Septriana

A happy teacher in sekolahalam. Salam kenal dan hormat ya...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menjadi Guru dan Ortu yang Dirindukan ( bagian 2)

Tantangan hari kedua

Akhlak adalah kumpulan adab. Adab sendiri adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa fitrah, salah satunya mencintai kebenaran dan kebaikan. Salah satu cara untuk membuat fitrah ini tetap menyala ternyata hanya kasih sayang yang melimpah. Harusnya ini tidak menjadi masalah ya, namun ternyata bahasa cinta ada paling tidak 5 ragam ( saya tulis di bagian 1)

Temuan yang kedua adalah betapa perbuatan manusia itu banyak dikarenakan oleh dorongan rasa. Pendekatan sekuler barat yang kurasa paling mendekati akhlak dan adab adalah kecerdasan emosi. Daniel Goelman , walaupun bukan yang pertama berupaya memberikan teori atas kecerdasan emosi ini, membagi kecerdasan emosi menjadi 4 wilayah. Wilayah diri dan wilayah orang lain bagaimana mengetahui emosi diri serta memange keluaran emosi tersebut, baik pada diri atau orang. Aku menyebutnya keterampilan untuk menjaga ukhuwah dan amal jamai

Temuan di lapangan yang menakjubkan adalah salah satu cerdas emosi adalah apabila ada lawan bicara, atau murid, atau seseorang yang melakukan sesuatu yang buruk, maka cara paling ampuh adalah justru fokus pada pemicunya yakni rasa. Sebut saja enam rasa utama yakni : marah, sedih, takut, cinta, bahagia dan surprise. Begitu ini dilakukan, kita telah menyelamatkan kemuliaan menjadi seorang manusia yang juga makhuk sosial. Maka rumus kedua untuk menjadi guru dan ortu yang dirindukan adalah fokus pada emosi yang melatarbelakangi , terima semua emoasi tersebut, dan sebutkan nama emosi tersebut sebagai tanda penerimaan seseorang . jika ini dilakukan, maka kita adalah orangtua dan guru yang sangat baik dan dirindukan itu, hingga bahkan dalam kondisi paling buruk sekali pun anak tetap datang kepada kita.

“Aku mau ayahku mati !” ( Maka respon kita adalah, “subhanallah kamu pasti marah sekali sama ayah”)

“Aku mau berhenti sekolah1” (Respons : oh gitu. Ada peristiwa yang membuatmu merasa kesal di sekolah ya)

Tentu ada pengecualian untuk rasa minder, respon kita tak boleh : kamu minder yaa. Namun respon yang tepat adalah, pasti tidak enak merasa demikian.

Begitu curhat anakmu atau anak buahmu ada di wall FB,kemungkinan besar kita bukanlah tempat yang nyaman untuk bersandar dan memperbaiki diri dengan kesadaran.

#TantanganGurusiana

#Parenting

#olahemosimenjadikanmumanusiautuh

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post