Serli Susilowati,S.Pd.I

Serli Susilowati Lahir di Banyumas, 7 Juli 1981 Ibu dari 4 orang anak, bekerja sebagai Guru di MIN 1 BANYUMAS. Hobynya menulis dan membaca, sangat meny...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kenali Toxic Relationship
https://www.google.com/search?q=toxic+relationship&client=firefox-b-d&sxsrf=ALiCzsbyIOD0MvwRUqSfyOxuQFypw2hD1A:1672957286432&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj_yKDGu7H8AhVf2HMBHSijBYUQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1024&bih=639&dpr=1#imgrc=bF6BbPbBnmGEkM

Kenali Toxic Relationship

Kenali Toxic Relationship

Oleh Serli Susilowati,S.Pd.I

Tempat lingkungan kerja yang nyaman dan sehat adalah dambaan setiap orang. Karena dengan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat tentu dapat membantu pegawai dalam meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam melaksanakan kerja. Tetapi pada kenyataan banyak hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang pada lingkungan tempat kerjanya. Salah satunya adalah adanya Toxic Relationship.

Toxic Relationship adalah hubungan beracun yang tidak sehat dan tidak bahagia. Hal ini berdasarkan penuturan terapis hubungan Jor-El Caraballo, mengutip dari Healthline. Hubungan yang sehat di sebuah tempat kerja haruslah didasari pada keinginan bersama untuk mencapai kesuksesan di berbagai aspek . Akan tetapi, ketika hubungan yang terjadi diantara sesama teman kerja menjadi toxic, setiap pencapaian dalam hidup bisa berubah menjadi kompetisi.

Bahkan bisa dianggap sebagai ancaman yang harus disaingi. Hubungan yang seperti ini akan dipenuhi dengan aura negatif, tidak ada dukungan yang diberikan satu sama lain. Tak jarang orang toxic selalu memandang orang lain memiliki sifat buruk dan selalu berfikir negatif terhadap orang lain.

Hal-hal yang menyebabkan suatu hubungan menjurus pada Toxic Relationship diantaranya :

1. Komunikasi Yang Tidak Sehat

Komunikasi sehat berisi kalimat-kalimat dukungan, kerja sama, perhatian, dan sebagainya. Sebaliknya komunikasi yang tak sehat berisi sarkasme, kritik. Mulai dari kritik keputusan-keputusan besar dalam hidup kita, bahkan kritik untuk hal hal sepele seperti baju yang kita pakai atau makanan yang kita makan. Semuanya dikomentari. Kalau kritiknya membangun, it's okay, tapi kalau sekadar pendapat negatif yang justru membuat kita kepikiran dan tidak pede, Say No!.

Kritik dalam kehidupan sehari-hari memang tidak bisa dihindari. Tapi, kalau kita berada di hubungan pertemanan yang sehat, kita akan menerima kritik yang membangun dan membuat kita semakin baik.

2. Minimnya dukungan

Hubungan kerja yang sehat didasari pada keinginan bersama untuk mencapai kesuksesan di berbagai aspek kehidupan. Akan tetapi, ketika hubungan menjadi toxic, setiap pencapaian dalam hidup bisa berubah menjadi kompetisi. Itu artinya, waktu akan habis bersama teman kerja tidak lagi terasa positif. Kita pun merasa tidak didukung dan sulit mempercayai teman untuk mendukung kita.

Tidak dapat dihindari bahwa kita kadang membuat suatu kesalahan di tempat kerja. Beberapa orang begitu terpaku pada kesalahan orang lain sehingga seolah-olah mereka sendiri tidak melakukan kesalahan. Bahkan kita kadang menemukan orang-orang yang menyimpan dendam dan bahkan mulai menjauhkan kita dari proyek-proyek penting, hal ini dapat menghambat perkembangan karir karena harus kehilangan peluang penting.

3. Kerap Merendahkan dan Meremehkan Orang Lain

Seorang teman sejati akan mendukung dan turut senang akan keberhasilan yang kita raih dalam kehidupan ini. Namun berbeda dengan orang toxic. Mereka akan terus menyangkal atas keberhasilan yang kita dapatkan Ketika orang toxic tahu keberhasilan yang kita dapatkan. Bisa jadi mereka akan melakukan tindakan perbandingan keberhasilan tersebut dengan keberhasilan orang lain atau dirinya sendiri. Salah satu tujuannya adalah agar kita terjatuh atas apa yang mereka sampaikan. Intinya orang toxic tidak akan senang jika orang lain mendapatkan keberhasilan dirinya sendiri dan mereka akan mencoba untuk membuat orang lain terjatuh dengan segala cara.

Memiliki kebiasaan mengontrol dan memanipulasi. Mereka tak segan-segan mengontrol kita untuk bisa melakukan apapun agar apa yang diinginkannya bisa lebih mudah tercapai. Manipulasi adalah cara yang dilakukan seseorang (manipulator) untuk menyerang atau memengaruhi emosi dan mental orang lain, sehingga ia bisa mengendalikan orang lain dan mendapatkan apa yang ia inginkan. Hal yang ingin didapatkan oleh manipulator bisa beragam, seperti kekuasaan, kendali, keuntungan, atau hak-hak istimewa yang dimiliki oleh korbannya.

Teman toxic tidak pernah mau disalahkan atau playing victim, Melansir dari Public Library of Science, playing victim terjadi ketika seseorang melemparkan kesalahan ke orang lain padahal kesalahan tersebut adalah perbuatannya sendiri. Pelaku playing victim adalah mereka yang biasanya menghindari tanggung jawab karena sudah melakukan keselahan.

Teman toxic sangat merugikan kita, sebisa mungkin jangan pernah kita menjadi toxis bagi teman kerja kita, karena teman toxic dapat membuat orang lain ternganggu secara mental dan fisik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya Bu Serli, salam sukses ya Bu

07 Jan
Balas

Terima kasih ibu, atas kunjungannya ....salam literasi...

07 Jan

Luar biasa ulasannya, sangat informatif. Tks Bu Serli

06 Jan
Balas

Terima kasih kunjungannya pak....salam literasi....

07 Jan



search

New Post