SADIRA (SADAR DIRI KEHADIRAN ANTRAKS DI INDONESIA RAYA)
Salah satu penyakit yang semakin menunjukkan eksistensinya di Indonesia adalah Antrax. Perlu diketahui Di Indonesia berita tentang suatu penyakit menyerupai Anthrax yang menyerang ternak kerbau di daerah Teluk Betung (Lampung) pernah dimuat dalam “Javasche Courant” tahun 1884. Kemudian diberitakan lebih jelas berjangkitnya Anthrax oleh “Kolonial Veslag“ sebagai berikut: Tahun 1885 terjadi kasus Anthrax di Buleleng (Bali), Palembang (Sumatera Selatan) dan Lampung. Pada tahun 1886 penyakit berjangkit di Banten, Padang (Sumatera Barat), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Pulau Rote (NTT) dengan wabah berkali-kali di Karawang (Jawa Barat), Madura (Jawa Timur), Tapanuli (Sumatera Utara), Palembang dan Bengkulu sedangkan wabah di Probolinggo (Jawa Timur) dan Banten terpencar di beberapa daerah. Laporan kejadian penyakit tersebut menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 1886 sebaran penyakit telah mencapai sejumlah 12 dari 34 provinsi. Diduga penyakit Anthrax di Indonesia berasal dari sapi perah asal Eropa dan sapi Ongole asal Asia Selatan yang didatangkan pada pertengahan abad 19. Selama tahun 1906 s/d 1921 kejadian wabah Anthrax dicatat dalam buku tahunan Departement van Landbouw, Nijverheiden Handel, kemudian untuk tahun 1922 s/d 1957 dicatat dalam laporan tahunan di Burgerlijke Veeartsenijkundige Dienst (sejak tahun 1942 dinamakan Pusat Jawatan Kehewanan)1.
Tahun 2016, wabah Anthrax telah terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (Kecamatan Kulo Kabupaten Sidrap, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, dan Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros), Provinsi Sulawesi Barat ( Kecamatan Campalagian dan Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Poliwali Mandar), Provinsi Gorontalo (Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dan Kecamatan Bolango Selatan Kabupaten Bone Bolango), dan Provinsi Jawa Timur (Kecamatan Donorojo, Punung dan Pringkuku Kabupaten Pacitan). Sampai dengan bulan Oktober tahun 2016 apabila dilihat seluruh kejadian Anthrax di 34 provinsi di Indonesia, maka kasus Anthrax telah terjadi di 22 provinsi dan hanya 7 provinsi yang tidak pernah dilaporkan terjadi kasus yaitu Aceh, Riau, Bangka Belitung, Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat1.
Melihat perjalanan penyakit antrax dari tahun 1886 hingga saat ini, menunjukkan bukan penyakit yang bisa dianggap ringan. Antraks merupakan neglected zoonotic disease yang masih menjadi isu global karena dapat menyebabkan epidemi reguler. Antraks tidak hanya memberikan pengaruh pada aspek kesehatan tetapi juga aspek social ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat. Antraks disebabkan bakteri Bacillus antrachis yang dapat menginfeksi ternak maupun manusia. Virulensi bakteri antraks ditentukan oleh kompleks toksin tripartite dan kapsul asam poli-γ -D-glutamat2.
Gejala klinis antraks pada hewan umumnya di lapangan adalah kematian mendadak disertai keluar darah dari lubang – lubang alami. Antraks pada manusia dapat dijumpai dalam empat bentuk utama yaitu kutaneus, gastrointestinal, inhalasi, dan injeksi. Setiap bentuk berpotensi mengalami komplikasi menjadi antraks meningitis dan sepsis. Pengobatan antraks umumnya dilakukan dengan terapi antibiotik Prevalensi antraks pada manusia di Indonesia bersifat fluktuatif dan sebagian besar merupakan antraks kutaneus. Pencegahan dan pengendalian antraks dapat dilakukan terutama dengan vaksinasi, mematuhi aturan/SOP dari instansi berwenang, kerjasama multisektor, penguatan surveilans antraks, peningkatan kapasitas sumber daya untuk diagnosis, dan peningkatan pengetahuan serta kesadaran masyarakat2.
Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan terhadap antraks supaya tidak terjadi wabah karena kurangnya kesadaran masyarakat seperti di Zimbabwe. Secara keseluruhan 20% (74/372) dari responden melaporkan bahwa beberapa bangkai antrakx dibiarkan menghilang ke lingkungan yang menunjukkan risiko pencemaran lingkungan. Penyakit antraks telah meluas secara spasial mempengaruhi 72,6% kabupaten di negara itu. Oleh karena itu, upaya multidisiplin yang kuat didorong untuk pengawasan dan tindakan penanggulangan penyakit untuk meminimalkan dampaknya pada ternak, satwa liar, dan manusia3.
Berdasarkan “PEDOMAN PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN MENULAR (PHM)” ada beberap hal yang perlu masyarakat ketahui tentang ANtraks supaya tercipta kesadaran akan penyakit ini , diantaranya
· Tanda klinis berbeda-beda tergantung jenis hewan yang terserang, dikenal 3 bentuk yaitu per akut, akut dan kronis serta kutan.
1). Bentuk per akut (sangat mendadak). Anthrax per akut gejala/tandanya sangat mendadak, hewan mendadak mati karena perdarahan otak. Bentuk per akut sering terjadi pada domba dan UNTUK PETUGAS KESEHATAN HEWAN Pengendalian dan Pemberantasan PHM - Seri Penyakit Anthrax UNTUK PETUGAS KESEHATAN HEWAN Pengendalian dan Pemberantasan PHM - Seri Penyakit Anthrax 8 kambing dengan perubahan apopleksi serebral, hewan berputar-putar, gigi gemeretak dan mati hanya beberapa menit setelah darah keluar dari lubang kumlah. Kasus lain dapat berlangsung beberapa jam.
2). Bentuk akut. Tanda penyakit bermula demam (pada kuda mencapai 41,5 derajat dan pada sapi 42 derajat Celcius), gelisah, depresi, sesak nafas, detak jantung cepat tetapi lemah, hewan kejang kemudian mati. Pada sapi tanda umum adalah pembengkakan sangat cepat di daerah leher, dada, sisi perut, pinggang dan kelamin luar. Dari lubang kumlah (telinga, hidung, anus, kelamin) keluar cairan darah encer merah kehitaman. Kematian terjadi antara 1-3 hari setelah tampak gejala klinis.
3). Bentuk kronis. Terlihat lesi/luka lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan, biasanya menyerang ternak babi dan jarang pada sapi, kuda dan anjing. Penyakit berakhir setelah 10-36 jam atau kadang-kadang mencapai 2-5 hari tetapi pada sapi dapat berlangsung 2-3 bulan. Pada ternak babi dapat mati karena Anthrax akut tanpa gejala tanda, atau mati tercekik karena pembengkakan tenggorokan, atau berangsur dapat sembuh pada Anthrax kronis yang ringan.
4). Bentuk kutan. Ditandai dengan pembengkakan di macam-macam tempat dibagian tubuh. Terdapat pada sapi dan kuda, bila luka-luka atau lecet-lecet kulit dicemari olah kuman anthrax.
· Bangkai harus dikubur minimal sedalam 2 meter. Sebelum bangkai ditimbun tanah (dikubur), disiram dulu dengan minyak tanah lalu dibakar kemudian baru ditimbun tanah. Setelah lubang terisi sampai sisa 60 cm lubang dipenuhi dengan tanah segar sampai permukaan lalu disiram dengan desinfektan dan selanjutnya diberi tanda khusus
· Bangkai dilarang keras untuk dibedah ataupun dilukai agar darah tidak menetes dan jatuh ke tanah. Tempat-tempat dan kendaraan/peralatan yang kontak dengan hewan mati akibat Anthrax harus didesinfeksi. Peralatan dan bekas- UNTUK PETUGAS KESEHATAN HEWAN Pengendalian dan Pemberantasan PHM - Seri Penyakit Anthrax UNTUK PETUGAS KESEHATAN HEWAN Pengendalian dan Pemberantasan PHM - Seri Penyakit Anthrax 21 bekas hewan sakit yang tidak dapat didesinfeksi harus dibakar musnah.
· Kotoran hewan penderita/disangka/diduga/suspect Anthrax dikumpulkan dan dibakar habis
Sumber referensi
1. Pedoman Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular (Phm) Seri Penyakit Antraks. 2016. Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan.
2. Sari I, Apriliana S. 2020. Gambaran Umum, Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia. Volume 16 Nomor 2 Desember 2020. https://doi.org/10.22435/blb.v16i2.3401
3. Mukarati NL, Matope G, de GarineWichatitsky M, Ndhlovu DN, Caron A, Pfukenyi DM. (2020) The pattern of anthrax at the wildlifelivestock-human interface in Zimbabwe. PLoS Negl Trop Dis 14(10): e0008800. https://doi.org/ 10.1371/journal.pntd.0008800
.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Nice info dok.. luar biasa
Makasih dok. Mohon bimbingannya selalu.sehat selalu.