Sekilas Tentang Pantun, Karmina, dan Talibun (120)
#Tantangangurusianake-120
Sejak adanya kategori pilihan pantun di blog gurusiana, blog ini mulai dibanjiri oleh pantun. Apalagi sejak adanya tantangan dari CEO nya. CEO mensyaratkan reportase dan menantang menulis pantun bagi peserta webinar MediaGuru Sumatera I untuk mendapatkan sertifikat. Ada yang sudah jago membuat pantun, ada yang katanya masih belajar dan mengatakan tidak bisa. Bukan tidak bisa, namun mungkin lupa karena materi pantun sudah diajarkan waktu di Sekolah Dasar (SD). Tapi semua tetap berusaha memenuhi tantangan. MediaGuru memang sukanya menantang para guru. Dan hebatnya, para guru benar-benar tertantang, hihihi. Pantun adalah salah satu kekayaan bahasa Indonesia. Pantun merupakan cara penyampaian pesan dengan menggunakan untaikan kata yang bersajak atau rima. Pantun akan sangat mengasyikkan kalau langsung ada balasannya atau disebut dengan berbalas pantun.
Nah, bagi yang masih bertanya-tanya tentang pantun, mari kita simak penjelasan berikut yang saya kutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "penuntun". Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah: dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan parikan; dalam bahasa Sunda, pantun disebut paparikan; dan dalam bahasa Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpasa. Lazimnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b ataupun a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tapi sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak memberi nama penggubahnya. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam atau kehidupan (sering mencirikan budaya agraris masyarakat penggubahnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial, pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda masa kini, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.
Secara umum, peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan. Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari filosofi pantun itu sendiri. ”Adat berpantun, pantang melantun” adalah filosofi yang melekat pada pantun. Peribahasa tersebut mengisyaratkan bahwa pantun lekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan semata imajinas. Effensi (2005) mencatat semangat ”hakikat pantun menjadi penuntun" pada pantun. Penjelasan tersebut meneguhkan fungsi pantun sebagai penjaga dan media kebudayaan untuk memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai masyarakat.
Sementara itu, dalam kebudayaan suku Minangkabau, pantun digunakan dalam berbagai acara adat. Misalnya dalam acara manjapuik marapulai (menjemput mempelai pria), batagak gala (upacara penobatan gelar), batagak penghulu (upacara penobatan penghulu), atau dalam pidato upacara adat lainnya.
Pantun memiliki dua pokok struktur utama, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah 2 larik (baris ketika dituliskan) yang berisikan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jantung pantun berada pada dua larik terakhir yang dikenal sebagai isi. Pesan-pesan pada pantun melekat pada dua larik terakhir itu.
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, fungsi sampiran adalah menyiapkan rima dan irama agar pendengar dapat memahami isi pantun dengan mudah. Ini dapat dipahami karena pada dasarnya, pantun merupakan sastra lisan. Pola rima dan irama pada pantun secara eksplisit menegaskan sifat kelisanan pantun pada budaya Melayu dulu.
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Aturan umum berlaku pada pantun, seperti halnya puisi lama. Misalnya, satu larik pantun terdiri atas 6-12 suku kata. Namun, aturan ini tak selalu berlaku dan bersifat kaku. Pola rima umum yang berlaku pada pantun adalah a-b-a-b dan a-a-a-a. Meski demikian, kerap diketemukan pula pola pantun yang berpola a-a-b-b.
Jenis-Jenis Pantun
Pantun Adat
Pantun adat adalah pantun yang berisi tentang hal-hal berbau adat dan budaya.
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Pantun Agama
Pantun agama adalah pantun yang berisi nasihat kehidupan berdasarkan pemahaman agama.
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Pantun Budi
Pantun jenis ini memberikan nasihat agar pendengarnya selalu berlaku baik dalam kehidupan.
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh Siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari
Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung. Dengan pantun jenaka, diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.
Di mana kuang hendak bertelur
Di atas lata di rongga batu
Di mana tuan hendak tidur
Di atas dada di rongga susu
Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan.
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kami pun muda lagi perkasa
Pantun Percintaan
Pantun percintaan berisi ungkapan hati seseorang akan perasannya terhadap orang lain, yaitu orang yang sedang ada dalam hatinya. Sering pula pantun ini berisi candaan terhadap orang yang dimabuk cinta.
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Pantun Peribahasa
Pantun peribahasa menggunakan berbagai pepatah, idiom, maupun peribahasa dalam penyampaian maksudnya. Oleh karena itu, kata-kata yang disampaikan tidak dapat diartikan secara harfiah.
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Pantun Perpisahan
Pantun jenis ini mengungkapkan rasa kehilangan si penutur pantun akibat ditinggalkan orang yang disayanginya. Bisa juga pantunnya berisi tentang harapan agar si penutur dan si pendengar bisa bertemu kembali.
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang di tapak tangan
Biar jauh di negeri satu
Hilang di mata di hati jangan
Pantun Teka-teki
Pantun teka-teki, sesuai namanya, memberikam teka-teki bagi si pendengar untuk diselesaikan. Petunjuk yang diberikan dalam pantun teka-teki sering kali terkesan tidak harfiah.
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya?
Cara membuat pantun adalah dengan menentukan kalimat atau baris yang menyatakan isi/pesan yaitu 2 baris terakhir. Kemudian baru dicari sampiran yaitu 2 baris di atas dengan memperhatikan persamaan bunyi, sehingga berpola abab atau aaaa. Sampiran tak berkaitan pun dengan isi tidak masaalah karena hanya untuk membuat persamaan bunyi/ sajak/ rima.
Kalau pada umumnya pantun itu kita tahu adanya empat baris. Ternyata ada pantun yang pendek atau pantun kilat dan pantun yang lebih panjang yaitu disebut karmina dan talibun.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang"-nya (enam baris atau lebih).
Baris pertama karmina merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak lurus (a-a). Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung
Contoh karmina
Buah mangga buah kedondong
Punya ilmu sebaiknya dibagi dong
(Heheh)
Talibun lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde,
Contoh talibun
Jalan-jalan ke kota Jakarta
Singgah sebentar di tugu monas
Jangan lupa melaksanakan salat di Istiqlal
Mari berdoa agar terhindar dari corona
Yang Membuat resah dan juga cemas
Tetaplah berusaha, berdoa, dan bertawakal
Demikianlah sedikit pengetahuan tentang pantun. Bagi yang mempunyai referensi lain boleh menambahkan. Nah, setelah mengetahui hakikat pantun sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir, mari kita lestarikan kekayaan bahasa kita ini dengan mencoba menulis pantun sesuai jenisnya dan tentunya ada pesan yang terdapat dalam untaikan kata tersebut. Kalau bukan kita siapa lagi?
MediaGuru memang cetar membahana
Pak Mohammad Ihsan nama CEO-nya
Memotivasi guru-guru untuk berkarya
Walau pantun dari tradisi lisan asalnya
sekarang sudah ada media untuk mengabadikannya
Media tersebut adalah tulisan di Gurusina
Selamat berpantun ria para gurusianer.
#Baarakallah
#Menitigurusiana365
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantun
Payakumbuh, 13 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mksh ilmunya bu,sangat bermanfaat. Salam literasi
Alhamdulillah Bu. Salam literasi. Baarakallah
Alhamdulillah pak Blangkon jd banyak tahu.Yang bikin meringis contoh pantun jenaka... Salam kenal dari pak Blangkon
Alhamdulillah, salam kenal kembalii Pak. Baarakallah
Makasih bund ilmunya...insya Allah bermanfaat.. Aamiin
Alhamdulillah. Baarakallah.
Mantap....
Terimakasih...
Luar biasa bun..sungguh sangat tercerahkan teringat lagi kaji lamo..mantap
Alhamdulillah, baarakallah. Salam sukeses Bu
Terima kasoh sharing ilmunya
Iya sama2 Bu. Baarakallah.
Kwren
Terima kasih Bu. Baarakallah.
Wahh, terimskasih ilmunya, bu. Sangat bermanfaat sekali
Alhamdulillah. Baarakallah
Masya Allah, pelajaran tang lengkap tentang pantun. Terimakasih sudah berbagi ilmu. Barokallah
Alhamdulillah, salam sehat dan sukses ya Bu. Baarakallah
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Terimakasih ilmunya buk Sas
Iya Buk Yus. Baarakallah. Semoga kita senantiasa sehat dan dalam lindungan-Nya. Salam
Makasih ilmunya bu Sas, mantap
Alahamdulillah, B Nov. Baarakallah...