Satiah

Sati’ah, putri dari almarhum Bapak Laudji dan Ibu Nasipah. Ia lahir pada tanggal 9 September 1976 di Sidoarjo tepatnya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SAUDARAKU KARTINIKU
Saudaraku, teruslah berjuang buat orangtuamu dengan bekerja keras

SAUDARAKU KARTINIKU

SAUDARAKU KARTINIKU

Guys..dalam mengarungi kehidupan ini banyak lika-liku kehidupan yang harus kita jalani. Pengalaman itu dimulai saat Sofia berangkat dari MAN Sidoarjo. Awalnya Sofia tidak ada niatan untuk melanjutkan studi atau kuliah, tetapi waktu itu ada program PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) Sofia bersama lima sekawan didaftarkan oleh pihak sekolah ke IKIP Negeri Malang. Sofia mengambil jurusan D-2 PGSD sedangkan teman-temannya mengambil jurusan S-1 Akuntansi. setiap pulang kampung Sofia bersama teman-temannya naik bus PATAS jurusan Malang Surabaya, di dalam bus Sofia ditegur salah satu temannya bernama Kusmijan .

Kusmijan : “Untuk apa kamu kuliah di Fakultas Negeri… jika hanya memilih jurusan D-2 saja.. supaya tidak rugi, mending pilih S-1 sekalian”.

Sofia : “Aku mengangguk diam (apakah aku keliru mengambil jurusan D-2 PGSD?)”.

Pada suatu hari Sofia bercerita kepada ibu angkatnya sekaligus guru MAN Sidoarjo tentang kekhawatirannya

Sofia: “Bu, katanya Kusmijan, rugi jika aku masuk Fakultas Negeri, jika hanya mengambil jurusan D-2, mengapa tidak mengambil S-1? Saya masih bingung harus memilih yang mana bu. Bagaimana menurut ibu?

Guru: ”Tenang Nak…ucapan temanmu itu tidak sepenuhnya salah, tapi ada satu hal yang perlu kamu ketahui, bahwa D-2 PGSD yang kamu masuki itu sudah termasuk Ikatan Dinas”.

Sofia: “Apa itu Ikatan Dinas bu?”

Guru: “Ikatan Dinas itu jenis kedinasan yang nantinya kamu bisa diangkat secara langsung menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil)” jadi kamu tidak perlu mengikuti tes seleksi pengangkatan PNS.

Sofia: “Lalu bagaimana caranya, jika saya pingin melanjutkan studi S-1?”

Guru: “Jika nanti kamu sudah diterima menjadi guru atau PNS, kamu bisa melanjutkan S-1 sendiri.”

Sofia: “Terima kasih bu, atas penjelasannya”.

Tiga bulan sudah Sofia menjalani kuliahnya di IKIP Negeri Malang dengan penuh ketekunan, tak lupa setiap ada liburan dia selalu berkunjung ke kampung halamannya di Sidoarjo. Ada hal-hal yang selalu Sofia lakukan saat sampai di Sidoarjo, salah satunya mengajak keponakannya yang masih bersekolah di tingkat SMP dan SMA. Sofia berkumpul dengan kurang lebih 10 orang keponakan yang termasuk keluarga besarnya, mereka saling bertukar pikiran, berpendapat, dan bersenda gurau.

Sofia: “Ris…Apa rencanamu setelah lulus SMA? Mau melanjutkan kemana?”

Riska: “Masih belum tahu Te….Aku belum ada pandangan”.

Sifak: “Kalau aku langsung kerja saja Te…mencari uang buat membantu ibuku”.

Solvi: Seketika menyaut lari dari belakang…”Aku InsyaAllah …kuliah Te…Aku ingin membuat Ummi bangga”

Muis: “Untuk apa si Te kita harus capek-capek kuliah? Langsung kerja saja, langsung dapat uang, gak usah banyak mikir”.

Sofia: “Adek-adekku…sini mendekat…benar katanya Solvi…kita harus kuliah, untuk bekal masa depan dan mengangkat derajat orang tua kita”.

Ana: “Maksudnya bagaimana sih Te?”

Sofia: “Karena posisi kita dari keluarga yang kurang mampu, hidup kita juga pas-pasan, kita harus bisa mengangkat derajat orang tua kita. Jadi, jangan biarkan orang tua kita dipandang rendah oleh orang lain. Kita harus menunjukkan, bahwa kita bisa kuliah, dengan harapan bisa menciptakan pekerjaan sendiri.

Muis: “Tapi kita juga harus bisa memanfaatkan keadaan di sekitar kita Te…di Sidoarjo ini kan banyak perusahaan atau pabrik-pabrik. Jadi, peluang kita untuk diterima kerja besar. Kita hanya tinggal melamar, diterima, kerja, dapat uang deh”.

Sofia: “Ya.. Tante faham, tapi harapan Tante, kalian bisa kuliah sambil kerja, jadi kita tidak hanya menggantungkan diri dari pemberian orang tua kita saja.

Riska: “Loh…kalau kerja …kuliahnya kapan?

Sofia: “Jika kalian kuliah di Universitas Negeri, waktunya dari pk 07.00-15.00, jadi malamnya kalian bisa mencari waktu luang untuk dimanfaatkan dengan hal-hal positif, seperti mengajar privat anak SD dan SMP atau berjualan barang-barang. Dan jika tidak diterima di Universitas Negeri, kalian masih bisa kuliah di Universitas Swasta, yang mana di pagi hari kalian bisa bekerja, dan sore atau malam hari ..kalian kuliah, jadi kerjanya menyesuaikan jam kuliah. Bagaimana?”

Serentak: “Setuju Te… Aku mau melanjutkan kuliah saja”.

Sofia: “Ok, Kalau kita sudah sepakat, setiap hari kalian harus belajar yang tekun! Agar cita-citamu dapat tercapai”

Mereka bersenda gurau sambil mencari pengalaman dari tantenya, yang merupakan satu-satunya orang di keluarga besarnya yang telah menempuh kuliah di luar kota. Sofia menceritakan asal mula dirinya tergerak ingin bersekolah setinggi-tingginya. Saat itu ada tetangga yang meremehkannya, Beliau berkata apakah bisa kamu sekolah di SMA Negeri?

Sofia: “Aku harus membuktikan dan harus bisa masuk SMA negeri. Akhirnya Tante mendaftar di SMEA…tapi tidak diterima, lalu SPK (Sekolah Pendidikan Keperawatan) juga tidak diterima. Akhirnya Tante daftar di MAN Sidoarjo dan Alhamdulillah diterima.

Setelah Tante tamat SMA, ada pula tetangga yang meremehkan Tante, Beliau berkata: Bisakah kamu nanti masuk Fakultas Negeri? Tapi tante selalu memiliki pedoman bahwa Hasil tidak akan menghianati usaha. Jadi, tante ingin berjuang agar bisa kuliah di Universitas Negeri

Sofia: “Bismillah…Tante berusaha dengan belajar dan terus belajar agar bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Akhirnya tante diterima di FIP IKIP Negeri Malang Jurusan D-2 PGSD dengan penuh perjuangan. Selama ini Tante menjalani kehidupan dengan berprinsip pada “Jika ada kemauan, pasti kita bisa”.

Akhirnya dengan bimbingan Sofia, sekarang ini Iwin dan Sifak menempuh kuliah di jurusan Bahasa Inggris, sedangkan Riska dan Nur Khalimah kuliah jurusan matematika, Suwarsono memilih kuliah jurusan Tehnik, Devita Sari memilih jurusan Bisnis, Muiz memilih jurusan Sipil, Solvi memilih jurusan Kebidanan, Sofyan memilih jurusan Psikologi, Anwar mengambil STAN jurusan Bea Cukai (sekarang sudah PNS), Fitri mengambil jurusan komunikasi.

Guys….Waktu berjalan begitu cepat. Tahun 1997, Sofia lulus D-2 PGSD dan Tahun 1999 diangkat menjadi guru di SDN Ketawanggede Kota Malang. Tahun 2002 ada pendaftaran S-1 Beasiswa, Sofia mendaftar dan alhamdulillah diterima dari 200 pendaftar. Sofia diterima di S-1 PGSD Universitas Negeri Malang, kebetulan S-1 yang dibiayai Dinas Pendidikan Kota Malang.

Ternyata keinginan sekolah S-1 bisa terwujud, seperti nasehatnya bu guru tempo hari. Alhasil Sofia lulus S-1 PGSD di tahun 2004. Akhirnya ia menjadi guru yang tekun dan ikhlas. Bahkan sebelum otonomi daerah ditetapkan oleh pemerintah. Sofia pernah berkeinginan untuk pulang kampung atau pindah tugas, tetapi rencana itu dimusyawarakan terlebih dahulu dengan ibu angkatnya yang sekaligus guru MAN Sidoarjo.

Sofia: “Buk, apakah saya harus pindah tugas? Saya ingin kembali ke kampung halaman.”

Guru: “Anakku..Mana ada pegawai Kota kembali ke Kabupaten? bahkan sebaliknya banyak orang dari Kabupaten yang ingin pindah tugas ke Kota. Oleh karena itu…Pesan ibu: “Jalani tugasmu di Kota Malang, karena Kota Malang merupakan Kota Pendidikan yang sudah maju”. Nasib kamu sama seperti Ibuk, ibu berasal dari Kota Malang tetapi mengajar di Kabupaten Sidoarjo dan sebaliknya kamu dari Kabupaten Sidoarjo mengajar di Kota Malang. Dalam kehidupan pasti ada kangen dengan saudara, tapi ada pepatah mengatakan “Jauh dimata dekat dihati” kalau kita jauh, maka harum nama kita dihadapan saudara-saudara kita yang ada hanya kangen dan kangen. dan sebaliknya jika kita hidup berdekatan dengan saudara harus bisa menjaga hati satu sama lain. kadang sering kita temui cek-cok dan kesalafahaman.

Girls, hidup ini adalah pilihan, Sofia memilih hidup di Kota Malang, yang merupakan Kota Pendidikan Internasional, sehingga ketat dalam bersaing, terutama dalam menempuh pendidikan. Kita tidak boleh diam saja, kita harus terus berinovasi, dan harus bijak dalam segala hal.

Pesan saya teruslah menuntut ilmu setinggi bintang. Cita-cita itu bukan tentang seberapa tinggi dan seberapa besar, melainkan seberapa besar keinginan kamu untuk meraihnya, Janganlah ragu memulai hal baru yang belum pernah kamu lakukan dan gapailah mimpimu selagi kamu bisa. Saya ingin menjadi pengaruh pendidikan besar bagi para wanita agar para wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan ke dalam tangannya, seperti yang sudah dilakukan Ibu pendidikan manusia yang pertama (R.A. Kartini)

Satiah, 21 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantul banget tulisannya bu

08 Jun
Balas



search

New Post