Seir Haidah Hsb

Seir Haidah Hasbuan, M. Pd. K. Lahir 22 Mei 1965 di Pematang Siantar. Mengajar dari tahun 1986 sampai sekarang. Tempat tugas di SDN Cipayung 02 Komplek Perwira ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tidak Pandang Bulu

Buruh Tani-119

#Tagur-176/14 😪

@Cerpen

Sita belum yakin, akan sikap CEO kepadanya dia tidak mau berharap banyak.

Dia harus benar-benar melihat sampai dimana kesungguhan CEO kepadanya.

"Siapa perempuan yang datang ke kantor kemarin dan mengaku calin istrinya?" tanyanya di hati.

Mobil tiba di parkiran. Gegas CEO membuka pintu mobilnya dan membukakan pintu di mana Sita duduk. Sita pun turun setelah pintu terbuka. CEO pun meraih tangan Sita lalu melangkah masuk ke dalam restauran.

Pelayan restauran menyambut kehadiran mereka.

"Silakan Tuan dan nyonya," sambut pelayan sembari mengantar ke meja yang masih kosong.

CEO menarik kursi untuk Sita.

"Ayo duduk," titah Amir.

Sita pun meletakkan bobotnya di kursi yang disiapkan CEO.

Wajah Amir tampak ceria ada senyum tersingging di bibirnya.

"Kamu mau makan apa?" pilihlah yang kamu suka!" tanya Amir.

"Maaf Pak, Sita sudah makan bersama teman-teman," balas Sita.

"Pelayan," panggil Amir.

Pelayan gegas menghampiri meja mereka.

"Buatkan jus lemon dua," pinta CEO.

"Sisp Tuan."

Pelayang melangkah meninggalkan meja CEO dan Sita.

"Jangan panggil bapak kecuali di kantor," ucap Amir sembari menggenggam tangan Sita.

Tersentak Sita saat Amir menggemgam rangannya. Dia menoleh ke sekitarnya, kepalanya seakan membesar menahan rasa malu. Gegas ditariknya tangannya dari genggaman tangan Amir.

"Kenapa harus malu," ucap Amir.

Ada desiran yang mangalir di tubuh Sita, jantungnya berdegup kencang. Demikian juga Amir, semakin kencang dia menggenggam tangan Sita, semakin kencang juga debaran jantungnya. Dia tidak bermain-main lagi dengan Sita. Usianya yang yang menginjak 28 tahun sudah merasa pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya juga sudah meminta Amir untuk menikah namun, belum ada yang menarik perhatiannya.

"Ayolah nak, itu anak teman mami pantas untukmu, selain cantik dia juga baik," ungkap ibunya.

Amir tidak pernah tertarik dengan wanita yang diperkenalkan maminya.

Dia tidak pandang bulu, wanita yang akan dinikahinya.

Saat dia melihat Sita pandangan pertamanya sudah menarik perhatiannya. Selain polos dan pintar Sita orang yang sederhana. Tidsk seperti kebanyakan wanita yang mrlihat harta kekayaan dan jabatan.

Bersambung....

Jakarta, 19 Oktober 2023

Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post