Janji harus ditepati, insyaallah selagi tidak ada halangan rintangan, tepatllah janji karena itu merupakan hutang yang harus dilunasi.

Begitu kejadian kemarin, telah membuat janji dengan istri kakak laki-laki akan pergi menemani kakak berobat. Insyaallah pagi setelah sarapan dan selesai aktivitas pagi

Telfon pun berdering, ternyata sahabat satu madrasah menelfon mengajak untuk pergi baralek esok hari. Perginya sama-sama sesuai dengan janji yang dibuat

Tetapi, harus pilih yang mana? Janji dengan istri kakak lebih dahulu terucap, akan menemani berobat. Sedangkan dengan sahabat satu madrasah janji belum terucap, tetapi mengajak untuk pergi bareng ke tempat pesta pernikahan anak salah seorang ustazah di madrasah.

Jawabannya, minta maaf, terpaksa pergi ke tempat baralek barengnya tidak bisa karena harus menemani istrinya kakak berobat, setelah itu ada lagi rencana akan ke pasar bersama membeli obat nantinya yang diperlukan.

Untuk pergi ke pesta baralek, diusahakan sore selepas ashar, karena kegiatan menemani kakak insyaallah sudah siap

Diinformasikan kepada sahabat untuk berangkatnya sore selepas ashar ke tempat baralek, bagaimana? tetapi, sahabat juga di sore itu punya janji lain dengan anak-anaknya akan pergi ke tempat saudara, heheheaa...terpaksa, berangkatnya tidak sama, sahabat berangkat sendiri dulu, nanti sorenya juga berangkat sendiri...

Bagaimana lagi, kegiatan, aktivitas dan hubungan silaturahmi tetap terjalin dan semua pekerjaan lancar, harus pandai memilah waktu dan membagi mana yang didahulukan. Kalau untuk kepentingan kesehatan, itu hal utama yang harus diutamakan...