APRESIASI
APRESIASI
Hai pagi apa kabar. Kusapa dulu kawanku dengan namamu. Semangat pagi kawan. Kapanpun kau membaca tulisan ini aku berharap kau selalu pagi, segar dan berseri. Siang, sore atau malam semoga kau selalu pagi.
Taukah kawan kenapa aku selalu ingin memuji. Memuji siapapun yang telah berbuat kebaikan, sekecil apapun dan kepada siapapun. Pujian yang kumaksud adalah pujian tulus tanpa modus terselubung apalagi bertendensi ke arah profit. Tujuan positifnya jelas bukan untuk membuat orang menjadi bangga diri, sombong dengan kelebihannya atau justru bikin ekspektasi meleset. Bukannya yang dipuji senang tapi malah merasa disindir dengan sindiran berbungkus pujian.
Tidak muluk-muluk sih, memuji sekedar dengan bahasa sederhana, bisa dengan cukup dua kata, “wah sip” “kamu hebat” “ wow keren” atau pujian satu kata saja “jos”, “keren” sambil mengacungkan jempol atau bahkan hanya dengan sebuah emoji di sosmed seseorang. Emoji apa sajalah, tinggal pilih di tuts kita. Emoji daun waru juga tidak masalah. Terkadang pujian satu kata lebih istimewa bagi seseorang. Lontaran spontan dan singkat itu kadang terasa lebih uwow menjadi short message di sosmed. Tanpa basa-basi, surprise dan tidak terkesan dibuat-buat. Emoji dengan gambar love sekarang sudah biasa dipakai banyak orang untuk chating sehari-hari.
Tak segan-segan banyak orang begitu dermawan menggunakan emoji love untuk mengungkapkan betapa dalam perasaan senangnya. Namun, setiap “keseringan” biasanya mengubah menjadi “biasa”. Yang tadinya simbul love itu istimewa menjadi simbul biasa. Sayapun sebenarnya kadang juga tuman dengan pemborosan emoji yang satu ini. Kata-kata dalam tulisan menurut saya tidak cukup memuaskan untuk mengungkapkan isi hati. Karena itulah kadang saya suka menggunakan emoji lebih dari satu bahkan lebih dari dari tiga. Berharap orang yang diajak bicara mengerti dalamnya perasaan sambil membayangkan orang yang membacanya melafadkan intonasinya dengan khusyuk.
Disadari atau tidak, kedermawanan emoji ini dapat mengaburkan makna pesan “cinta” yang kita layangkan. Tapi tentu kembali pada masing-masing orang, soal love-love-an dalam hal ini terlalu masuk wilayah privasi, suka-suka orang. Sesuka-suka kita untuk sekedar menyampaikan tanggapan rasa suka terhadap chat orang, tidak peduli kepada teman, saudara, anak atau siapapun.
Saya kembali ke laptop, tadi ada penjual tahu sumedang menghentikan sejenak tulisan saya. Ngomong-ngomong soal apresiasi, pujian adalah salah satu bentuk efek dari tanggapan apresiasi seseorang. Setiap orang senang dipuji. Setiap orang senang karyanya mendapat apresiasi dari orang lain. Sayapun juga suka. Ini sangat manusiawi. Saat saya suka memuji orang tentu bukan berarti saya ingin dibalas pujian juga. Itu keluar dari tujuan pujian saya. Saya hanya berfikir apa yang disukai orang lain dan ternyata hal itu juga saya sukai, kenapa tidak saya praktekkan.
Saya banyak melihat efek dari pujian sederhana sebagai energi motivasi yang membangkitkan. Seberapapun kualitas hasil perbuatan seseorang, jika itu hasil usaha sendiri, layak diapresiasi. Sebaliknya celaan, hinaan, sindiran yang tidak enak dapat menurunkan energi positif seseorang. Yang sebelumnya semangat bisa mendadak mati rasa karena dicela.
Orang dewasa saja kebanyakan suka dipuji apalagi anak-anak. Pujian pun dapat menjadi senjata pendongkrak motivasi bagi anak-anak usia dini. Membiarkan mereka sering mendengar hal-hal positif, disertai raut muka kita yang tersenyum tulus menanggapi hasil karya mereka adalah tindakan tepat. Jangan takut memuji. Energi positif yang akan ditimbulkan dari secuil apresiasi ini dapat kita amati pada perilaku anak-anak. Satu kalimat positif dapat membangkitkan semangat mereka, merekahkan wajah ceria mereka. Untuk membuktikannya anda tidak harus menjadi guru PAUD dulu, tidak harus punya anak lagi, juga tidak perlu pinjam anak tetangga untuk membuktikannya. Di jalananpun bisa kita praktekkan, di mall, atau sesekali main ke rumah tetangga jika kita sedang tidak punya anak kecil.
Sejatinya saya hanya ingin mengatakan bahwa menyenangkan hati orang lain dapat membahagiakan diri sendiri. Tersenyum pada orang lain adalah obat bagi kesenduan saat sendu, dan penyadaran diri bahwa faktanya saat kita tersenyum pada seseorang, orang itu juga akan tersenyum pada kita. Melihat betapa dunia itu begitu ramah pada kita, so sweet bukan?. Rupanya kita bisa menciptakan dunia kita sebagaimana yang kita inginkan. “Kubahagiakan dirimu, aku bahagia. Kau bahagia, Kita bahagia”. Senyum yuk.
========================
SHOFA SAIDA HUSNA
Guru MAN 2 PONOROGO
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat pagi menuju siang ibu cantik. Semangat dan salam kenal ya
Semangat pagi juga ibu Ika Iffah.. Salam kenal.. Trmksh sudah mampir di sini. Senang berkenalan dg bu Ika
Keren sukses selalu...
Terima kasih pak Mohammad Hasir. Sukses juga untuk bapak. Aamiin..
Senyumku semakin sumringah..... membahagiakan
hehe bu Mawar juga.. senyumnya manis sekali..
Terima kasih pak Mohammad Hasir. Sukses juga untuk bapak. Aamiin..
Sekali nulis tulisannya pjg sekali...tapi memang manis tulisannya semanis orangnya..legitt..
Salam hormat ibu master English.. Terima kasih ... Bagi tips awet mudanya donk..hehe
Good job Bu shofa. Terima kasih ilmunya.
Ibu Elin.. Terima kasih juga telah berkenan berkunjung di tulisan saya..
Senyum manis setiap jumpa ya bu....
Pasti teteh... aku kan selalu tersenyum untukmu... hihi