Menertawakan Prasangka antarumat Beragama Anda pernah mendengar pergunjingan orang-orang beragama tentang penganut agama lain yang seolah itu sungguh benar namun sebenarnya hanya prasangka? Prasangka semacam ini adalah bagian dari gambaan relasi antarkelompok. Dalam relasi yang baik, hal-hal yang tidak jelas akan dikomunikasikan atau diklarifikasi untuk mencegah timbulnya persepsi yang keliru yang berdampak pada komunikasi yang tidak tepat. Sebaliknya dalam relasi yang tidak baik, prasangka buruk akan dibiarkan bahkan disebarkan untuk memperkuat ikatan berdasarkan sentimen kelompok, ini tentu tidak sehat karena merusak modal sosial untuk mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian bersama. Dalam kondisi normal, semua orang mengangalami pertumbuh pendewasaan dalam segala dimensi kemanusiaannya, termasuk dalam beragama. Kedewasaan beragama antara lain tampak dalam relasi antar kelompok Kedewasaan dalam beragama dalam konteks Indonesia sangat berpengaruh dalam proses pendewasaan berbangsa. Mari kita berpincang tentang prasangka-prasangka yang pernah kita alami sebagai cara kita bercermin dalam menumbuhkan kedewasaan dalam kehidupan bersam, dalam obrolan Ngopi yo “Ngobrol Pendidikan Interreligius dan Indonesia dari Yogyakarta” seri ke 7 pada Rabu 3 November 2021 pukul 19.30-21.30. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Perkumpulan Pappirus, Sanggar Anak Alam, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Rumah Kearifan dan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Universitas Islam Indonesia 169169 11 Komentar 3 Kali dibagikan Suka Komentari Bagikan