Tiga Puluh Satu tahun kutinggalkan kota kelahiranku, Kulon Progo yang terkenal dengan makanan khs " Geblek, Sengek". Kala itu, aku tinggalkan tanah kelahiranku ke Cianjur dengan berbekal SK dan Surat Tugas untuk melaksanakan tugas di SMPN 1 Sukaresmi tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1989.

Perasaanku saat itu anatra suka dan duka karena jauh dengan kedua orang tua yang selama ini membekali aku ilmu yang pada akhirnya menghasilkan secarik kertas yaitu SK CPNS ke tempat yang benar-benar masih segalanya perlu adaptasi dari orang-orang baru, lingkungan baru, dan "Bahasa Sunda" yang baru pula yang membuat aku ingin pulang setiap mendengar dongeng Sunda di Radio.

Bahasa Sunda yang tidak aku bisa pahami antara kata dengan kata lain jadi suatu saat test oleh teman satu sekolah dengan bahasa yang kurang tahu itu benar atau tidak untuk aku utarakan ke orang" dikerjain" Bala-bala haredang, Cai Bodas, Modol-modol., blegug..dan lain sebagainya.. ternyata kata-kata itu salah besar jika harus ngobrol dengan orang menggunakan kata-kata itu. Tepuk Jidat...aku dikerjain. Satu hal lagi yang hal ini tidak bisa aku lupakan kenangannya yaitu lagu sunda yang syairnya" Rambut Panjang nu ngarumbai...." itu diplesetkan sama teman saat itu. Ceritanya ada jam kosong kemudian aku masuk ke kelas tersebut perkenalan dan lain sebagainya, siswa aku suruh conya nyanyi lagu sunda yang ada syairnya "........ panjang nu ngarumbai..." malah semua anak ketawa, sorak-sorak , apa yang salah?? Ternyata setelah beberapa waktu baru tahu itu juga ga baik. 

Pada tahun pertama aku ditempatkan tugas di SMPN 1 Sukaresmi dengan Status CPNS Gol II/b besar gaji Rp. 66.000,-. Biaya hidup, sewa kamar, transport sekolah cukup dan tidak cukup harus cukup. Alhamdulillah penghasilan itu cukup bahkan aku bisa pulang ke Kulon Progo dalam satu Bulan dua kali dengan transport Rp. 8000 bus Triafery jurusan Cianjur-Wonogiri. Kalau diingat saat ini dengan dibanding saat sekarang maka dosa besar aku jika kurang bersyukur. Alahamdulillah... Yaa Robb..Bimbing Hamba, lindungi hamba dan keluarga...

Waktu demi waktu kujalani tugas hingga tepat bulan Februari 1991 Kekawatiran orang tuaku sedikit berkurang karena anak perempuan merantau jauh dengan segala terbatas, komunikasi dengan orang tua dan calon suami hanya surat via pos atau telgram via Telkom. Pada bulan itu saya resmi bersuami dan bersama-sama merantau ke Cianjur. Singkat cerita, suami ikut melamar kesana-sini dan akhirnya bisa diterima di salah satu Sekolah Swasta di Sindanglaka Cianjur.

Keluarga yang kami bangun dengan hidup dalam keserhanaan, sewa kamar pindah dari tempat yang satu ke yang lain pernah kujalani. Sehingga perabotan dapurpun samapi tidak punya. Suatu saat mau makan dengan sambel sepertinya nikmat tapi tidak punya " Coet dan Mutu" akhirnya "ngulek sambelnya pakai apa atuh??" kala itu aku bicara ke suami. " Nganggo watu mengko aku tak ngumbah watu" jawab suami dengan bahasa jawa. Hidup itu adalah ujian ya...Nikmati... Alhamdulillah. 

"Bersambung"