Luka Arumi
Tantangan Menulis Hari ke-75
#tantangangurusiana365
#pentigraf
Luka Arumi
Oleh:Selly Aprilyana
Sudah satu minggu hujan tidak turun. Udara terasa panas sekali. Teman-teman juga sibuk sendiri. Aku benar-benar gerah. Aku tak suka situasi seperti ini. Hambar sekali rasanya hidup begini. Belum lagi risihnya aku melihat Kamboja yang saban hari pamer kecantikan. Kerap dipuji Non Arumi membuat lubang hidungnya bertambah besar. Padahal dari segi manapun, aku jelas jauh lebih cantik. Aromaku wangi parasku pun menarik.
Mawar menggerutu panjang. Dia berubah temperamental sejak kedatangan teman baru. Teman-teman yang lebih populer dan membuat Non Arumi beralih perhatian. “Kau telah mengambil posisiku!” gertak mawar pada Siam Aurora; Si lipstik yang kini nangkring manis di pojok cantik. Sudut nyaman tempat Non Arumi biasa menikmati sore. Mawar merasa tersaingi dan dibuang. Merasa Non Arumi pilih kasih.
Arumi membuka balutan lukanya. Membersihkan dan menambahi obat luka pada goresan dalam yang mulai mengering. Pipinya basah. Tatapannya nanar memandangi taman kecil di rumahnya yang mungil. “Andai saja mawar itu tak melukai tapak tanganku, mungkin aku takkan kehilangan momen itu. Menyuapi Ibu untuk yang terakhir kali.”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Super sekali. Salam Literasi.
Terima kasih, Pak...salam
Perbanyak sabar mbak. Keren
Terima kasih, Ibu..salam kenal..
Mantulll
Terima kasih, Bu
Mantulll
Mantap Bun judul dan ilustrasinya
Terima kasih, Ibu..Salam kenal dr Bintan