@pentigraf

Kuedarkan pandanganku ke penjuru kelas. Kembali kudapati bangku kosong di pojok kelas. Sudah beberapa hari ini sosok Bayu tak terlihat. Kutanyakan pada Ria, yang merupakan tetangganya, dia juga tidak tahu. Sekilas ada rasa khawatir di hatiku, apa gegara peristiwa kemarin kemudian dia berhenti sekolah?Kemarin, Bayu memang dipanggil guru BK karena kasus pemalakan yang dilakukannya kepada adik kelas. Namun, masalah sudah terselesaikan dengan tuntas secara kekeluargaan.

Rasa penasaran yang menggelayut, memaksaku sebagai wali kelas, bertekad untuk mengunjungi Bayu hari ini juga. Tak lupa kuajak guru BK yang juga bertanggung jawab dalam hal ini. Kami tak ingin masalah penting seperti ini sampai berlarut-larut.

Setelah melewati jalan yang menanjak, berliku dan terjal, kami pun sampai di halaman rumah yang sangat sederhana. Rumah yang berdinding papan dengan cat yang telah memudar warnanya, berdiri tegak di sebuah perkampungan yang padat penghuninya. Setelah berulang kali mengetuk pintu dan tak ada jawaban, kami berinisiatif membuka pintu yang sedikit terbuka. Terdengar lirih suara seorang wanita yang mempersilakan kami masuk. Dengan langkah berjingkat kami mencari asal suara tersebut. Betapa terkejutnya kami ketika sampai di ruang tengah, tampak seorang wanita dengan tubuh yang ringkih, tengah terbaring lemah di sebuah kasur tipis yang sudah usang . Ternyata wanita itu adalah ibunya Bayu yang sedang menderita stroke ringan. Ia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan anaknya . Bayu yang terlihat bandel di sekolah, ternyata selama ini setiap pagi harus memasak dan memandikan ibunya, kemudian ia juga bekerja serabutan demi mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Hatiku terenyuh kala melihatnya, dan diam-diam mendoakan agar kelak ia menjadi laki-laki tangguh yang dapat meraih asa dan citanya.