Si Kepala Seribu
Ku ingin menumpahkan segala kesal
Ketika luka lamaku kau congkel lagi
Luka yang takkan pernah ku lupakan
Kemunafikan rezim
Ular berkepala seribu
Pancingan itu membuatku terjerat
Hingga melambungkan emosi
Yang tak seharusnya
Diam itu lebih elegan
Biarkan Dia membalas sakitku yang pernah kau toreh dengan caraNya
Namun, luka itu belum sembuh benar
Kau cubit lagi, sontak memar meradang
Membangkitkan kenangan
Saat-saat terpaksa ku kelepaskan tugas di tengah jalan
Sungguh tak nyaman
Dikelilingi kemunafikan
Paling membahayakan itu kau, si kepala seribu
Payakumbuh, 29 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul puisinya bu