Stay At Home Please . . .
#Tantangan GuruSiana Hari ke 42
Stay at Home Please
Sebuah Pesan sederhana sebenarnya .
Dari para pahlawan garda terdepan penanganan pasien covid-19.
Untuk apa ?
Tentu saja untuk kita dan mereka . Stay at home akan memutus mata rantai jika kita adalah carier/pembawa virus itu. Ketika antibodi kita kuat dan kita hanya ada di rumah , maka virus itu tidak akan memapar ke orang lain . Virus itu akan mati dengan sendirinya dalam tubuh kita . Sebaliknya , jika antibodi kita lemah dan kita masih ada di dalam rumah maka peluang untuk terpapar dari oranglain pun akan berkurang .
Dan lagi , Stay at homenya kita tuh sangat enak dan nyaman . Bisa sambil nonton TV sesuka hati tanpa ada batasan waktu , bisa sambil nyemil , lapar tinggal makan , kebelet pipis tinggal ke toilet . Terdengar Adzan bisa langsung sholat , mau baca qur’an juga bebas , mau baca buku apalagi , mau nulis juga tak ada batasan waktu, bisa bercengkrama dengan keuaraga .
Nah LIhat para medis itu .
“Tiga dokter meninggal dan 32 petugas kesehatan terpapar virus corona karena merawat pasien covid-19 “ ungkap Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M. Faqih saat dihubungi DN Times, Minggu (22/3).
Mereka berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa orang dengan APD ( Alat Pelindung Diri ) seadamya. Bersyukur beberapa ormas dan donator sudah banyak yang bergerak untuk menyumbang ADP . Tapi akah cukup hingga beberapa hari ke depan ?
Para petugas medis yang bekerja dalam beberapa shift . Shift pagi dan siang akan mereka tempuh selama 6 jam sedangkan shif malam bisa lebih panjang yaitu sekitar sebelas jam . Merawat orang yang sudah jelas jelas terpapar covid -19. Ngeri ngeri sedap , tapi mau bagaimana lagi ? mereka tidak akan mungkin mundur kan ? meninggalkan para pasien itu . Mendengar cerita dari seorang perawat di media sosial lengkap dengan gambar gambarnya , bagaimana mereka wajib memakai baju ala astronout lengkap dengan masker dan sarung tangan selama 6 sampai 11 jam bertugas . Rangkap dual oh . Jika mereka lepas baju astronout itu maka baju dalaman mereka sudah basah kuyup . kebayang panasnya kan ? . Belum lagi Mereka harus menahan makan minum dan buang air kecil selama memakai baju tersebut bila perlu memakai pampers . Untuk Sholat saja mereka harus tetap dengan pakaian tempur mereka . Jangan tanya berapa waktu rehat mereka .
Ya Allah .. apakah kita tidak merasakan kesengsaraan mereka ?
Mereka juga punya keluarga yang masih menjadi tanggung jawabnya.
Mereka juga ingin rehat sejenak,bersantai di rumah menemani anak anak mereka belajar.
Jika kita merasa bosan berada dirumah , maka sungguh mereka bahkan sangat menginginkan di rumah jika ada pilihan untuk itu
Maka Cukup dengan stay at home kita bisa meringankan mereka
Gampang kan ?
Apa perlu Indonesia mewujudkan seperti berita hoax yang beredar tentang preisiden Rusia menerjunkan 800 singa dan harimau agar warga tetap di rumah ?
Atau apa perlu kita minta para dukun untuk mengirimkan saja Jaelangkung supaya semua orang yang masih berkeliaan diluar sana terbirit pulang kerumah ?
Duh …
Pamulang, 22 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar