Seperti pada umumnya, sebuah seremonial selalu identik dirancang menjadi istimewa. Begitu pun momen ulang tahun. Apalagi jika momen itu juga berhubungan dengan orang yang juga istimewa. Undangan, dekorasi, aneka kue dan minuman, semua disiapkan. Tidak ketinggalan kado-kado yang dibungkus kertas warna-warni dan berbalut pita cantik. Semua dibuat serbaspesial. Berharap momen ini menjadi bagian hidup yang berkesan dan membahagiakan bagi yang berulang tahun.

Tamu-tamu mulai berdatangan. Penampilan mereka rapi dan tampak sangat menghormati momen penting ini. Tidak ada yang bersedih. Semua larut dalam kegembiraan. Alunan suara musik klasik semakin menghangatkan suasana. Sambil menikmati kue-kue, mereka bersenda gurau. Mengobrol sambil sesekali ditingkahi tawa. Tak ada kecanggungan. Semua berbaur dalam keakraban.

Tampak pembawa acara mulai menghidupkan mikrofon dan meminta perhatian semua yang hadir. Satu per satu acara dilalui sesuai komando pembawa acara. Sampai akhirnya tiba pada satu acara mendengarkan harapan dari yang berulang tahun. Pembawa acara mempersilakan seorang perempuan tua berkursi roda dengan kacamata plusnya. Ia tampak menarik napas pendek setelah tangan keriputnya memegang mikrofon. “Tidak banyak harapan ibu di usia tujuh puluh tahun ini. Ibu juga tidak ingin kalian repot membuat acara, menyediakan kue-kue enak, menghias rumah, dan membawakan kado-kado. Ibu hanya ingin kalian, anak-anak dan cucu-cucu ibu, bisa menemani ibu. Tidak melulu sibuk dengan pekerjaan,” katanya dengan airmata berurai.

Lebak, 23022021