Setiawan Hidayat

Guru Produktif Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Sehari-hari saya aktif mengajar dan berkebun di halaman rum...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ilmu sebagai Makanan dan Obat

Seorang siswa diminta untuk praktik shalat jenazah oleh gurunya. Lalu siswa itu pun melakukannya. Pada saat siswa tersebut sedang shalat, teman-teman di kelasnya malah menertawakannya karena dia melakukan gerakan seperti shalat lima waktu. Sementara itu, gurunya senyum-senyum saja tanpa berkomentar apapun karena memang siswa yang disuruhnya untuk mempraktikkan shalat jenazah sama sekali belum tahu tata cara melakukannya. Gurunya ingin memperlihatkan kepada seluruh siswa sebuah hikmah tentang pentingnya ilmu. Tidak ada niatan sedikitpun untuk mempermalukan siswa tersebut didepan teman-temannya. Meskipun guru dan teman-temannya tahu bahwa siswa tersebut sangat jarang masuk kelas dan termasuk siswa yang kurang rajin belajar.

Peristiwa diatas hanyalah sebuah ilustrasi untuk menggambarkan bahwa tanpa ilmu seseorang tidak akan dapat melakukan hal yang benar. Kalaupun bisa bertindak melakukan sesuatu maka pasti akan salah dan tidak sesuai dengan panduan serta tuntunan. Disinilah pentingnya berilmu sebelum beramal.

Berkaitan dengan hal tersebut Imam az-Zarnuji menyampaikan dalam kitabnya Ta'lim al-Muta'allim fi Thariq at-Ta'allum bahwa ilmu yang paling utama adalah ilmu yang dibutuhkan saat itu dan sebaik-baik amal adalah menjaga (amal) yang dituntut saat itu. Jika dikaitkan dengan contoh ilustrasi diatas, siswa tersebut belum mempelajari ilmu tentang shalat jenazah sehingga ia tidak dapat melaksanakan shalat jenazah sesuai dengan tuntunan Syariat Islam. Artinya, sebelum melakukan suatu amal perbuatan seseorang wajib memiliki ilmunya terlebih dahulu. Sebab, segala sesuatu yang mengantarkan pada kewajiban hukumnya juga menjadi wajib.

Aktivitas sehari-hari yang dijalankan membutuhkan ilmu agar aktivitas tersebut tidak salah kaprah yang berujung menjadi masalah. Hal ini seperti seseorang yang lapar sehingga dia akan mencari makan agar dapat kembali melanjutkan kehidupannya. Nah, ilmu itu ibarat makanan pada bagi orang yang lapar. Ilmu itu wajib ada untuk mejalani seluruh aktivitas hidup. Namun, untuk hal-hal yang sifatnya kasuistis, maka Ilmu seperti obat bagi orang yang sakit. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam az-Zarnuji bahwa ilmu yang dibutuhkan oleh seseorang pada semua keadaan, kedudukannya seperti makanan yang setiap orang pasti membutuhkannya. Sementara ilmu yang dibutuhkan sesekali adalah ibarat obat yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu.

Berilmu itu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslim. Tak kan ada ilmu tanpa mempelajarinya. Setidaknya, hal ini sudah banyak dijelaskan dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Rasulullah Saw. Tugas seseorang setelah memiliki ilmu adalah mengamalkannya dengan seluruh kemampuannya. Sebagaimana Imam Abu Hanifah menyampaikan bahwa ilmu itu hanya untuk diamalkan, sedangkan mengamalkan disini adalah meninggalkan yang disegerakan (dunia) demi mendapatkan yang diakhirkan (akhirat).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post