Pintu rumahnya menghadap ke pintu belakang rumahku. Terasnya dipenuhi aneka bunga warna-warni. Sejuk terasa. Ada sepasang kursi kayu cantik yang menambah asri. Tiap pagi aku selalu melihatnya menyirami bunga-bunga, menyapu, mengepel, dan membersihkan semua bagian teras rumahnya. Aku selalu tersenyum setiap kali melihatnya. Seorang perempuan muda, single parent, cantik, dan mandiri. Dari kepandaiannya memasak dan mempercantik diri ia mendapatkan uang. Pelan tapi pasti, ia pun lebih dikenal sebagai pembuat kue ulang tahun dan semacam make up artist. Aku semakin kagum.

Suatu hari, suamiku yang bekerja di Kalimantan, pulang. Ia pun ternyata mendapatkan libur selama dua minggu. Aku menemaninya penuh, kecuali jika aku sedang pergi ke sekolah untuk menunaikan tugasku. Selama dua minggu semua berjalan tanpa cela. Kami sangat menikmati kebersamaan singkat ini. Kedua anakku pun tampak bahagia bisa menghabiskan banyak waktu dengan ayahnya.

Setelah dua minggu, suamiku kembali ke tempat kerjanya. Ia pun berjanji akan secepatnya pulang lagi jika proyeknya sudah selesai. Aku melepasnya dengan senyum dan doa. Aku pun segera membereskan pakaiannya yang tidak dibawa lagi. Akan segera kucuci. Tiba-tiba dari salah satu saku celananya yang kurogoh, sehelai kertas bukti transfer terjatuh. Rupanya kemarin sore ia baru saja mengirim uang untuk seseorang yang jumlahnya cukup banyak. Tertulis nama perempuan tetanggaku itu sebagai penerimanya. Seketika kakiku lemas.

Lebak, 22042021