Selfi Engla Julianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Miskonsepsi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi.

Miskonsepsi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi.

Ketika mendengar Pembelajaran berdiferensiasi apa yang terlintas di benak sahabat Pembaca? Mungkin sebagian ada yang beranggapan pembelajaran berdiferensiasi hanya pada Kurikulum merdeka saja dan Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pembelajaran yang sangat sulit dikelola oleh guru karena harus mebuat administrasi yang banyak untuk pembelajaran. Namun tahukah readers bahwa semua itu keliru. Lalu bagaimana Pembelajaran berdiferensiasi yang sebenarnya? Simak artikel berikut ini ya readers..... Menurut Ki Hajar dewantara pendidikan mesti berpihak pada murid. Segala sesuatu yang dilakukan adalah orientasinya kepada keberpihakan pada murid. Berpihak pada murid dalam arti lain bahwa pembelajaran harus berangkat dari kebutuhan murid dalam belajar. Oleh karena itu maka pendidikan semestinya menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk memenuhi kebutuhan murid di dalam belajar salah satunya dapat menggunakan prinsip pembelajaran berdiferensiasi. pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian kegiatan (common sense) yang dilakukan oleh guru yang masuk akal dalam rangka upaya memenuhi kebutuhan murid dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, terciptanya lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, cara guru dalam merespon muridnya, dan penilaian yang berkelanjutan. Pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran artinya dalam pembelajaran berdiferensiasi menghendaki pembelajaran dikelas untuk semua murid agar mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu sebelum guru melakukan pembelajaran berdiferensiasi guru seharusnya mengindentifikasi pemetaan kesiapan belajar murid seperti kesiapan murid dalam pembelajaran, minat murid serta profil murid. Bagaimana seorang guru bisa memetakan kesiapan belajar murid? Bisa dilakukan dengan menggunakan asesmen diagnostik, asesmen awal, bertanya langsung kepada murid, melihat nilai rapor semester sebelumnya serta bertanya kepada guru mapel sebelum jam pelajaran kita. Pembelajaran berdiferensiasi menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Bagaimana agar pembelajaran akan terasa menyenangkan di kelas? melalui pendekatan pendekatan yang dilakukan guru dalam mengelola kelas dan murid. Artinya apa? Kita sebagai guru harus bersifat proaktif. Mungkinkita sebagai guru masih perlu menyempurnakanpembelajaran untk beberapa murid, namun sebagai seorang guru kita tahu beragam kebutuhan murid di dalam kelas dan memiih opsi pembelajaran yang sesuai, maka kemungkinan besar pembelajaran akan tersa lebih menyenagkan oleh murid. Pembelajaran berdifernsiasi juga tentang penilaian yang berkelanjutan. Artinya apa? Kita sebagai guru bisa harus melakukan penilaian berkelanjutan. baik assesment as learning, assesment for learnng maupun assesmet of learning yang berguna untuk melihat perkembangan murid-murid kita mulai berkembangkah, berkembang atau mahir. Seperti apa contohnya? Misalnya asesmen awal (asesmen diagnostik kognitif) dilakukan di awal pembelajaran untuk melihat kesiapan murid dalam belajar. Hasil asesmen awal bisa menjadi patokan bagi guru untuk mengelompokkna murid. Lalu asesmen formatif selama pembelajaran dilakukan seperti latihan ,kuis, maupun refleksi diri murid serte asesmen sumatif dilakukan diakhir tujuan pembelajaran. Ada tiga strategi dalam pembelajaraan diferensiasi untuk memnuhi kebutuhan murid. Diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Ketiga strategi diferensiasi ini bisa diterapkan salah satu oelh guru di dlaam kelas maupun diterapkan ketiganya. namun perlu diketahui sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru harus menganalisis kebutuhan belajar murid terlebih dahulu yaitu kesiapan belajara, minat murid dan profil murid. Kesiapan belajar(readiness) yang dimaksud adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zonan nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan. Menurut Santengelo & Tomlinson (2009) dalam Joseph et.al (2013:29) Adapun tujuan memperhatikan kebutuhan belajar melalui kesiapan belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua murid diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat. Minat murid yang dimaksud adalah suatu keadaan mental yang mengahsilkan respon terarah kepada situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasaan diri. Cara yang bisa guru lakukan untuk menarik minat murid yaitu menciptakan situasi yang menarik perhatian murid seperti humor, kejutan serta mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid. Terakhir profil murid mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari memerhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar murid adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru kita mungkin pernah tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar anak sesuai dengan gaya belajar kita. Sedangkan kita mengetahui bahwasetiap anak memiliki profil belajar sendiri. maka mulai dari sekarang kita melakukan perubahan agar kita bisa memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Sebagai guru penggerak saya melihat materi ini sangat erat kaitannya dengan materi sebelumnya. Kemudian, materi ini mendukung nilai dan peran guru penggerak di lingkung atau komunitas belajar mereka. Salah satu nilai guru penggerak adalah berpihak pada murid,hal ini tentu sesuai dengan pembelajaran diferensiasi yang berusaha memenuhi kebutuhan belajar murid. Kemudian peran guru penggerak salah satunya menciptakan kepemimpinan belajar murid. Peran ini juga didukung oleh pembelajaran diferensiasi yang mengedepankan pembelajaran sesuai minat murid. Siswa dibiarkan mandiri memilih pembelajaran yang seusai dengan gaya belajarnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran diferensiasi bagian materi penting dan mendukung guru penggerak di masa mendatang untuk diterapkan di lingkungan belajar atau komunitas. Masih miskonsepsi dengan pembelajaran berdiferensiasi? Mari kita ciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid apapun kurikulumnya. Semangat Guru Indonesia demi Indonesia Emas 2045

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post