Serli Susilowati,S.Pd.I

Serli Susilowati Lahir di Banyumas, 7 Juli 1981 Ibu dari 4 orang anak, bekerja sebagai Guru di MIN 1 BANYUMAS. Hobynya menulis dan membaca, sangat meny...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENDIDIKAN KARAKTER

PENDIDIKAN KARAKTER

PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh Serli Susilowati, S.Pd.I

Aktifitas berlari-lari di antara teman yang sedang melakukan senam dengan rapi pagi itu, terpaksa Zofan hentikan. Ketika matanya menangkap bayanganku datang dari kejauhan, aku adalah guru yang akan menemaninya belajar satu tahun ke depan. Semua mata tertuju padaku, mereka berkata “ Zofan bu guru Serli datang!”.

Iringan irama musik senam terus mendegung, anak-anak yang lain melanjutkan senam dengan rapi, sementara Zofan berdiri tidak berkutat, wajahnya ditekuk, sesekali menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Aku mendekat ke Zofan, “Kamu sedang apa tadi? tanyaku tegas memegang bahu kanan dan menatap matanya dengan tajam. Ini adalah terapiku kepada Zofan dengan memegang bahu kanannya ketika dia mulai bertingkah.

“Maaf bu guru, aku mau senam dengan baik dan tidak mengganggu yang lain lagi!” jawab Zofan yang masih saja menunduk dan tidak berani menatapku. Sebenarnya aku belum percaya begitu saja dengan ucapannya tapi aku sengaja berikan dia kepercayaan.

“Baik, bu guru percaya dengan kamu!” Bergabunglah kembali dengan temanmu dan ikuti senam dengan baik!”. Kubalikkan badan dan kembali kebarisan belakang bersama beberapa guru yang lain. Selama senam berlangsung, kulihat sesekali Zofan membalikkan wajahnya dan melihatku dari kejauhan. Sampai senam berakhir, ternyata benar, Zofan mengikuti dengan baik. Kembali kudekati dia, beberapa tepukkan kudaratkan tepat dipunggunganya, aku ucapkan selamat pada Zofan yang sudah mengikuti senam dengan baik sesuai janjinya.

Inilah salah satu alasanku yang sangat merindukan PTM ( Pertemuan Tatap Muka ) segera berlangsung. Pendidikan karakter tidak bisa dilaksanakan secara utuh dengan pembelajaran model daring. Beberapa tahun terakhir ini, saya mendapat kelas dengan karakter siswa yang boleh dikatakan siswa yang banyak bertingkah.

Tugas ini memerlukan penguasaan teknik sendiri, beberapa kasus yang terjadi baik itu anak bertingkah laku kurang ajar, berkata tidak sopan, suka menganggu teman, malas belajar dan yang lainnya mereka perlu penanganan khusus. Tetapi aku yakin dengan penanganan dan tindakan yang tepat, mereka akan berubah menjadi baik.

Apa kabar dengan Zofan, terakhir sebelum naik kelas, aku melakukan beberapa kali kunjungan ke rumahnya karena banyak tugas yang tidak diselesaikannya dan orang tuanya sudah menyerah tidak bisa menangani. Zofan bisa naik kelas karena memang untuk pengetahuan dia masih bisa mengikuti walaupun tidak maksimal nilainya. Tetapi yang menjadi petimbanganku adalah sikapnya yang masih harus perlu bimbingan.

Pendidikan jarak jauh dari rumah, banyak dikeluhkan oleh wali murid. Untuk materi pelajaran mereka wali murid masih bisa menghendle, karena kita dari pihak sekolah memang membuat buku modul sendiri dengan menyampaikan materi yang sudah dipadatkan. Mereka juga bisa mendapat banyak materi pelajaran dari berbagai sumber.

Tetapi yang menjadi permasalahan orang tua wali murid dan banyak dikeluhkan oleh mereka adalah tentang pembiasaan sikap belajar anak-anak yang belum terbiasa belajar dengan baik di rumah. Apa kabar dengan Zofan –zofan yang lain di sana. Kondisi inipun menuntut orang tua wali murid yang sejatinya memang tentang mendidik anak adalah tanggung jawab mereka, tetapi karena bekal pedagogik dan ilmu yang lain yang masih minim, menjadikan pembelajaran model daring tidak efektif dan tidak maksimal.

Pendidikan parenting menjadi kebutuhan yang tidak bisa dielakkan lagi. Ada hikmah besar sebenarnya dibalik pandemi ini, yaitu mengembalikkan fitrah mendidik kita kepada anak-anak. Karena pendidikan tidak akan berhasil dengan baik jika salah satu komponen pendidikan tidak mendukung yaitu adanya konsep iklim pendidikan keluarga yang baik. Selama ini para orang tua menitipkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah.

Bahkan mereka tidak keberatan untuk mencarikan sekolah yang terbaik dengan biaya yang sangat mahal tapi mereka lupa dengan fitrah dan tanggung jawab mendidik mereka kepada anak-anak. Mudah-mudahan dengan adanya pandemi ini membawa kebaikan untuk kita semua. Kesadaran tanggung jawab mendidik anak dari orang tua wali murid yang semakin baik dan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan yang semakin baik juga dari pihak pemerintah maupun sekolah.

Pandemi ini juga membawa banyak perubahan kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yayasan pendidikan yang lain. Pandemi ini menjadi sebuah tantangan bagi kita terutama para pendidik. Sekolah berbasis digital menjadi tugas besar bagi para pendidik agar pendidikan bisa dan terus berjalan.

Apalagi jika PTM ( Pertemuan Tatap Muka ) segera terlaksana, pendidikan karakter dapat kembali dilaksanakan dengan lebih baik dengan adanya dukungan dan kesadaran yang sepenuhnya dari pihak orang tua wali murid maupun dari pihak sekolah dan para pendidiknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bun.

15 Sep
Balas

Mantap tulisannya. Semangat literasi. Sudah like & follow

10 Aug
Balas

Mantap Bu... ulasannya salam literasi

25 Oct
Balas



search

New Post