Shintia Deby

Aku adalah Shintia Deby, lahir di Bekasi, 26 Juni 1998, sejak kecil aku tinggal di Bekasi bersama kedua orang tuaku....

Selengkapnya
Navigasi Web
TAKDIR CINTA

TAKDIR CINTA

Chapter 3 : (Pernyataan Cinta)

Hai, Assalamu'alikum... kembali lagi dengan ceritaku. Sebelum lanjut baca ceritanya, aku sarankan kalian harus mempersiapkan hati dulu supaya gak baper bacanya yah.. tapi kalo gak baper juga gapapa sih, hehe.. Oke deh, dari pada makin penasaran kita langsung saja ke ceritanya...

Happy Reading...

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Tiga hari setelah pertemuannya dengan Aida di masjid, Yusuf berinisiatif mendatangi rumah Aida hari ini untuk bersilaturahmi.

"Assalamu'alaikum Ummi..".

Kulsum yang tadinya sedang asik menyirami tanaman sambil bersenandung kecil terperanjat kaget "Wa'alaikumsalam" Jawabnya dengan nada cepat.

Yusuf tersenyum kecil, hal seperti inilah yang selalu ia rindukan dari Kulsum, latahnya wanita itu setiap ia mengucapkan salam yang membuatnya terkejut.

Kulsum tersenyum senang dan segera menghampiri Yusuf. "MasyaAllah.. Yusuf Ummi sampai pangling liatnya, tambah ganteng aja kamu nak" Dengan senyum yang masih belum luntur dari bibirnya Yusuf menyalimi tangan Kulsum.

"Cari Aida pasti ya?" Tebak Kulsum hampir benar.

"Kalo Yusuf dateng kesini cari Ummi gimana?" Goda Yusuf dengan kerlingan matanya.

Kulsum terkekeh geli "Ummi udah kebal kena gombalan kamu" Yusuf ikut terkekeh mendengarnya.

"Ayo masuk dulu, Aida ada di dalem" Yusuf mengangguk dan ikut melangkah masuk ke dalam mengekori Kulsum.

"Ayo cerita sama Ummi, kemana aja kamu selama ini?" Tanya Kulsum antusias setelah mendudukkan dirinya disofa ruang tamu. Yusuf tersenyum, dan mulai bercerita pada Kulsum, sampai Kulsum yang juga bercerita tentang kematian Fadil suaminya Aida enam bulan lalu.

"Kayanya aku ketinggalan cerita nih.." Ucap Aida sambil membawa nampan dan menaruhnya di atas meja, lalu menyodorkan dua gelas teh hangat ke hadapan Umminya dan juga Yusuf. Saat hendak ke dapur tadi mengambil air minum, Aida melihat Yusuf duduk mengobrol dengan Umminya di ruang tamu, jadilah ia berinisiatif membuatkan minuman untuk mereka berdua.

"Terimakasih" Ucap Yusuf yang sedari tadi tatapannya tak lepas dari wajah Aida.

Aida tersenyum membalasnya lalu ikut bergabung duduk di samping Umminya.

"Aida!" Panggil Kulsum membuat Aida menoleh padanya.

"Yusuf ingin berziarah ke makan suamimu, maukan kamu mengantarkannya?"

Aida mengangguk dengan senyum tipisnya.

"Ayo sekarang aja, nanti keburu siang, panas" Kata Aida sambil terkekeh dan langsung beranjak dari duduknya. Yusuf tersenyum dan ikut beranjak, lalu mereka berdua berpamitan pada Kulsum.

Selama perjalanan, Aida banyak bercerita pada Yusuf, rasa canggungnya mulai menghilang berganti rasa nyaman sekarang. Ya, sedari dulu Yusuf memang selalu membuatnya nyaman, sampai ia pun berani menceritakan kisah cintanya pada lelaki itu.

Hampir satu jam lebih, akhirnya mereka sampai di sebuah pamakaman elite di Kota Kabupaten Karawang (Pemakaman Muslim Al-Azhar Memorial Garden). Yusuf menepikan mobilnya, lalu segera turun bersama Aida. Ia berjalan di belakang wanita itu seraya tersenyum. 'Kamu wanita yang kuat Aida' batinnya.

Rasa pilu itu kembali muncul saat melihat batu nisan bertuliskan nama suaminya. Yusuf yang menyadari hal itu pun ikut merasa sedih, lalu berjongkok di depan kuburan Fadil. Ia mendoakan Fadil dengan membacakan surat Yasin, yang masih sangat ia hapal sedari lulus pesantren dulu.

Setelah mendoakan Fadil, Yusuf mendongak menatap Aida yang tengah berdiri, gurat kesedihan terlihat jelas dari raut wajahnya. Yusuf menjadi tak tega melihatnya. Karena sudah tak kuat menahan kesedihannya, Aida pun membalikan badannya ingin melangkah pergi dari sana. Melihat Aida yang akan pergi pun Yusuf langsung beranjak menegakkan tubuhnya untuk berdiri.

"Aida!" Panggilan Yusuf membuat Aida membalikkan tubuhnya kembali.

"Aku mencintaimu".

Deg.

Betapa terkejutnya Aida saat mendengar pernyataan Yusuf.

"Sejak awal mos aku sudah menyukaimu".

Fakta yang baru Aida tahu, Yusuf sudah menyukainya sejak awal mos, kemana ia selama ini yang tidak menyadarinya, dan malah menumpahkan keluh kesah cintanya pada lelaki itu, tanpa memperdulikan perasaannya selama ini. Aida merasa dirinya adalah teman yang paling jahat.

"Yusuf aku___"

Belum sempat Aida menyelesaikan ucapannya Yusuf sudah memotongnya.

"Maukah kamu menikah dengan ku Aida? Aku ikhlas menerima buah cintamu dengan Fadil".

Air mata Aida meluruh seketika saat mendengarnya. 'Ya Allah.. Yusuf' hanya kata itu yang mampu Aida ucapkan dalam hatinya.

"Aku akan menjagamu dan merawat anakmu Aida, aku janji".

Aida melihat keseriusan dari tatapan mata Yusuf, sungguh lidahnya terasa kelu mendengar pernyataan yang keluar dari mulut lelaki itu. Aida tak mampu menjawab dan hanya bisa menangis sekarang.

Yusuf berjalan dua langkah mendekat ke arah Aida hingga sekarang tercipta hanya tiga jengkal diantara mereka berdua.

"Maukah kamu menjadi istri ku?"

Aida menundukkan pandangannya dan mulai terisak, ia menangisi kebodohannya selama ini yang mengabaikan perasaan Yusuf, sungguh ia tak mampu melihat iris kopi itu, yang selalu membuatnya merasa tenang dan nyaman.

"Aku tidak bisa Yusuf, aku sudah menyakiti perasaanmu, aku tidak pantas untukmu" Ucap Aida dengan suara serak.

"Kamu tidak pernah menyakitiku, justru akulah yang salah, dengan lancangnya sudah menyukai dirimu".

Aida menggelengkan kepalanya " Kamu tidak salah, akulah yang salah, menaruh rasa suka pada seseorang itu adalah hal yang fitrah bagi semua orang, hanya aku saja yang tidak menyadarinya selama ini, jadi aku minta maaf padamu".

Mata Yusuf mulai memanas, ia berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar. "Jadi kamu menolakku?"

"Maksud ku bukan seperti itu".

"Lalu?"

"Beri aku waktu, aku tidak bisa memberikan jawabannya padamu sekarang" Setelah itu Aida berjalan melangkah pergi meninggalkan Yusuf.

Tanpa bisa ditahan lagi Yusuf meneteskan air matanya sambil terpejam.

Sesakit inikah penolakan cinta.

Bersambung..

Sabar ya Yusuf.. ada aku bersamamu di sini😢😢

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yusuf adalah bukti seorang lelaki yang tulus. Tetap mencintai seorang wanita, walau sang wanita jatuh cinta kepada lelaki lain. Sukses selalu, barakallah

23 Jun
Balas

Iya terimakasih..

23 Jun



search

New Post