Sasrianti, S.S.

Guru di MAN 2 Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat sejak Juli 2004. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekilas Tentang Pantun, Karmina, dan Talibun (120)

Sekilas Tentang Pantun, Karmina, dan Talibun (120)

#Tantangangurusianake-120

Sejak adanya kategori pilihan pantun di blog gurusiana, blog ini mulai dibanjiri oleh pantun. Apalagi sejak adanya tantangan dari CEO nya. CEO mensyaratkan reportase dan menantang menulis pantun bagi peserta webinar MediaGuru Sumatera I untuk mendapatkan sertifikat. Ada yang sudah jago membuat pantun, ada yang katanya masih belajar dan mengatakan tidak bisa. Bukan tidak bisa, namun mungkin lupa karena materi pantun sudah diajarkan waktu di Sekolah Dasar (SD). Tapi semua tetap berusaha memenuhi tantangan. MediaGuru memang sukanya menantang para guru. Dan hebatnya, para guru benar-benar tertantang, hihihi. Pantun adalah salah satu kekayaan bahasa Indonesia. Pantun merupakan cara penyampaian pesan dengan menggunakan untaikan kata yang bersajak atau rima. Pantun akan sangat mengasyikkan kalau langsung ada balasannya atau disebut dengan berbalas pantun.

Nah, bagi yang masih bertanya-tanya tentang pantun, mari kita simak penjelasan berikut yang saya kutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "penuntun". Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah: dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan parikan; dalam bahasa Sunda, pantun disebut paparikan; dan dalam bahasa Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpasa. Lazimnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b ataupun a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tapi sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak memberi nama penggubahnya. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam atau kehidupan (sering mencirikan budaya agraris masyarakat penggubahnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial, pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda masa kini, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.

Secara umum, peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan. Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari filosofi pantun itu sendiri. ”Adat berpantun, pantang melantun” adalah filosofi yang melekat pada pantun. Peribahasa tersebut mengisyaratkan bahwa pantun lekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan semata imajinas. Effensi (2005) mencatat semangat ”hakikat pantun menjadi penuntun" pada pantun. Penjelasan tersebut meneguhkan fungsi pantun sebagai penjaga dan media kebudayaan untuk memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai masyarakat.

Sementara itu, dalam kebudayaan suku Minangkabau, pantun digunakan dalam berbagai acara adat. Misalnya dalam acara manjapuik marapulai (menjemput mempelai pria), batagak gala (upacara penobatan gelar), batagak penghulu (upacara penobatan penghulu), atau dalam pidato upacara adat lainnya.

Pantun memiliki dua pokok struktur utama, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah 2 larik (baris ketika dituliskan) yang berisikan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jantung pantun berada pada dua larik terakhir yang dikenal sebagai isi. Pesan-pesan pada pantun melekat pada dua larik terakhir itu.

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, fungsi sampiran adalah menyiapkan rima dan irama agar pendengar dapat memahami isi pantun dengan mudah. Ini dapat dipahami karena pada dasarnya, pantun merupakan sastra lisan. Pola rima dan irama pada pantun secara eksplisit menegaskan sifat kelisanan pantun pada budaya Melayu dulu.

Air dalam bertambah dalam

Hujan di hulu belum lagi teduh

Hati dendam bertambah dendam

Dendam dahulu belum lagi sembuh

Aturan umum berlaku pada pantun, seperti halnya puisi lama. Misalnya, satu larik pantun terdiri atas 6-12 suku kata. Namun, aturan ini tak selalu berlaku dan bersifat kaku. Pola rima umum yang berlaku pada pantun adalah a-b-a-b dan a-a-a-a. Meski demikian, kerap diketemukan pula pola pantun yang berpola a-a-b-b.

Jenis-Jenis Pantun

Pantun Adat

Pantun adat adalah pantun yang berisi tentang hal-hal berbau adat dan budaya.

Lebat daun bunga tanjung

Berbau harum bunga cempaka

Adat dijaga pusaka dijunjung

Baru terpelihara adat pusaka

Pantun Agama

Pantun agama adalah pantun yang berisi nasihat kehidupan berdasarkan pemahaman agama.

Asam kandis asam gelugur

Ketiga asam si riang-riang

Menangis mayat di pintu kubur

Teringat badan tidak sembahyang

Pantun Budi

Pantun jenis ini memberikan nasihat agar pendengarnya selalu berlaku baik dalam kehidupan.

Ayam jantan si ayam jalak

Jaguh Siantan nama diberi

Rezeki tidak saya tolak

Musuh tidak saya cari

Pantun Jenaka

Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung. Dengan pantun jenaka, diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.

Di mana kuang hendak bertelur

Di atas lata di rongga batu

Di mana tuan hendak tidur

Di atas dada di rongga susu

Pantun Kepahlawanan

Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan.

Adakah perisai bertali rambut

Rambut dipintal akan cemara

Adakah misai tahu takut

Kami pun muda lagi perkasa

Pantun Percintaan

Pantun percintaan berisi ungkapan hati seseorang akan perasannya terhadap orang lain, yaitu orang yang sedang ada dalam hatinya. Sering pula pantun ini berisi candaan terhadap orang yang dimabuk cinta.

Coba-coba menanam mumbang

Moga-moga tumbuh kelapa

Coba-coba bertanam sayang

Moga-moga menjadi cinta

Pantun Peribahasa

Pantun peribahasa menggunakan berbagai pepatah, idiom, maupun peribahasa dalam penyampaian maksudnya. Oleh karena itu, kata-kata yang disampaikan tidak dapat diartikan secara harfiah.

Berakit-rakit ke hulu

Berenang-renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang-senang kemudian

Pantun Perpisahan

Pantun jenis ini mengungkapkan rasa kehilangan si penutur pantun akibat ditinggalkan orang yang disayanginya. Bisa juga pantunnya berisi tentang harapan agar si penutur dan si pendengar bisa bertemu kembali.

Pucuk pauh delima batu

Anak sembilang di tapak tangan

Biar jauh di negeri satu

Hilang di mata di hati jangan

Pantun Teka-teki

Pantun teka-teki, sesuai namanya, memberikam teka-teki bagi si pendengar untuk diselesaikan. Petunjuk yang diberikan dalam pantun teka-teki sering kali terkesan tidak harfiah.

Tugal padi jangan bertangguh

Kunyit kebun siapa galinya

Kalau tuan cerdik sungguh

Langit tergantung mana talinya?

Cara membuat pantun adalah dengan menentukan kalimat atau baris yang menyatakan isi/pesan yaitu 2 baris terakhir. Kemudian baru dicari sampiran yaitu 2 baris di atas dengan memperhatikan persamaan bunyi, sehingga berpola abab atau aaaa. Sampiran tak berkaitan pun dengan isi tidak masaalah karena hanya untuk membuat persamaan bunyi/ sajak/ rima.

Kalau pada umumnya pantun itu kita tahu adanya empat baris. Ternyata ada pantun yang pendek atau pantun kilat dan pantun yang lebih panjang yaitu disebut karmina dan talibun.

Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang"-nya (enam baris atau lebih).

Baris pertama karmina merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak lurus (a-a). Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung

Contoh karmina

Buah mangga buah kedondong

Punya ilmu sebaiknya dibagi dong

(Heheh)

Talibun lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde,

Contoh talibun

Jalan-jalan ke kota Jakarta

Singgah sebentar di tugu monas

Jangan lupa melaksanakan salat di Istiqlal

Mari berdoa agar terhindar dari corona

Yang Membuat resah dan juga cemas

Tetaplah berusaha, berdoa, dan bertawakal

Demikianlah sedikit pengetahuan tentang pantun. Bagi yang mempunyai referensi lain boleh menambahkan. Nah, setelah mengetahui hakikat pantun sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir, mari kita lestarikan kekayaan bahasa kita ini dengan mencoba menulis pantun sesuai jenisnya dan tentunya ada pesan yang terdapat dalam untaikan kata tersebut. Kalau bukan kita siapa lagi?

MediaGuru memang cetar membahana

Pak Mohammad Ihsan nama CEO-nya

Memotivasi guru-guru untuk berkarya

Walau pantun dari tradisi lisan asalnya

sekarang sudah ada media untuk mengabadikannya

Media tersebut adalah tulisan di Gurusina

Selamat berpantun ria para gurusianer.

#Baarakallah

#Menitigurusiana365

Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Pantun

Payakumbuh, 13 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mksh ilmunya bu,sangat bermanfaat. Salam literasi

13:49
Balas

Alhamdulillah Bu. Salam literasi. Baarakallah

18:15

Alhamdulillah pak Blangkon jd banyak tahu.Yang bikin meringis contoh pantun jenaka... Salam kenal dari pak Blangkon

14:18
Balas

Alhamdulillah, salam kenal kembalii Pak. Baarakallah

20:27

Makasih bund ilmunya...insya Allah bermanfaat.. Aamiin

14 May
Balas

Alhamdulillah. Baarakallah.

15 May

Mantap....

13:52
Balas

Terimakasih...

18:15

Luar biasa bun..sungguh sangat tercerahkan teringat lagi kaji lamo..mantap

13:47
Balas

Alhamdulillah, baarakallah. Salam sukeses Bu

18:15

Terima kasoh sharing ilmunya

12:55
Balas

Iya sama2 Bu. Baarakallah.

13:36

Kwren

12:49
Balas

Terima kasih Bu. Baarakallah.

12:51

Wahh, terimskasih ilmunya, bu. Sangat bermanfaat sekali

21:46
Balas

Alhamdulillah. Baarakallah

22:24

Masya Allah, pelajaran tang lengkap tentang pantun. Terimakasih sudah berbagi ilmu. Barokallah

12:54
Balas

Alhamdulillah, salam sehat dan sukses ya Bu. Baarakallah

13:35

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Terimakasih ilmunya buk Sas

14 May
Balas

Iya Buk Yus. Baarakallah. Semoga kita senantiasa sehat dan dalam lindungan-Nya. Salam

15 May

Makasih ilmunya bu Sas, mantap

14:44
Balas

Alahamdulillah, B Nov. Baarakallah...

18:13



search

New Post