Seir Haidah Hsb

Seir Haidah Hasbuan, M. Pd. K. Lahir 22 Mei 1965 di Pematang Siantar. Mengajar dari tahun 1986 sampai sekarang. Tempat tugas di SDN Cipayung 02 Komplek Perwira ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahtera yang Kandas-43
Sumber gambar dari google

Bahtera yang Kandas-43

Bahtera yang Kandas-43

14 Oktober 2022 @Cerber

#Tagur hari ke-108 menuju 365 tahun ke-2

Bayi Perempuan

Sindi hanya tercenung menyaksikan sikap suaminya yang drastis berumah. Kebaikan Martin terlihat saat berkenalan dan berpacaran kepada Sindi. Bisa-bisanya dia menutupi segala kebohongannya. 

Di benak Sindi, dia tidak perduli akan sikap suaminya. Dia masih memiliki gaji bulanan yang seahagian suaminya tidak tahu. Itulah yang membiayai kebutuhan setiap hari.

Keesokan harinya Ibu Sindi datang betsama kedua anak tirinya. Mereka senang sekali saat bertemu dengan Sindi.

"Ibu kami kangaen sama Ibu," ucap mereka berdua.

Sindi merangkul mereka dengan penuh kasih sayang.

"Ibu juga kangen sama kalian," balas Sindi sembari mencium kening mereka

"Oh, ya Ma, mana dedek bayi," tanya Rere dan Kenly

"Ada di ruang bayi, sebentar lagi suster akan membawanya ke sini," jawab Sindi. Sindi melepas pelukannya kepada Rere dab Vino. Ternyata benar suster sedang membawa adik bayi kepada Ibunya.

"Halo anak cantik, haus ya hm, kasihan," ungkap Sindi sembari mengarakhan tangannya menerima bayi dari tangan suster.

"Iiiiih, lucu sekali," kata Rere. 

Dia mendekat dan mencium dedek bayi dengan gemas. 

Ma, nanti kalau dedek sudah di rumah Rere bisa gendong adik bayi ya!" ungkapnya dengan bulan sabit dibibirnya.

Hari sudah senja, kegelapan mulai nampak mentari akan menyudahi  sinarnya. Orang yang membesuk ke rumah sakit keluar silih berganti. Ibu Sindi mengajak kedua cucunya untuk pulang.

Ayo Rere, Kenly kita pulang. Salam Mama kalian," ajak nenek mereka.

Rere yang merasa belum puas berat hatinya meninggalkan Mama Sindi dan adik bayinya.

Sindi dapat memahami sikap Rere.

"Ayo Nak, pulanglah kalian sama nenek besok juga mama pulang bersama dedek bayi," Sindi menjelaskan semari terseyum.

"Benarkah Ma, wahsenang sekali,"ungakap Rere sembari membulatkan kedua betranya.

Dengan wajah yang mengemang Rere dan Kenly  mencium pipi Sindi dengan ceria.

Ibu Sindi membawa pakaian kotor Sindi untuk dicuci di rumah.

Mereka akhirnya berpamitan dengan Sindi.

Bersambung....

Jakarta, 14 Oktiber 2022

Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!Sudah sy follow!

14 Oct
Balas

TKS Pak De atas supportnya. sehat sll

14 Oct

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

15 Oct
Balas

Asyik kisahnya, Bu. Ga mau anak cewek kah?... Lanjut, Bu. Salam sukses.

15 Oct
Balas

Wah, lama tak berkunjung ke blog Bu Seir. Ketinggalan seri Bahtera yang Kandas. Salam sehat dan sukses selalu.

14 Oct
Balas

Hehee sama Pak. Saya juga begitu. Sibuk dengan yang lain. Tks Pak kunjungannya. Sehat sll

14 Oct



search

New Post