FILOSOFI KEHIDUPAN KUPU KUPU
FILOSOFI KEHIDUPAN KUPU –KUPU
Oleh : Shoffatil Imamah ,S.Si
Ketika kita melihat kupu kupu yang terbang,sedang hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain,sayapnya terlihat tampak indah dan berwarna warni. Pastilah kita terpesona melihatnya.Kadang kala sebagian dari kita tidak tahan untuk mendekati dan mengamamati indahnya kupu –kupu tersebut,sampai tak terasa kita mengejarnya dan mengikuti kemana arah perginya. Karena kita terpesona oleh kemolekan dan keindahan pada tubuhnya.
Akan tetapi,Tahukah kita.dibalik keindahan kupu-kupu yang sangat kita kagumi ada perjuangan besar didalamnya ,yaitu perjuangan ulat kecil yang sering kita pandang sebagai hewan dengan pandangan sebelah mata,jijik dan takut juga geli melihat bentuk dan struktur tubuh ulat tersebut.
Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).
Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.
Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat, padahal keduanya adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu atau ngengat.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. ( wikipedia)
Klasifikasi Taksonomi Kupu-Kupu
Kingdom
Animalia
Filum
Invertebrata
Kelas
Insecta
Ordo
Lepidoptera
Famili
Pappilonidae, Pieridae, Lycaenidae, Nymphalidae, Riodinidae, Hedylidae, dan Heperiidae
Pembelajaran yang dapat diambil dari perilaku kupu –kupu adalah Kita tahu bahwa Kupu-kupu yang indah itu dulunya hanyalah seekor ulat kecil.. Lemah tak berdaya bahkan dianggap menjijikkan. Ia hanya bisa melata menyisir dahan dan ranting pohon.
Seekor ulat kecil sebelum berubah menjadi kupu-kupu yang bisa terbang bebas, ia harus bisa bertahan dalam gelapnya kepompong, dengan sabar ia harus menyiapkan diri untuk terbang dan menjadi indah.
Itulah proses...
Begitu juga kita sebagai manusia yang harus siap diproses dengan suka duka kehidupan
Berani menghadapi berbagai masalah dan ujian. Siap mengikuti hukum irama yang kadang diatas kadang dibawah, karena begitulah hidup.
Semuanya semata-mata untuk menjadikan kita pribadi yang lebih kuat, lebih dewasa dan tangguh dari sebelumnya
Jika kupu-kupu dinilai dari keindahannya, maka manusia dinilai dari kebermanfaatannya bagi sesama.
Sabar dan ikhlas adalah bekal yang harus dimiliki untuk menjadi seekor kupu-kupu yang menawan. Begitu juga kita. Kita bisa belajar dari ulat kecil untuk menjadi indah. Meneladani setiap keikhlasannya pada setiap hal yang telah Tuhan berikan.
Kita juga bisa meneladani kesabaran dari ulat kecil, berjalan tertatih hanya untuk mencari sebuah berkah dari rezeki yang telah Tuhan tebarkan di muka bumi ini. Kita bisa belajar kesabaran dan keikhlasan sekaligus pada ulat kecil. Ketika ia harus menahan diri, dalam waktu yang tidak singkat. Menahan untuk tidak makan, menahan untuk tidak merasakan hangatnya mentari pagi, menahan untuk tidak melihat senja di langit sore hari.
Ketika menjadi kepompong, ia berada dalam tempat yang gelap dan sendiri. Butuh sebuah kesabaran yang seluas langit dan keiklasan sedalam lautan.
Begitulah. Untuk menjadi “seseorang” pada masa mendatang, kita harus memiliki bekal kesabaran dan keikhlasan itu. Mungkin kita lahir bukan siapa-siapa. Tapi dengan ilmu, suatu saat kita bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi siapa pun. Adapun ilmu itu hanya bisa didapat dengan perjuangan. Perjuangan hanya akan berjalan dengan keikhlasan dan kesabaran.
Jadi, sudahkah kita berusaha ikhlas dan sabar?
Semoga bermanfaat...
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kupu-kupu#:~:text=Kupu%2Dkupu%20dan%20ngengat%20(rama,sisik%20dan%20pteron%2C%20sayap).&text=Kupu%2Dkupu%20umumnya%20aktif%20di,di%20waktu%20malam%20(nocturnal).
https://rimbakita.com/kupu-kupu
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mnatap uraiannya bu, salam literasi