Berapa banyak orang - orang  yang tidak mengikat syahwat nya hinga ia rela menghamburkan segala uang nya tuk menikmati harta benda hinga ia lupa akan kehidupan nya ia sibuk mencari harta dan terus mengali uang ia lupa akan tuhan nya dan ia pun tak mengenal lagi mana yang halal dan haram, sehinga binasalah jasad dan rohani nya

Belum lagi para pemuda yang menyia- nyiakan hidup nya hanya untuk menghabiskan waktu di warung kopi , bermain game terlena akan dunia nya .. ia tak mengarap sawah dan memperkerjakan hal yang lain yang mendatangkan manfaat, bahkan menyia - yiakan masa muda nya, para pelajar yang tidak fokus dan manfaatkan waktu untuk menambah ilmu agar kelak di masa depan akan cerah hidup nya , akan tetapi tu semua hilang karena menuruti syahwat dan hawa nafsu sehinga saat ini sangat banyak kaum wanita yang berkerja dan mencari nafkah, kelak para kaum muda yang tak memanfaatkan waktu mereka ketika tua hanya duduk di rumah dan menasah tua dan tak di hormati oleh keponakan dan saudaranya karena hanya menghabiskan waktu muda dengan sia - sia 

Ada yang mencari harta sebanyak - banyak nya tapi ia tidak membelanjakan nya, tidak makan enak tidak menikmati hasil belanjaan nya karena tujuan hidup nya ialah untuk mencari .. 

Ada yang terbaik ialah mereka yang berada di tengah - tengah nya yakni mereka tetap berkerja sesuai kemampuan mereka juga menikmati hidup, pada hakikat nya mereka sanggup membelanjakan harta ,tapi mereka tidak berlebihan mereka sanggup makan enak tapi tidak juga makan di luar kemampuan perut sehinga tidak mengundang segala macam penyakit, mereka juga menikmati kehidupan membelanjakan nya serta beribadah .. 

Di bolehkah dalam syariat merayakan Cinta sampai 4 , tapi ada yang hanya mengenal kesanggupan dalam merayakan Cinta ia menikah 1 dan 2 sampai 4, nanti di ceraikan nya 2 dan menikah lagi ia menuruti kesanggupan ia cari yang perawan menikah lagi dengan janda sehinga ia turuti semua sampai memiliki anak dan tak sempat di rawat nya dan didiknya dengan baik amanah dari Allah itu hingga anak nya kocar kacir, ia melupakan konsep keadilan dan kesangupan, 

hal ini sangat merugikan dari segi agama dan bangsa karena para generasi masa depan harapan nya hancur di akibatkan broken home dan kehidupan ketika tua nya hanya tinggal nestapa dan kesendirian di balut kegelisahan karna tak ada anak yg melihat nya karena ia sia- sia kan waktu muda hanya untuk kawin, bukan memaknai dengan pernikahan sakinah ma wardah wa rahmah.

Orang yang sederhana, dalam beribadah juga ia tidak lupa dengan usaha nya, Allah memerintahkan untuk shalat jumat tapi juga memerintahkan mencari rezeki untuk kehidupan, Rasulullah memerintahkan untuk qiyamul lail tapi juga tidak lupa akan kewajiban batin dengan istri nya , Rasulullah juga menganjurkan untuk berpuasa tapi juga di anjurkan untuk berbuka dan makan yang nikmat untuk hak pada tubuh nya. Maka di masa nya Rasulullah menemukan para sahabat yang tak mau makan tak mau mencari rezeki tak mau memenuhi batin istri nya dan tak mau menikah maka Rasulullah sangat tidak menyukai hal tersebut, Ummat manusia haruslah seimbang ia tak boleh hanya fokus ibadah tapi tidak mementingkan Dunia nya. Maka kesederhanaan itu ialah kunci nya. 

Istiqmah dalam beribadah ialah juga sebuah kunci, mendekatkan diri kepada Allah, juga dalam kehidupan sehari - hari hendaklah menjalan kan roda kehidupan dengan sesuai nilai kebaikan , ia harus jujur kepada diri nya dan kehidupan nya ia tak boleh mengambil hak orang lain yang bukan hak nya dan juga menguasai nya apalagi harta wakaf dan harta ummat. Ia tidak boleh bakhil, tamak dan dengki,karena itu merusak budi ummat manusia.

Berusaha menempuh jalan kebaikan, mencapai budi yang paling utama, menjauhi segala kedurjanaan semua hendaklah menempuh jalan yang di tentukan oleh Agama. Sebab agama telah memilih jalan yang sederhana dan untuk kemashalatan dunia dan akhirat.

Referensi : Prof Dr. Buya Hamka , Falsafah hidup.

========================================================

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-A’raf : 31]

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

By :Sibghatullah Arrasyid, S.Pd