Shintia Deby

Aku adalah Shintia Deby, lahir di Bekasi, 26 Juni 1998, sejak kecil aku tinggal di Bekasi bersama kedua orang tuaku....

Selengkapnya
Navigasi Web
Toleransi Dan Persahabatan

Toleransi Dan Persahabatan

By : Shintia Deby

Sahabat. Kata itu mempunyai arti sakral menurut ku. Mengapa demikian? Karena tanpa adanya seorang sahabat apalah artinya hidup ini. Terlalu lebay memang, tapi itu lah yang aku rasakan saat ini. Dengan adanya sahabat tentu kita bisa bercerita, bermain, saling menyemangati, dan masih banyak lagi hal yang menyenangkan dari sebuah persahabatan. Dan anda tahu kenapa ada kata toleransi dalam judul artikel di atas? Oke aku akan menjawabnya. Jadi sejak aku masih duduk di bangku SMA, aku mempunyai seorang teman berbeda agama. Ia pemeluk agama kristiani atau yang lebih spesifiknya ia pemeluk agama kristen protestan. Yang ku tahu tentang agama kristen protestan ini adalah agama yang protes pada kristen katolik dan berakhirlah mereka yang akhirnya membentuk suatu agama kristen protestan ini.

Sejak berteman dengannya aku sering di ajak main ke rumahnya. Dan anda tahu apa yang ku lihat di dalam rumahnya itu? Nah, ternyata di ruang tamu ada lukisan besar bergambar Yesus yang sedang makan di meja makan bersama tuhan yang lainnya yang aku sendiri pun tidak tahu siapa tuhan itu. Dan di kamarnya pun terdapat Yesus yang sedang di salib. Dalam hati aku berujar serta beristighfar, kenapa tuhannya di salib seperti itu, bukan kah seharusnya tuhan berkuasa atas segala sesuatu, dan bagaimana cara tuhannya itu menolong hambanya, sementara ia juga sedang berada di ambang kematian? Aku mengernyit heran sambil mengamati gambar-gambar yang terasa asing itu dipenglihatan ku.

Allah SWT. berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)

”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al Baqarah [2] : 21-22)

Dalam ayat ini, ketika memerintahkan manusia agar beribadah kepada-Nya semata, Allah Ta’ala berdalil bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang telah memelihara mereka dengan berbagai jenis kenikmatan, yang telah menciptakan mereka setelah sebelumnya tidak ada, dan memberikan nikmat kepada mereka dengan nikmat dzahir maupun batin. Sehingga Allah pun melarang manusia untuk mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah Ta’ala dari para makhluk-Nya, sehingga mereka menyembahnya sebagaimana menyembah Allah dan mencintainya sebagaimana mencintai Allah Ta’ala. Padahal sesembahan-sesembahan selain Allah itu juga makhluk yang diberi rizki dan dipelihara oleh Allah Ta’ala, tidak memiliki sedikit pun di langit maupun di bumi, dan mereka juga tidak mampu mendatangkan manfaat atau menolak bahaya. (Lihat Taisir Karimir Rahman, hal. 45).

Jelas bukan dalam uraian tersebut, bahwa Allah SWT. lah satunya satu-satunya Tuhan seluruh manusia yang wajib di sembah. Karena ia maha berkuasa dan berkehendak atas segala sesuatu. Dan tidak ada yang dapat menandinginya sekalipun malaikat, Nabi, dan manusia yang terbilang jenius. Tidak ada yang bisa mengelabui Allah, hanya manusia yang kurangnya imanlah yang mau dibodohi oleh manusia lain, tentang agama yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Maka bersyukurlah kita sebagai umat islam, meski islam itu keturunan, namun kita masih bisa mendapat rahmat dari Allah SWT.

Terlepas dari persoalan agama. Aku dan sahabat kristen ku itu sangat dekat pada masa itu, sampai keluh kesahnya pun aku tahu, terlebih lagi soal asmara. Meski aku kudet dalam hal itu, karena tidak pernah merasakan bagaimana jatuh cinta lalu jadian. Ya, aku tidak pernah mengalami hal itu sampai sekarang. Hehe.. Karena prinsip ku sejak sekolah madrasah, pacaran itu hanya membuang waktu, tenaga, perasaan, serta menguras emosi. Karena pasti dalam pacaran itu ada kata cemburu. Dan cemburu itu yang dapat memicu pertengkaran alay, gayanya pacaran anak muda jaman now ini.

Dalam agamaku tidak melarang adanya pacaran, namun bukankah pacaran itu mendekati ke hal zinah? Oleh sebab itu, aku sangat menghindari hal itu. Terlebih lagi aku masih polos dalam hal demikian, bukan su'udzon, namun antisipasi dahulu tidak apa-apa kan, sebelum terjadi apa-apa. Karena sudah banyak anak muda zaman sekarang yang pacaran, lalu mengandung anak. Na'udzubillah...

Kesan yang mengejutkan bagiku saat berteman dengannya ketika ia mengucapkan alhamdulillah. Walau dalam benak hati bertanya-tanya. Namun aku jadi optimistis untuk mendo'akannya. Semoga sahabatku itu dapat memeluk agama Islam, meski aku tak yakin seratus persen, namun tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Jika ia sudah berkehendak pasti semua akan terjadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

toleransi..? tema yang sungguh menarik. perbedaan tidak menghalangi kita untuk tetap berteman dengan siapa saja.. semoga Allah membukakan pintu hidayah baginya , dan ia dapat memeluk agama islam.. aamiin

14 Nov
Balas

Amin ya Allah.. Terimakasih teh Wulan sudah mau mampir ke artikel aku. :)

14 Nov



search

New Post