Seir Haidah Hsb

Seir Haidah Hasbuan, M. Pd. K. Lahir 22 Mei 1965 di Pematang Siantar. Mengajar dari tahun 1986 sampai sekarang. Tempat tugas di SDN Cipayung 02 Komplek Perwira ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Waktu Cuti sudah Habis

Waktu Cuti Sudah Habis

Buruh Tani-136

@Cerpen

#Tagur-176/33

" Aku dan Mila sudah niat ke rumah Rika, eh, malah ketemu di sini," Sita bergumam di hati.

"Nak, Ibu lihat kau bahagia sekali setelah bertemu dengan Sita temanmu itu," ungkap Ibu Rika.

"Benar Bu, aku sangat merindukannya. Sebenarnya Rika sudah berniat ingin ke rumahnya, ternyata tidak disangka kami bertemu hari ini," balasnya.

Akhirnya kita sampai juga," seru Rika.

Kakak Rika gegas turun dari mobil membuka gerbang.

Ibu Rika memarkirkan mobilnya di garasi.

Setelah ibu keluar dari mobil, mereka pun masuk ke dalam rumah. Masing -masing masuk ke dalam kamar dan membersihkan tubuh yang sudah bau keribgat.

Sita yang sudah sampai di rumah gegas membersihkan tubuhnya.

Rumah Sita sudah penuh dengan bahan bangunan. Abang Sita ikut membantu para tukang merenovasi tempat tinggal mereka.

"Waktuku cutiku tinggal dua hari lagi, aku tidak boleh terlambat," batinnya.

Dengan semangat Ridwan ikut bekerja, ia ingin rumahnya segera selesai. Namun, cutinya seminggu tidak cukup untuk menemani tukang menyelesaikan rumahnya.

Minggu sore Ridwan menghampiri orang tuanya.

"Pak, Bu, Ridwan tidak bisa berlama-lama cutiku sudah habis,. Aku tidak boleh terlambat masuk kerja," ungkap Ridwan.

Kedua orang tuanya mengerti akan keadaan anaknya yang selama ini di tunggu-tunggu.

"Baiklah Nak, kami mengerti bersiaplah jangan sampai ada yang tertinggal. Terima kasih Nak, kamu sudah kembali. Ibu sudah senang tidak lagi berpikir yang tidak-tidak. Kami selalu mendoakanmu."

"Terima kasih bu, pak, Ridwan akan datang lagi. Saya bangga punya orang tua yang sangat menyayangiku."

Ridwan percaya renovasi rumah mereka akan selesai. Bapak Sita yang mengawasi para tukang yang bekerja.

Usai membereskan pakaiannya Ridwan merangkul kedua orang tuanya dan juga Sita adiknya.

Air mata bahagia membasahi pipi mereka.

Bapak Sita mengantar kepergian Ridwan dalam doa. Ridwan pun melangkah meninggalkan Bapak dan Ibu, serta adiknya.

Lambaian tangan mengiringi langkah Ridwan. Rasa haru menyelimuti mereka semua. Hingga Tubuh Ridwan tak kelihatan lagi, Sita serta kedua orang tuanya kembali masuk ke dalam rumah.

Bersambung....

Jakarta, 71123

Salam literas

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post