By : Shintia Deby

Senyum kecut terukir dibibirku kala mendengar celotehannya, yang seolah menyindirku walau tak menyebutkan namaku. Namun aku yakin yang ia maksud itu adalah aku, dengan paparannya yang mengarah semua padaku. Bukankah itu menyakitkan? Sesuatu yang seharusnya membangkitkan semangatku, tapi ia justru malah membuatku down dan jatuh sejatuh-jatuhnya, dengan kata-katanya yang seolah menamparku begitu keras, hingga membuatku terpuruk dan ingin menangis sejadi-jadinya. Aku tak pandai berkata, namun hanya bisa lewat tulisan ini ku ungkap. Bahwa rasa kecewaku sudah sangat besar dan berada di puncaknya. Mungkin esok atau suatu hari nanti aku akan menyerah dan pergi dari tempat yang membuat senyumku selalu memudar setiap harinya. Aku tak ingin terus memamerkan senyum kepalsuan, bahwa yang sebenarnya terjadi adalah "aku sangat lelah dengan semua sandiwara ini".