Oleh : Hj. Septa Arfina, S.Pd

Memiliki sebuah karya merupakan kebanggaan semua orang. Dengan karya itu, kita lebih dikenal di lingkungan kita berada. Sungguh ini merupakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Inilah cerita perjalanan karya pertama saya yang sudah mengisi di berbagai perpustakaan sekolah di kota tempat saya bertugas.

Kisah ini berawal dari keinginan saya untuk menulis cerita pengalaman pertama saya mengajar. Saat itu saya belum tahu bagaimana cara mewujudkannya. Sampai pada suatu hari saya membaca flyer pelatihan menulis di forum guru Bahasa Indonesia. Pelatihan itu bernama Pelatihan Menulis Sagusabu. Pelatihan ini diselenggarakan oleh komunitas Kaca Geulis dengan bekerja sama dengan Mediaguru

Pelatihan ini diadakan pada tanggal 8-9 Oktober 2018. Pelatihan hari pertama sudah terasa ada energi positif dari peserta dan panitia. Ditambah lagi narasumbernya adalah Bapak Mohammad Ihsan, CEO Mediaguru. Motivasi yang Beliau berikan sangat menarik. Beliau mengatakan bahwa seorang guru harus berkarya. Guru mulia karena karya. Guru penulis adalah guru VIP. Apa yang disampaikan beliau membuat saya semakin berkeinginan untuk menulis. Saat itu Beliau juga memperkenalkan Gurusiana, yang merupakan wadah bagi para guru untuk menulis. Lalu hari kedua pelatihan diisi dengan Pembelajaran Cara Menulis Buku yang disampaikan oleh Bu Istiqomah. Penyampaian materi menulis ini tak kalah menariknya. Beliau mengajarkan tata cara awal menulis sampai bagaimana tulisan kita bisa berhasil menjadi sebuah buku.

Semangat menulis mulai berkobar saat saya mulai mengikuti pelatihan Sagusabu. Seluruh peserta ditantang untuk bisa melahirkan sebuah buku. Bagi peserta yang sudah biasa menulis, mungkin hal ini tidaklah sulit. Namun bagi saya yang merupakan seorang pemula, muncul keraguan, namun saya juga merasa tertantang untuk mewujudkannya. Selama sebulan saya dibimbing dalam proses penulisan. Tulisan ini harus selesai, karena nantinya akan launching saat peringatan hari guru pada bulan November. Hati menjadi tidak tenang, karena takut tidak selesai. Saya ingin sekali hadir dalam peringatan hari guru dengan membawa cover buku yang saya tulis.

Hari terus berjalan. Waktu sudah hampir mendekati deadline. Tulisan saya masih belum rampung. Saya berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan buku yang saya impikan ini. Semangat menulis semakin menjadi. Penulisan ini saya anggap suatu tugas spesial yang saya kerjakan dengan sepenuh hati.

Akhirnya saya bisa menyelesaikan tulisan ini tepat waktu. Buku yang saya tulis ini diberi judul “SEKELUMIT RINDUKU UNTUK DUKU”. Saya sangat senang karena bisa menuntaskan buku ini. Saya langsung mengirim naskah saya ke penerbit Mediaguru dan menunggu proses editing dan proses cetak. Sungguh, ini adalah pencapaiaan yang luar biasa bagi saya.

Mendekati peringatan hari guru, kabar gembira itu datang. Cover dan ISBN buku saya sudah ada. Saya bahagia dan bersyukur. Rasanya seperti mimpi saya bisa melahirkan sebuah buku. Anugerah terindah dalam hidup yang patut saya syukuri. Saya bisa mewujudkan mimpi saya yaitu memiliki sebuah buku hasil karya sendiri.

Saya merasa beruntung saat peringatan hari guru karya saya bisa bergabung dengan karya peserta Sagusabu lainnya. Saat itu ada seratus peserta yang telah berhasil menyelesaikan karyanya. Bisa berada di antara guru penulis Karawang dan para pejabat daerah adalah hal yang tak pernah terbayangkan. Bupati Karawang selaku pembina upacara mengapresiasi karya kami yang sukses menyelesaikan naskah menulis melalui sagusabu. Beliau ingin guru-guru Karawang mengikuti jejak kami.

Karya pertama ini menjadi kenangan yang selalu terpatri di hati. Semangat menulis semakin saya rasakan. Ada banyak hal yang tak terduga terjadi karena menulis ini. Dari buku pertama menyusul buku kedua, dan beberapa buku antologi bersama penulis Mediaguru lainnya. Saya merasa lebih dikenal oleh banyak orang.

Sejak saat itu saya terus berlatih menulis. Saya bermimpi bisa melahirkan karya lagi. Saat ini saya sudah memiliki 2 buku tunggal dan 15 buah buku antologi. Pencapaian ini membuat saya bangga. Terima kasih Gurusiana dan Mediaguru yang telah memotivasi saya dalam menulis hingga seperti sekarang ini. Semoga semua ini bisa bermanfaat bagi sekolah dan dunia literasi yang saya geluti.

Salam literasi

DATA PENULIS

Hj. Septa Arfina S.Pd lahir di Tanah Datar, 7 September 1967. Sehari-hari bekerja sebagai seorang guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Karawang Barat. Bertempat tinggal di Telukjambe, Karawang. Adapun buku yang sudah diterbitkan adalah Sekelumit Rinduku Untuk Duku (novel), Sejuta Kata Cinta (antologi), Jalan Terang Guru Pemenang (antologi), Layar Impian (antologi), Di rumah Aja (antologi), Tasbih Senandung Rindu (antologi), dan lain-lain. Penulis juga aktif menulis di blog gurusiana, septaarfina.gurusiana.id. Juara 3 OGN Bahasa Indonesia Kabupaten Karawang tahun 2018. Aktif menjadi pengurus MGMP Bahasa Indonesia. Menjadi pengurus Komunitas literasi Kabupaten Karawang. Menjadi Kepala Perpustakaan SMPN 3 Karawang Barat. Pembina Ekstrakurikuler Literasi SMPN 3 Karawang Barat. Email yang bisa dihubungi : [email protected].