MENULIS ITU ASYIK
MENULIS ITU ASYIK
Sering kulihat tulisan di belakang bak truk, “Cintamu bagaikan sabu”, “Cintaku padamu tak lekang oleh waktu” dan cinta-cinta slebew yang lain. Sejenak ku berpikir, cinta kepada kekasih atau keluarga itu sudah hal biasa, cinta kepada materi itu juga fenomena yang sudah basi. Lalu bagaimana bila kita cinta kepada literasi? Terdengar asing atau mungkin aneh, karena masih segelintir orang yang berkecimpung di dalamnya. Boleh jadi karena ketidaktahuan mereka akan literasi, sehingga tidak kenal dan rasa cinta itu tidak jua tumbuh.
Dunia literasi identik dengan membaca dan menulis. Banyak orang berkata, “Ah! malas membaca”. Lebih banyak lagi yang berucap, “Huh! Emoh nulis”. Yang sulit lah, yang tidak ada waktu, yang ini dan itu, yang bla bla bla. Aku sebenarnya termasuk tipe orang yang lebih suka berbicara langsung daripada menuliskannya. Perkataan dengan diksi yang baik bisa mengubah dan mempengaruhi orang lain. Namun, kata yang terucap dapat hilang ditelan oleh waktu. Sedangkan kata yang diejawantahkan dalam bentuk tulisan, akan tetap kekal sampai kapanpun.
Pembaca yang budiman, menulis itu tidaklah sulit. Mengapa demikian? Sebab kita hanya mengaktualisasikan atau menuangkan ide-ide kita di atas secarik kertas, laptop atau handphone berupa surat, puisi, harapan, cita-cita, curahan hati, pengalaman bahkan sebuah imajinasi. Aku biasanya menggunakan sebuah teknik bernama brainstorming dimana kita membiarkan ide-ide mengalir dengan bebas atau bisa diartikan apa yang terbesit dalam pikiran, kita tulis saja secara spontan. Setelah semua ide kita tertuang, baru kita baca ulang untuk mengoreksi pemilihan kata, kohesi dan koherensinya.
Bulan Juni kemarin, aku bersama keluarga bertamasya ke Kawah Ijen untuk melepas penat dari segala bentuk yang bernama rutinitas. Sepulang dari sana, teman sejawatku mengirimkan link lomba menulis di Media Guru Indonesia yang bertema Healing. Lha, tema ini kebetulan atau bagaimana. Awalnya, hatiku tidak tergerak untuk memerintahkan jemariku menulis. Selang beberapa waktu kemudian, kuhidupkan laptop, tetapi bukan untuk menulis sih, melainkan menonton film hehe. Setelah filmnya usai, aku mencoba menulis. Karena tulisan yang akan aku akan torehkan adalah sebuah pengalamanku sendiri, aku cukup menceritakan peristiwa-peristiwa yang aku alami secara runtut dari awal berangkat, saat di perjalanan, ketika di kawasan Kawah Ijen hingga perjalanan pulang kerumah melalui untaian kata demi kata. Aku kemudian mengunggah tulisanku ke laman gurusiana tanpa terlintas di benakku bahwa nanti akan lolos apalagi dimuat dalam sebuah buku bersama karya para pegiat literasi yang sudah malang melintang di dunia persilatan tulis-menulis. Rampungnya tulisanku saja sudah cukup membuatku riang, sebab itu merupakan tulisan perdanaku di Media Guru Indonesia.
Hari demi hari berlalu hingga waktu pengumuman pemenangpun tiba. Temanku mengirimkan link para pemenang lomba menulis guru edisi Bulan Juni 2022. Akupun membukanya. Alangkah terkejutnya diriku melihat namaku tercantum di sana sebagai salah satu pemenang lomba menulis guru di laman gurusiana, Media Guru Indonesia. Keluarga, kolega hingga kepala madrasah memberikan ucapan selamat kepadaku. Aku gumun dan masih tidak menyangka tulisanku bisa lolos. Keesokan harinya, kepala madrasah, Ibu Nur Aliyah memberiku apresiasi dan memintaku untuk foto bersama para pemenang agar dibuatkan flyer atau surat selebaran guna dipublikasikan di media sosial dan website MTs Negeri 2 Jember. Kalian tahu tidak, pembuat flyer di madsarah kami tercinta tak lain dan tak bukan adalah diriku sendiri. Aku merasa kikuk karena mengedit fotoku sendiri dan aku juga yang mempublikasikannya. Namun demikian, ada letupan kebanggaan dalam hatiku karena berawal dari enggan lalu berubah menjadi iseng, kemudian bermetamorfosis menjadi ingin hingga terciptalah sebuah tulisan dan membuahkan sebuah prestasi. Ini menjadi catatan kecil bagiku bahwa dengan menulis, aku dapat mengabadikan pikiranku. Akupun berharap tulisanku ini bisa menjadi booster bagi siapapun agar mau mencorat-coret kertas maupun dunia digital dengan warna-warni gagasan yang mengedukasi dan menginspirasi. Salam literasi!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar