"Umi.. aku ada PR matematika" berkata seorang anak pada ibunya.

" Oke.. mari kita kerjakan PR mu" jawab ibunya.

Ibunya seorang guru matematika pada suatu SMP di Jakarta.

Ada rasa sedih di hati ibu tersebut, karena sebagai seorang guru matematika sangat ingin sekali kalau anaknya juga pintar matematika. Namun kenyataannya, sang anak tidak mendapatkan nilai sesempurna yg ibu harapkan.

Berbagai cara dalam belajar sudah dilakukan, bahkan juga dibantu dengan bimbel, namun hasilnya belum terlalu memuaskan.

Seiring berjalannya waktu, Allah telah menunjukkan bahwa si anak ternyata pintar dalam bercerita dan juga membuat cerita dalam tugas bahasa Indonesia. Si ibu mulai tidak terlalu memikirkan akan keinginannya agar anaknya pintar dalam matematika.

Sampai suatu saat ketika anaknya lulus SD dan ada wisuda tahfidz di sekolahnya yang dihadiri oleh seluruh orang tua. Allah menunjukkan kembali kebesaran Nya. Tanpa disangka ternyata si anak mendapatkan predikat teristimewa dalam ujian tahfidz bersama denngan 11 anak lainnya. Sungguh membanggakan tatkala nama si anak disebutkan dengan binti orang tuanya.

Semua orang dalam acara tersebut memberikan selamat kepada orang tua yang anaknya mendapat nilai teristimewa. Rasa haru bercampur sedih dirasakan sang ibu, karena justru inilah yang harus dibanggakan untuk anaknya yang telah berhasil dalam ujian tahfidz. 3 juz dengan nilai sempurna. MasyaAllah... Alhamdulillah... Betapa peristiwa ini menyadarkan setiap orang tua bahwa setiap anak Istimewa.

Saat ini sang anak melanjutkan di pesantren dan terus bersemangat belajar serta menghafal Al-Qur'an. Semoga sll Istiqomah dan barokallah untuk anak dan keluarganya. Dua atau tiga Minggu sekali ibu dan anaknya bertemu. Jarak tak jadi penghalang hubungan tali kasih mereka.