupa bayar listrik ya hehe.. Keren pentigrafnya
Ahh ...kasihan sekali semoga bukan kejadian sebenarnya...Salam sukses bun.
Iya, Bu. Hanya kisah fiksi yang terinspirasi oleh pengalaman tetangga, Bun. Salam sukses kembali.