Segara murnia

Nama saya Segara Murnia, lahir di Padang Panjang lebih dari setengah abad yang lampau. Sejak tahun 1974, ayah dan bunda memboyong kami sembilan putra putr...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kabar MediaGuru dari Jedah melunasi hutang janji menulisku

Aku tak tahu akankah mediaguru dapat membayar hutang janjiku tuk jadi penulis.Tapi aku akan berusaha untuk mewujudkannya. Dulu, ketika lap top belum sepopuler sekarang ini, bahkan komputer masih merupakan barang yang sangat mahal. Ketika itu aku minta kepada suamiku dibelikan komputer. Aku bilang bahwa aku mau menulis. Aku sudah membayangkan kalau punya komputer, setiap saat aku akan menulis. Dikesenyapan malam aku mengetik. Itu janjiku pada suamiku dulu, jika aku dibelikan komputer. Nyatanya sampai sekarang komputer itu sudah diberikan ke keponakan suamiku karena sudah ada laptop aku belum menjadi penulis. Aku malu dengan janjiku. Alhamdulillah akhirnya aku mengenal mediaguru dari adik bungsuku yang bernama Wiwin Binadibu. Wiwin nama panggilan adikku, dia sebagai guru penjas di Sekolah Indonesia di Jedah. Guru-guru di sana mengikuti pelatihan menulis oleh mediaguru. Bahkan wiwin memperlihatkan buku-buku tulisan teman-temannya dengan judul dan cover yang sangat menarik. Pada saat itu aku merasa bahwa aku tidak mungkin bisa seperti mereka, dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang luar biasa. Setiap ada berita yang ada hubungannya dengan mediaguru selalu sampai dari Jedah. Sampai pada suatu hari wiwin mengirim berita bahwa mediaguru bersama perpustakaan Kemdikbud akan mengadakan diskusi komunitas pencinta buku pada hari Sabtu, 18 Agustus 2018. Suamiku sedikit khawatir melepas aku mengikuti acara ini karena bertepatan dengan pembukaan Asean Games. Alhamdulillah ternyata pagi itu jalanan sepi menuju perpustakaan Kemdikbud, aku sampai tepat jam 07.00. Baru masuk ruangan sudah disediakan sarapan roti serta airnya, alhamdulillah aku habis subuh berangkat dari cibinong bisa langsung sarapan. Sudah banyak peserta berada di ruang pertemuan. Bertemu dengan ibu Yuli dari perpustakaan Kemdikbud yang sebelumnya aku kenal hanya lewat WA. Aku juga bertemu dengan Bapak Mohammad Ihsan, beliau sebagai Pemimpin Umum MediaGuru Indonesia. Pak Ihsan yang sebelumnya foto beliau pernah diperlihatkan oleh wiwin dari Jedah. Sebelum acara dimulai aku sempat ceritakan kepada ibu Yuli dan kepada pak Ihsan bahwa aku tahu informasi mengenai acara pertemuan ini dari Jedah. Aku juga mendekati meja yang tersusun tumpukan beberapa buku serta duduk disana beberapa orang ibu sebagai penulis buku tersebut. Aku beranikan diri untuk berkenalan dengan mereka. Mereka adalah Ibu Yasmi dari Padang, Ibu Wiwik dari Medan dan Ibu Ike. Banyak yang aku tanyakan tentang pengalaman menulis mereka. Tepat jam 08.00 acara dimulai, Ibu Yuli sebagai pembawa acara, lalu dibuka oleh Pak Ihsan, kemudian unruk sesi pertama ditampilkan 3 orang narasumber. Aku kaget sekali, ternyata mereka adalah orang yang tadi sebelum acara dimulai mengobrol denganku yaitu Ibu Ike, Ibu Yasmi dan Bapak Maghfur. Lalu dilanjutkan dengan sesi kedua menampilkan Ibu Susi, Ibu Wiwik dan Bapak Ali. Sungguh luar biasa cerita para narasumber itu, membangkitkan kembali cita-citaku yang telah lama terkubur dimakan usia. Ternyata segala sesuatu dapat dijadikan ide yang menarik untuk ditulis. Aku berharap berumur panjang agar aku bisa lebih banyak menulis. Ibu Ike menulis buku tentang siswanya. Siswa yang dicap nakal justru mestinya didekati, diperhatikan melebihi yang lain. Ibu Yasmi menyampaikan pesan bahwa dalam keadaan yang tidak menguntungkan bisa muncul ide tulisan serta mampu mendorong banyak guru untuk jadi penulis. Bahkan Bapak Maghfur memotivasi sekaligus menggiatkan siswa untuk menulis. Bebas menulis tentang apa saja, yang penting isi tulisan itu positif dan mengandung pendidikan, begitu pesan Pak Ihsan. Ibu Susi bilang bahwa jangan mencari ide, karena ide itu bertebaran, tidak semua tulisan kita memuaskan pembaca tapi kita tetap harus menulis. Tangkaplah Ide itu, tulis apa saja yang kita sukai, pesan Ibu Wiwik. yang sudah punya 12 judul buku yang diterbitkan MediaGuru. Pak Ali menutup diskusi dengan pesan bahwa dalam agama Islam selain membaca kita juga diperintahkan untuk menulis. Pada akhirnya aku berpikir bahwa kegiatan menulis akan mendapat pahala. Banyak yang telah aku baca, aku ketahui, aku alami, aku rasakan, aku pikirkan, aku inginkan, aku sukai, aku benci, aku cintai, aku sayangi, aku.......tapi kalau tidak aku tulis akan sia-sia. Mulai saat ini aku akan menulis, melunasi hutang janji menulisku pada suamiku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Lanjutkan menulis. Sukses ya....

12 Sep
Balas

Bagus. Semangat menulis berikutnya ....

11 Sep
Balas

Alhamdulillah, semoga aku mampu menulis kembali setelah tulisan ini

26 Aug
Balas

Alhamdulillah ya Allah, disaat didada ini masih menggebu-gebu ingin menulis, saya buka kembali gurusiana yg masih menyimpan tulisan saya. Saya sungguh tak menduga, ternyata Pak Mohammad Ihsan mengomentari tulisan saya, juga Bu Nining, dan Pak Taudik. Saya senaaaaang luar biasa. InsyaAllah komentar yg berisi doa ini tidak akan saya abaikan. Saya akan menulis kembali. Berilah hamba kekuatan hati tuk menulis ya Allah. Aamiiin. Terima kasih banyak Pak Ihsan, Bu Nining dan Pak Taufik

17 Mar
Balas

Masyallah saya terharu dan iternspirasi untuk mengikuti jejak ibu segara murnia...semoga yg membaca juga

01 Jul
Balas

Mari terus berbagi, salam gurusiana

21 Oct
Balas



search

New Post