Keesokan harinya, Aisyah pulang dari sekolah langsung masuk kamar. Gadis kecil itu tidak menghiraukan sapaan ibunya. Terdengar suara pintu kamar ditutup. Kemudian disusul dengan suara sesenggukan dari dalam kamar.

Ibunya membuka pintu kamar Aisyah setelah terlebih dahulu mengetuknya. Ibunya Aisyah melihat putri bungsunya sedang duduk di depan meja belajarnya sambil kepalanya tertelungkup di meja belajar.

“Aisyah, pulang dari sekolah langsung seperti ini, ada apa, Nak? tanya ibunya dengan suara lembut.

Aisyah masih belum menjawab. Suara tangisannya semakin jelas terdengar. Ibunya kembali bertanya, “Ada apa Aisyah? Ulangannya tadi pasti bisa ya?”

Mendengar pertanyaan ibunya kali ini, Aisyah mengangkat kepalanya. Kemudian dia mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya.

Ibunya mengambil kertas yang diberikan oleh Aisyah. Dilihatnya hasil nilai ulangan Aisyah.

“Maafkan, aku ya Bu!” ucap Aisyah pelan. Ibunya mengangguk sambil memeluk Aisyah.

“Ambil hikmahnya ya. Apapun kalau menginginkan hasil terbaik harus berusaha dahulu. Jangan menganggap sesuatu itu enteng. Namun, akhirnya menyesal.” bisik ibunya sambil mengusap punggung putrinya itu.

“Aisyah janji tidak akan terus main hp. Aisyah akan belajar lebih giat lagi!” sahut Aisyah yang masih dengan suara purau.

Ibunya berusaha menyemangti Aisyah. “Aisyah pasti bisa lebih baik lagi. Ulangan nanti pasti akan mendapat nilai yang bagus!” bujuk ibunya sambil menyeka air mata Aisyah.