#Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke-2

Setelah beberapa hari, penulis mendapat info yang sangat mengejutkan dan menggembirakan hati penulis ketika itu, karena alhamdulillah ternyata Ma’had al wafi Islamic Boarding School (WIBS) akan mengadakan acara Dauroh Syar’iyyah wa Tarbawiyyah[1] yang diselenggarakan oleh Islamic Leadership Learning Center selama 4 hari (tanggal 26-29 Desember 2019) untuk semua civitas al wafi ibs dan juga para peserta umum dari beberapa Lembaga Pendidikan baik formal maupun non-formal. Beberapa pemateri yang akan menyampaikan kajian atau materinya yaitu para masyaikh dan juga asatidzah serta konselor, coach, motivator dan leadher.

Dauroh Syar’iyyah wa Tarbawiyyah yang dimaksud adalah (ilmu-ilmu syar’i dan ilmu kependidikan - kepengasuhan), dan dauroh ini terbagi kedalam beberapa materi, seperti;

1. Al-Qur’an; bersama 2 Syekh kibar, Syekh Dr. Syarof Ali Othman (yaman) terkait materi “Tahsin surah al fatihah, al ikhlas dan al mu’awwidzatain”. Dan juga syekh Dr. Waeel Abdul Qodir Hajlawi (suriah) tentang “Tadabbur surah al fatihah, al ikhlas dan al mu’awwidzatain”.

2. Fiqih Imam Asy Syafi’i: bersama Fadhilatu as-Syekh Muhammad Salim Buhairi Asy Syafi’i (Mesir) dengan kajian kitab yaitu “Syarh Kitab Safinatun Najah karya Syekh Salim bin Samir Al Hadrami”

3. Adapun materi kependidikan dan kepengasuhan terbagi kepada 5 lingkup dan di isi oleh pemateri yang berbeda, diantaranya adalah:

a) “Pendidikan dan Pengasuhan Berbasis Fitroh” oleh: Ustadz. Yusuf Utsman Baisa, Lc.

b) “Implementasi Kepengasuhan Berbasis Fitroh” oleh: Ustadz. Ahmad Muslih, Lc., M.Pd

c) “Aspek Kepengasuhan Berbasih Fitroh” oleh: Ustadz. Muhammad Zainuddin, M.Pd

d) “Pornografi dan LGBT: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya” oleh: Ustadz. Ahmad Syarif, S.Psi

e) “Leadership, Counseling dan Modelling with NLP (Neuro Linguistic Program)” oleh: Ustadz. Kartiko Adi Pramono, Dipl.Ing.HTL., MNLP, ACMC.

Alhamdulillah para pemateri adalah mereka yang berkompeten dalam bidangnya, dan tentu ini merupakan ilmu dan pelajaran emas yang bermanfaat bagi para mustami’in[2] peserta acara dauroh Syar’iyyah wa Tarbawiyyah tahun 2019. Dan acara ini juga merupakan acara perdana yang diselenggarakan oleh pesantren al wafi ibs walhamdulillah tentunya akan menjadi pengalaman menarik bagi para panitia dan menjadi bahan pelajaran evaluasi untuk kedepannya, Aamiin.

Dag dig dug, uniknya, ternyata syekh Muhammad Salim Buhairi yang penulis lihat di channel youtube minggu lalu dan sempat penulis foto laptop penulis sendiri saat mendengar kajian beliau di youtube, ternyata beliau juga sebagai pemateri khusus dalam acara dauroh ini, subhanallah penulis terharu dan bahagia, bagaimana tidak? Syekh Muhammad Salim Buhairi yang baru saja penulis lihat hanya di dunia maya akan hadir di dunia nyata di acara dauroh ini. Penulis berharap bisa kenal lebih dekat dengan beliau, karena kebiasaan penulis ketika di mesir adalah bermu’amalah dengan para mishriyyin, juga waafidin[3] baik dari negeri jiran Malaysia, atau Thailand, Turky, Tazekistan, Muslim Rusia, Muslim China, Muslim Amerika, dan berbagai negara lainnya, dan juga penulis sering bermulazamah[4] kepada ulama/masyaikh, dengan himmah semangat yang tinggi dalam hati dan jiwa raga penulis untuk talaqqi menuntut adab dan juga ilmu kepada manbaul ilmi / pusatnya ilmu yaitu para ulama dan masyikh, dan itu adalah tujuan utama penulis berangkat ke negeri kinanah, negeri para nabi, negeri para ulama, negeri seribu menara, (ummu ad-dunya) “ibunda dunia” itulah gelar serta sebutan dari negara Mesir al-habibah.

Sampai saat ini Mesir menjadi destinasi menarik para peneliti dan turis dunia, selain menjadi tujuan para pencari ilmu agama (Islam). Bahkan Mesir dengan sejarah panjangnya diabadikan dalam Al-Qur’an. Berikut adalah salah satu kutipan ayat yang menyebutkan kata Mesir dalam al-Qur’an al-Karim:

1. (Q.S Yunus 10 : ayat 87)

Allah Ta’ala Berfirman: “Dan kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”

Ayat ini memerintahkan kepada Musa dan saudaranya untuk menjadikan rumah-rumah mereka di Mesir sebagai tempat tinggal sekaligus tempat shalat menghadap kiblat. Menurut Mujahid (seperti dikutip Al-Qurthubi dan Al-Thabari), kata “Mesir” yang dimaksud dalam ayat ini adalah Iskandariah. Sedang menurut Al-Dhahhak yang dimaksud adalah negeri Mesir itu sendiri. Menurut Al-Qurthubi dalam tafsirnya “al-Jami’ li Ahkaam al-Qur’an” menyatakan Mesir terletak antara laut dan kota Aswan, sedangkan Iskandariah (Alexandria) merupakan bagian dari bumi Mesir.

[1] Seminar ilmu-ilmu Islam dan ilmu-ilmu kependidikan serta kepengasuhan.

[2] Pendengar (peserta dauroh).

[3] Waafidin adalah sebutan bagi para pendatang dan penuntut ilmu dari berbagai belahan negara yang ingin belajar di masjid al-azhar dan universitas al-azhar.

[4] Mulazamah diambil dari kata berbahasa Arab, لازم – يلازم yang berarti ‘menemani’ atau ‘tinggal bersama’. Kata ini biasa digunakan oleh para ulama untuk menggambarkan seorang murid yang belajar dan tinggal bersama gurunya.