Anak Hebat

“Mama lihat aku rangking satu!” teriakku sambil membuka pintu. Aku tergesa ingin cepat-cepat memperlihatkan hasil belajarku kepada mama. Aku langsung masuk kamar mama. Tak ada mama di sana.

“Mamaaa,,, di mana,,,!” teriakku lebih kencang lagi.

“Dede sudah pulang, sayang!” kata mama tiba-tiba. Mama keluar dari musola bawah tangga.

“Mama lagi salat ya!” jawabku sambil menghampirinya.

“Mama lihat raporku! katanya aku rangking satu!” kataku dengan bangga.

“Wah keren sekali, anak mama!”puji Mama sambil langsung melihat raporku.

“Anak mama pintar sekali! Nilainya bagus-bagus!” puji mama kembali.

Aku sangat senang mendengarnya.

“Kamu sudah hebat sekali. Tapi lain kali kalau masuk rumah jangan lupa ucapkan salam dulu ya!” kata mama sambil mencium keningku.

“Iya mama. Tadi aku ingin cepat bertemu mama!” jawabku malu-malu.

bersambung

“Ayo sudah salat Dzuhur belum?” tanya mama sambil membuka mukena yang dipakainya.

“Iya Mam, aku juga tadi langsung pulang. Tidak salat Dzuhur dulu di sekolah.” sahutku sambil meminta maaf kembali.

“Sekarang bersih-bersih dulu ya. Terus langsung salat! Jangan sampai lupa salat. Anak hebat itu adalah anak yang tidak pernah meninggalkan salat. Buat apa pintar kalau tidak salat! kata mama sambil merapikan map yang berisi raporku.

Aku bergegas menuruti kata-kata mama. Setelah selesai salat aku menghampiri mama yang sedang menyiapkan makan siangku.

“Hmmm sepertiny enak makan siangku hari ini!” pujiku saat melihat makanan yang sudah tersedia di meja makan.

Mama tersenyum sambil mengambil piring buatku.

“Ayo makan, ini ada sop ayam kesukaanmu!” kata mama sambil memberikan piring yang sudah berisi nasi.

“Masakan mama memang lezat!” kataku kembali memuji masakan mama.

Mama tersenyum bahagia melihatku makan dengan lahap.